![]() |
Penerapan
teori Struktural Fungsional dalam konteks keluarga terlihat dari struktur dan
aturan yang ditetapkan. Dinyatakan oleh Chapman (Herien, 2009), bahwa keluarga
adalah unit universal yang memiliki peraturan, seperti peraturan untuk
anak-anak agar dapat belajar untuk mandiri. Tanpa aturan atau fungsi yang
dijalankan oleh unit keluarga, maka unit keluarga tersebut tidak memliliki arti
yang dapat menghasilkan suatu kebahagiaan. Bahkan dengan tidak adanya peraturan
maka akan tumbuh atau terbentuk suatu generasi penerus yang tidak mempunyai
kreasi yang lebih baik dan akan mempunyai masalah emosional serta hidup tanpa
arah.
Menurut
Leslie dan Korman (Ihromi, 2004), diantara Sosiolog Amerika pendekatan
Fungsional Struktural paling sistematis diterapkan dalam kajian terhadap
keluarga oleh Talcot Parsons. Penerapan teori ini pada keluarga oleh Parsons
adalah sebagai reaksi dari pemikiran-pemikiran tentang melunturnya atau
berkurangnya fungsi keluarga karena adanya modernisasi.
Keluarga
menurut Parsons (Herien, 2009), keluarga diibaratkan sebuah hewan berdarah
panas yang dapat memelihara temperatur tubuhnya agar tetap konstan walaupun
kondisi lingkungan berubah, Parsonian tidak menganggap keluarga adalah statis
atau tidak dapat berubah. Menurutnya, keluarga selalu beradaptasi secara mulus
menghadapi perubahan lingkungan. Kondisi ini disebut ”keseimbangan dinamis”.
Dalam
pandangan teori Struktural Fungsional, dapat dilihat dua aspek yang saling berkaitan
satu sama lain yaitu aspek struktural dan aspek fungsional.
Aspek struktural
Ada tiga elemen utama dalam struktur
internal yaitu: status sosial, fungsi sosial dan norma sosial yang ketiganya
saling kait-mengkait. Berdasarkan status sosial, keluarga inti biasanya distruktur oleh tiga struktur utama yaitu:
suami, istri dan anak-anak. Struktur ini dapat pula berupa figur-figur seperti
pencari nafkah, ibu rumah tangga, anak-anak balita, anak remaja dan lain-lain.
Keberadaan status sosial ini penting karena dapat memberikan identitas kepada
anggota keluarga seperti bapak, ibu dan anak-anak dalam sebuah keluarga, serta
memberikan rasa memiliki karena ia merupakan bagian dari sistem keluarga.
Keberadaan status sosial secara instrinsik menggambarkan adanya hubungan
timbal- balik antar anggota keluarga dengan status sosial yang berbeda.
Aspek fungsional
Aspek fungsional sulit dipisahkan dengan
aspek struktural karena keduanya saling berkaitan. Arti fungsi di sini
dikaitkan dengan bagaimana subsistem dapat berhubungan dan dapat menjadi sebuah
kesatuan sosial. Keluarga sebagai sebuah sistem mempunyai fungsi yang sama
seperti yang dihadapi oleh sistem sosial yang lain yaitu menjalankan
tugas-tugas, ingin meraih tujuan yang dicita-citakan, integrasi dan solidaritas
sesama anggota, memelihara kesinambungan keluarga. keluarga inti maupun sistem
sosial lainnya, mempunyai karakteristik yang hampir sama yaitu ada diferensiasi
peran, struktur yang jelas yaitu ayah, ibu dan anak-anak.
Posting Komentar