Dalam melakukan dan memberikan tes Binet (Tes Stanford-Binet), ada
beberapa prosedur dan administrasi yang harus dilakukan. Prosedur dan
Administrasi ini harus di perhatikan dengan seksama bagi seorang tester, agar
tidak terjadi hal-hal tidak diinginkan. Apalagi, prosedur dan
pengadministrasian tes Binet sangat mempengaruhi validitas hasil tes. Sedikit
saja hal-hal yang menyimpang dari prosedur baku yang telah ditetapkan, akan
mempengaruhi hasil yang signifikan.
Berikut prosedur urutan administrasi tes Binet:
PROLOG:
- Ucapkan Terima Kasih (Pembukaan)
- Menjelaskan tujuan pemeriksaan psikologis
- Menjelaskan prosedur pemeriksaan
- Penjelasan tentang alat yang akan digunakan
- Prosedur ijin kebelakang
- Menanyakan kesiapan testee
- Etika hasil
- Mengecek alat-alat yang akan digunakan
- Melaksanakan tes binet
- Melakukan scoring tes binet
- Membuat laporan
Prosedur Testing Individual
- Seorang tester dituntut mahir, terampil dalam menggunakan alat tes dalam penyajian dan penyekoran (karena rumit) maka seorang tester harus pengalaman dengan alat tes. Apabila ragu-ragu akan mempengaruhi hasil tes terutama rapport (hubungan baik antara tester & testee), sehingga testee mau berusaha semaksimal mungkin dalam mengerjakan tes.
- Harus disesuaikan dengan buku petunjuk atau manual alat tes, yg biasa di sebut buku pegangan. Sedikit perubahan akan mempengaruhi hasil tes.
Tugas Tester
- Mengevaluasi apa yang dilakukan subjek tertentu pada kondisi yang telah ditentukan.
- Penyekoran tes Stanford-Binet harus diskor selama penyajian, sedangkan konsultasi dengan kunci penyekoran setelah selesai penyekoran.
Mempertahankan validitas dalam penyajian tes ini ada 3 hal penting yang
harus diperhatikan:
- Prosedur baku harus diikuti
- Tercipta dan terpeliharanya hubungan baik (rapport) agar testee mengusahakan semaksimal mungkin
- Penyekoran respon yang tepat. Agar mampu bekerja efisien dan spontan harus banyak latihan. Apabila salah satu tipe soal terjadi penolakan dilewati, setelah selesai diulangi.
Prinsip umum dalam pelaksanaan tes, yaitu:
- Seorang tester boleh mengulangi pertanyaan lebih dari satu kali, tapi sedapat mungkin pertanyaan tersebut jangan diulangi.
- Apabila testee tidak mengerti pertanyaan yang diajukan, maka tester bisa menjelaskan bagian terpenting dari pertanyaan tersebut.
- Untuk tes ingatan tidak perlu diulang.
- Suatu perkecualian apabila jawaban subjek salah mengerti yang disebabkan oleh ucapan testee kurang jelas atau pendengaran subjek kurang baik, maka pertanyaan bisa diulang.
- Apabila jawaban yang diberikan meragukan dalam penyajian tes, maka perlu dilakukan inquiry atau meminta penjelasan lebih lanjut dari jawaban yang diberikan oleh testee.
- Skor (+) hanya apabila subjek tahu arti standard atau baku, walaupun jawaban lain mugkin betul.
CARA MEMELIHARA RAPPORT
- Seorang tester diharapkan mencurahkan sebagaian besar perhatian pada testee, agar tstee merasa enak. Tanpa kerjasama dari testee sulit mendapatkan hasil yang valid
- Untuk mendapatkan rappor yang baik tergantung pada anak. Tegur-sapa yang baik, tidak canggung melihat orang yang 1 kali dikenal.
Ada beberapa cara yang halus dan baik untuk memelihara rapport ini seperti:
- Dengan senyum dan pengertian
- Ucapan penghargaan setelah testing selesai
- Seorang tester tidak boleh menunjukan rasa ketidak-puasan terhadap testee
- Jangan dibiasakan seorang tester mendapat jawaban yang mendorong-dorong.
Referensi:
Anne Anastasi, Susana Urbina. (2007). Tes Psikologi edisi ketujuh.
Jakarta : PT Indeks
Roid, Gale H. & Barram, R. Andrew. (2004). Essentials of
Stanford-Binet Intelligence Scale (SB5) Assessment. John Wiley & Sons, Inc.
Tags
Tes Binet