Anatomi Kerang (Bivalvia)

Kerang memiliki struktur anatomi yang mudah dibedakan dengan hewan lainnya. Pada kerang, mulut terdapat pada ujung anterior massa viseral, terbuka dari ruang mantel. Mulut dengan palps (lembaran berbentuk seperti bibir), tidak memiliki radula. Esofagus pendek, terus kelambung, intestinum panjang sebagian melingkar dalam kaki, dan terbuka pada anus yang terletak dekat sifon ekskuren. Insang umumnya lempengan berjumlah satu atau dua pasang dilengkapi silis untuk filter feeding (makan dengan menyaring larutan), kepala tidak ada, organ reproduksinya biasanya berumah dua. Beberapa jenis bersifat protandri, gonad terbuka ke dalam rongga mantel, larva berupa veliger atau glocchidium.

Bivalvia jenis tertentu melekatkan diri ke substrat dengan menggunakan byssus berupa benang-benang kuat yang dihasilkan oleh kelenjar dalam kaki. Kerang dapat berpindah tempat dengan menarik byssus dari tempatnya menempel dengan menggunakan otot retraktot byssus. Ada jenis tertentu tidak dapat berpindah tempat, karena dalam proses pembentukan cangkang tepi mantel menghasilkan perekat untuk melekatkan ke substrat yang kemudian mengeras. Bivalvia dengan cara hidup menempel, kaki kerang tidak berfungsi untuk merayap sehingga kaki mengecil.

Cangkang kerang disatukan oleh satu engsel yang bersifat elastis disebut ligamen dan mempunyai dua otot yaitu aduktor dan reduktor, yang berfungsi untuk membuka dan menutup kedua belahan cangkang (Barnes, 1994). Menurut Prawirohartono (2003) cangkang kerang terdiri dari 3 lapisan, antara lain:

  1. Periostrakum adalah lapisan terluar, tipis, gelap dan tersusun atas zat tanduk yang berfungsi untuk melindungi organ tubuh;
  2. Prismatik adalah lapisan tengah yang tebal, tersusun atas kristal-kristal CaCO3 berbentuk prisma;
  3. Nakreas adalah lapisan terdalam disebut juga lapisan mutiara, tersusun atas kristal CaCO3 yang halus dan berbeda dengan kristal-kristal pada lapisan prismatik. Lapisan tipis tersebut membuat cangkang menebal saat hewan bertambah tua.

Mantel dalam cangkang kerang dilekatkan oleh sederetan otot yang meninggalkan bekas melengkung yang disebut garis mantel. Fungsi dari permukaan luar mantel adalah mensekresi zat organik cangkang dan menimbun kristal-kristal kalsit atau kapur. Perbedaan yang khas dari masing-masing permukaan cangkang, lekukan dan tonjolan yang tersusun sedemikian rupa dapat menjadi petunjuk identifikasi morfologi kerang sampai ke tingkat jenis (Barnes, 1994).

Kelompok hewan kerang mempunyai cara makan dengan menyaring (filter feeding) bahan organik yang tersuspensi di perairan dengan menggunakan sifons yang ada pada insangnya. Fungsi lain pada insang kerang dapat sebagai organ untuk pertukaran gas atau alat pernafasan. Kerang dapat menyeleksi partikel makanan yang akan difiltrasi dan dimakan, hal ini dikarenakan masing-masing sifons kerang memiliki sensor dan perilaku berbeda terhadap partikel makanan (Bachok et al., 2006).

Beberapa jenis kerang yang hidup di tipe habitat berbeda akan memiliki adaptasi alat gerak berbeda. Alat gerak kerang yang sesil atau menempel pada substrat akan mempunyai benang byssus yang berfungsi untuk menempel dengan sangat erat pada substrat. Sedangkan kerang yang hidup di substrat dasar perairan, organ kaki akan lebih berkembang dan tidak memiliki byssus. Kakinya berbentuk seperti kapak yang lebar untuk membenakan diri dan bergerak. Adaptasi alat gerak hewan kerang mengalami perkembangan yang tergantung pada kedalaman hidup di bawah substrat (Campbell et al., 2003).

Kerang memiliki peredaran darah terbuka yaitu darah dari jantung ke sinus organ, ginjal, insang dan kembali ke jantung. Darah kerang biasanya tidak berwarna, kecuali kerang darah (Anadara sp.) dari famili Arcidae karena spesies ini memiliki darah yang mengandung hemoglobin (Gosling, 2004).

Pembuahan kerang umumnya eksternal yang di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu air, salinitas, pasang surut dan zat yang dihasilkan oleh gamet lawan jenisnya. Pembuahan eksternal menghasilkan larva trochopore, kemudian menjadi veliger yang berenang bebas sebagai meroplankton. Veliger mempunyai dua keeping cangkang, masa hidup larva veliger sebagai plankton bervariasi dari beberapa hari hingga beberapa bulan sebelum menempel atau menetap di substrat.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال