Tes Binet memberikan klasifikasi IQ seperti yang
tergambarkan pada bentuk kurva normal, dari paling rendah hingga paling tinggi.
Berikut Tabel Klasifikasi IQ Tes Binet (menurut
L.M. Terman dan Maud A. Merrill):
IQ
|
Kategori
|
> 140
|
Verry superior
|
120 - 139
|
Superior
|
110 - 119
|
Rata-rata atas (high average)
|
90 - 109
|
Rata-rata
|
80 - 89
|
Rata-rata bawah (low avarage)
|
70 - 79
|
Borderline defective
|
< 69
|
Cacat mental (mentally devective)
|
Berikut penjelasan detail mengenai kondisi tiap
level IQ berdasarkan klasifikasi tes Binet.
IQ 0 - 19 =
IDIOT
Idiot (idiocy) adalah suatu istilah yuridis dan
paedagogis, yang diperuntukkan bagi mereka yang lemah pikiran tingkat paling
rendah. Menurut para ahli, kira-kira sekali pada dua ribu kelahiran, terjadi
idiocy. Semua bentuk idiocy perlu dilembagakan, dirawat oleh para dokter dan
pekerja-pekerja sosial, sebab, apabila dipelihara dirumah ia merupakan beban
yang tidak ringan, baik bagi orang tuanya maupun bagi para anggota keluarga
yang lain.
Ciri-ciri idiocy antara lain:
- Fisiknya lemah tidak tahan terhadap penyakit, dan tidak mengenal bahaya; karena itu orang-orang seperti ini umurnya tidak panjang.
- Beberapa idiot dapat belajar berjalan tetapi pada umumnya mereka tidak mampu dan harus tetap tinggal berbaring selama hidupnya.
- Tidak mengenal rasa senang dan sakit.
- Tidak bisa berbicara dan hanya mengenal beberapa kata saja.
- Ada yang garang dan bersifat destruktif, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap sekelilingnya.
IQ 20 - 49 = Embicile
seperi halnya idiot, mereka yang embicile juga
perlu ditempatkan dalam lembaga. Sebab, di lembaga inilah mereka akan belajar
berbicara, makan sendiri, Dn berpakaian sendiri, menyapu memelihara kebun serta
keterampilan sederhana lainnya. Sebagian terbesar dari mereka ditempatkan di
lembaga lewat pengadilan. Itulah sebabnya para psikolog berpendapat bahwa
anak-anak semacam itu sebaiknya tidak ditempatkan di sekolah-sekolah, tetapi di
lembaga-lembaga, sebelum potensi kejahatannya berkembang.
Ciri-ciri embicile antara lain:
- Tidak dapat di didik di sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak normal.
- Walaupun dapat mengurus dirinya sendiri mereka masih memerlukan pengawasan yang teliti dan memerlukan kesabaran.
- Pada waktu bayi, mereka sangat tidak responsif dan apatis sekali.
- Mereka umumnya baru bisa berjalan pada usia tiga atau empat tahun, dan pada umur lima tahun mereka berbicara.
- Kebiasaan makan dan keberhasilannya terbelakang tiga sampai empat tahun.
- Mereka dapat diajari mengenal bahaya, seperti bahaya api, bahaya tenggelam di air yang dalam dan sebagainya.
IQ 50 - 69 = Moron
Moron merupakan problem terbesar masyarakat. Pada
masa dewasa, moron dianggap memiliki kecerdasan yang sederajat dengan
kecerdasan anak-anak yang berusia 7-10 tahun. Tingkat intelegensinya bergerak
antara 50-70.
Ciri-ciri moron antara lain:
- Di sekolah, mereka jarang bisa mencapai lebih dari kelas lima.
- Sampai pada tingkat tertentu, mereka dapat belajar membaca menulis, dan berhitung dalam perhitungan-perhitungan yang sederhana
- Mereka dapat mempelajari pekerjaan rutin dan bisa terus menerus melakukan pekerjaan itu selama tidak mengalami perubahan yang berarti.
- Angka pelanggaran hukum adalah tertinggi diantara gadis-gadis yang moron : para pencuri dan pelacur sering berasal dari golongan moron ini.
- Mereka juga memiliki dorongan, keinginan dan emosi yang normal , tetapi tidak mempunyai kecerdasan untuk mengontrol atau meramalkan akibat perbuatannya.
IQ 70 - 79 = Inferior
Ini merupakan kelompok tersendiri dari individu
terbelakang. Kecakapan pada umumnya hampir sama dengan kelompok embicile, namun
kelompok ini mempunyai kecakapan tertentu yang melabihi kecerdasannya; misalnya
dalam bidang musik.
Mereka yang termasuk kelompok inferior memiliki
tingkat kecerdasan di bawah kelompok normal dan bodoh serta di atas kelompok
terbelakang. Kelompok ini bisa memelihara dirinya sendiri dan dengan susah
payah mereka dapat mengerjakan sejumlah kecil pekerjaan atau pelajaran sekolah
lanjutan pertama, tetapi jarang atau sukar untuk menyelesaikan kelas terakhir
SLTP.
IQ 80 - 89
= Bodoh
Pada umumnya kelompok mini ini agak lambat dalam
mencerna pelajaran di sekolah. Meskipun demikian mereka dapat menyelesaikan
pendidikannya pada tingkat SLTP, namun agak sulit untuk menyelesaikan
pendidikan SLTA.
IQ 90 - 109
= Normal/Rata-rata
Kelompok ini merupakan kelompok yang terbesar
persentasenya diantara populasi. Mereka mempunyai IQ yang sedang, normal, atau
rata-rata.
IQ 110 - 119
= Pandai
Kelompok ini pada umumnya mampu menyelesaikan
pendidikan tingkat universitas atau perguruan tinggi. Jika bersatu dengan
kelompok normal, mereka biasanya merupakan "repid learner" atau
"giveted", yaitu pemimpin dalam kelasnya.
IQ 120 - 129
= Superior
Ciri-ciri kelompok superior ini, antara lain:
lebih cakap dalam membaca, berhitung; pembendaharaan bahasanya luas, cepat
memahami pengertian yang abstrak, dan mempunyai pengetahuan yang lebih luas
dibanding dengan orang – orang yang termasuk kelompok pandai. Demikian pula
dengan kesehatannya dan ketahanannya lebih baik dari pada orang-orang normal.
IQ 130 – 139
= Sangat superior
Kelompok ini termasuk kelompok superior yang
berbeda pada tinggkat tertinggi dalam kelompok tersebut. Umumnya, tidak ada
perbedaan yang mencolok dengan kelompok superior.
IQ 140 - 179
= Gifted
Yang termasuk dalam golongan ini adalah mereka
yang tidak genius, tetapi menonjol dan terkenal. Bakatnya sudak nampak sejak
kecil dan prestasinya, biasanya, melebihi teman sekelasnya. Jika dibandingkan
dengan orang normal, adjustment-nya terhadap berbagai problem hidup lebih baik.
Sekitar 80 persen diantara mereka dapat menyelesaikan study di perguruan tinggi
dengan prestasi yang memuaskan. Jabatan yang di pegangnya pun banyak, dan
jarang sakit atau meninggal pada usia muda.
IQ 180
keatas = Genius
Pada kelompok ini bakat dan keistimewaanya telah
tampak sejak kecil. Misalnya usia 2 tahun mulai belajar membaca, dan pada umur
4 tahun belajar bahasa asing. Kelompok ini mempunyai kecerdasan yang sangat
luar biasa. Walaupun tidak sekolah, mereka mampu menemukan dan memecahkan suatu
masalah. Jumlahnya sangat sedikit, namun terdapat pada pada semua ras bangsa
dan bangsa, semua jenis kelamin , serta dalam semua tingkatan ekonomi. Contoh
orang –orang jenius, antara lain: Jhon mill (IQ 200), Francis Galton (IQ 200),
dan Goethe (IQ 185). Para psikolog klinis umumnya berpendapat bahwa mereka akan
mengalami problem-problem khusus dalam perkambangan sosial dan emosinya.
Referensi:
Anne Anastasi, Susana Urbina. (2007). Tes
Psikologi edisi ketujuh. Jakarta : PT Indeks
Atkinson, Rita L.,et al., Pengantar Psikologi,
jilid 2, Edisi Kesebelas, penerjemah Widjaja Kusuma, Batam: Interaksara
Azwar, Saifuddin, 2006. Pengantar Psikologi
Inteligensi. Edisi I, Cetakan V. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Gregory, Robert J. (2010). Tes Psikologi.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Jeanne Ellis Ormrod. (2008). Psikologi
Pendidikan,edisi keenam: Erlangga
Saifuddin Azwar. (1996). Psikologi Inteligensi,
edisi 1: Pustaka Pelajar
John W. Santrock. (2011) Psikologi Pendidikan,
edisi kedua: Kencana predia media group
Tags
Tes Binet