KARAKTERISTIK INDIGENOUS PSYCHOLOGY


Indigenous psychology
adalah kajian tentang perilaku atau pikiran asli (native) manusia, yang bukan berasal dari budaya atau wilayah lain yang dirancang untuk masyarakatnya (Kim, 2010). Untuk mengkaji aspek-aspek indigenous psychology dalam konteks alamiahnya Kim menganjurkan untuk menelaah pengetahuan, keterampilan dan kepercayaan orang tentang dirinya dan budanya. Teori, metode dan konsep yang dikembangkan agar berkonsentrasi dengan fenomena psikologis. Kim menganjurkan untuk menelaah secara eksplisit isi dan konteks penelitian.
Menurut Uichol Kim, at.all (2010), untuk mendapatkan ilmu yang taat, sistematik, dan universal, yang dapat diverifikasi secara teoritik dan emprik, ada 10 (sepuluh) karakteristik yang harus pada Indigenous Psychology sebagai disiplin Ilmu, yaitu sebagai berikut:
  1. Indigenous psychology menekankan menelaah fenomena psikologis dalam konteks keluarga, sosial, politik, filosofis, historis, religious, kultural, dan ekologis. Hal ini menguji bagaimana orang memandang diri mereka, berhubungan dengan orang lain dan mengelolah lingkungan mereka.
  2. Indigenous psychology bukanlah studi tentang orang pribumi (native), kelompok etnik atau orang yang hidup dinegara-negara Dunia Ketiga. Penelitian Indigenous tidak sama dengan studi antropologi terhadap orang “eksotik” yang hidup dipedalaman. Indigenous psychology dibutuhkan untuk semua kelompok kultural, pribumi dan etnik, termasuk negara-negara yang sedang berkembang secara ekonomis, negara-negara yang baru menjadi negara industri, dan negara-negara yang sudah maju secara ekonomi.
  3. Indigenous psychology tidak menghalangi pemakaian metode tertentu. Indigenous psychology adalah bagian dari tradisi ilmu pengetahuan yang salah satu aspek pentingnya pekerjaan ilmiah menemukan metode-metode yang tepat untuk fenomena yang sedang diinvestigasi. Indigenous psychology menganjurkan penggunaan berbagai metode (kuantitatif, kualitatif, eksperimen, komparatif, multi methods, ataupun analisis filosofis). Hasil-hasil dari multi methods seharusnya diintegrasikan untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang fenomena psikologis.
  4. Asumsi bahwa orang pribumi atau orang dalam (insiders) disebuah budaya yang dapat memahami fenomena indigenous dan kultural dan bahwa orang luar (outsider) hanya memiliki pemahaman yang terbatas. Meskipun seorang lahir dan dibesarkan disebuah masyarakat tertentu bisa menjadi insight tentang fenomena indigenous, tetapi hal itu mungkin tidak selalu terjadi. Sudut pandang internal maupun eksternal perlu dalam memberikan pemahaman yang komprehensif dan terintegrasi tentang fenomena psikologis.
  5. Indigenous psychology berbeda dengan konsep psikologi naif (teori atribusi) oleh Fritz Heider (1958). Teori atribusi merupakan teori yang mempelajari tentang perilaku seseorang dan mengetahui mengapa seseorang berperilaku demikian. Di dalam teori atribusi dijabarkan mengenai pembagiannya yaitu atribusi internal dan atribusi eksternal. Dalam perilaku manusia dipengaruhi oleh dua aspek yaitu aspek lingkungan dan dirinya sendiri. Karenanya dalam menganalisis dan memberikan deskripsi tentang perilaku seseorang kita harus melihatnya dari dua aspek tersebut. Kesalahan dalam teori atribusi adalah penilaian yang cenderung subjektivitas dan menekankan pada satu objek saja. Padahal orang mempunyai pemahaman yang kompleks dan rumit tentang dirinya dan dunia sosialnya.
  6. Konsep-konsep Indigenous telah dianalisis sebagai contoh-contoh dari indigenous psychologies. Seperti konsep philotimo (orang yang sopan, berbudi, dapat diandalkan dan dibanggakan) di Yunani. Anasakti di India, Amae di Jepang, Kapwa (identitas sama dengan orang lain) di Filipina, Jung (kelekatan dan afeksi yang mendalam). Konsep-konsep ini telah dianalisis dari berbagai sindrom budaya. Indigenous psychology adalah bagian dari sebuah tradisi ilmiah yang menganjurkan multiple perspectives (bukan multiple psychologies), yang berusaha menemukan pengetahuan psikologi yang berakar dalam konteks budaya. Pengetahuan ini dapat dasar penemuan psychological universal dan dapat memberikan kontribusi pada kemajuan psikologi dan ilmu pengetahuan.
  7. Banyak pakar indigenous psychology yang mencari buku-buku filsafat atau keagamaan untuk menjelaskan fenomena indigenous. Mereka menggunakan philosophical treaties (seperti confusion classic) atau buku keagamaan (Al Qur’an atau Wedha) sebagai penjelasan fenomena psikologis.
  8. Indigenous psychology diidentifikasi sebagai bagian tradisi ilmu budaya. Berbeda dengan ilmu fisika dan bilogi, orang tidak sekedar bereaksi atau beradaptasi dengan lingkungan, tetapi mereka mampu memahami dan mengubah lingkungannya, orang lain dan dirinya. Oleh karena manusia adalah agen perubahan, maka manusia menjadi subjek dan sekaligus objek penelitian.
  9. Indigenous psychology menganjurkan mengaitkan antara humanitas (misal filsafat, sejarah, agama, kesusastraan, yang difokuskan pada pengalaman manusia) dengan ilmu-ilmu sosial (yang difokuskan pada pengalaman analitis, analisis empiric, dan verifikasi). Disamping analisis teoritik dan empiric teori-teori psikologi, ide-ide dari ilmu filsafat, sejarah dan agama dapat memberikan pengetahuan dan insight yang berharga.
  10. Titik awal penelitian dalam indigenous psychology (indigenization from without dan indigenization from within). Indigenization from without melibatkan mengambil teori, konsep dan metode psikologi yang sudah ada dan memodifikasi mereka agar cocok dengan konteks budaya lokalnya. Contoh contoh penelitian indigenization from without (pendekatan etic yang diambil dari psikologi lintas budaya, penelitian-penelitian psikologi budaya dan indigenisasi). Sedangkan indigenization from within, teori, konsep, dan metode dikembangkan secara internal dan informasi indigenous dianggap sebagai sumber utama pengetahuan.
Itulah kesepuluh karakteristik disiplin ilmu Indigenous Psychology. Indigenous Psychology berbeda dengan Psikologi Lintas Budaya. Jika psikologi lintas budaya membandingkan budaya satu dengan budaya lainnya, sehingga analisis konsep psikologi suatu budaya tidak terlalu penting (tidak dalam). Pada Indigenous Psychology konsep psikologi yang ada dalam suatu budaya, kultur, dan agama menjadi objek utama dari kajian psikologi.
References:
Disari dari Uichol Kim, Kuo-Shu Yang & Kwang-Kuo Hwang, (2006) Handbook of Indigenous and Cultural PsychologyUnderstanding People In Context. USA. Springer.com)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال