Penggunaan WISC (Intelligence Scale for Children)

Pemberian skor pada subtes WISC-R didasarkan atas kebenaran jawaban dan waktu yang diperlukan oleh subjek dalam memberikan jawaban yang benar tersebut. Skor tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk angka standar melalui table norma sehingga akhirnya diperoleh satu angka IQ-deviasi untuk skala verbal, satu angka IQ-deviasi untuk keseluruhan skala.

Setelah melakukan test, akan dibuat profil berdasarkan skala Bannatyne dari skor masing-masing subtes. Profil ini menunjuk pada empat kelompok kemampuan yaitu; (1) Kemampuan spatial yang mencakup skor pada subtes-subtes yaitu melengkapi gambar, rancangan balok, dan merakit objek; (2) Kemampuan konsep yang meliputi skor pada subtes-subtes pengertian, persamaan, dan perbendaharaan kata; (3) Pengetahuan serapan yang meliputi skor pada subtes subtes informasi, hitungan, dan perbendaharaan kata; dan (4) Kemampuan mengurutkan yang mencakup skor pada subtes-subtes rentang angka, mengatur gambar, dan coding.

Melalui profil tersebut dapat memberikan gambaran secara umum bagaimana kemampuan seorang anak serta dapat digunakan untuk mendeteksi kesulitan belajar anak (Andayani, 2001). Beberapa penelitian juga telah menggunakan WISC untuk mengungkap gejala-gejala gangguan klinis pada anak, di antaranya seperti main brain disfunction/brain damage, emotional disturbance, learning disabilities, anxiety, delinquency, dan lain-lain.

Tes WISC ini memang diperuntukkan bagi anak – anak usia lanjut. Subtes–subtes yang dikembangkan disesuaikan untuk anak – anak usia sekolah dimana kecerdasan mereka telah berkembang. Namun seperti yang sudah disebutkan tes ini memiliki kelemahan dalam teori penjelasan dan membuat subtes kemampuan yang dimiliki anak sama dalam setiap tingkatan umur.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال