SEJARAH TES STANFORD-BINET

Tes Stanford-Binet tidak lepas dari nama seorang  psikolog Prancis yang bernama Alfred Binet (1957 – 1911), yang merupakan pencipta Tes IQ yang praktis pertama kali. Pada tahun 1905, Binet mendapatkan sebuah tugas dari pemerintah untuk mendeteksi anak-anak yang memiliki kecerdasan terbelakang. Binet berasumsi bahwa kecerdasan dapat diukur melalui tugas-tugas yang menggunakan penalaran dan pemecahan masalah bukan pada keterampilan motorik (fisik).
Prinsip-prinsip yang mendasari penyusunan tes Stanford-Binet, oleh Binet adalah sebagai berikut:
  • Fungsi inteligensi yang utam ada 3, yaitu (a) untuk menilai, (b) untuk memakai, (c) untuk menalar. Menurut Binet anak yang embisil atau moron kurang didalam menilai, tetapi untuk tuna rungu & tuna netra tidak.
  • Kecerdasan meningkat sesuai perkembangan usia.
  • Kecerdasan dapat diketahui atau diukur dengan menggunakan beberapa macam tugas.
Dalam melakukan tugasnya ini, Binet  bekerja sama dengan ahli psikologi prancis theodore Simon yang kemudian menerbitkan skala Binet-Simon yg pertamanya. Skala ini, yang dikenal sebagai skala 1905, tes Standford-Binet memiliki  30 masalah atau tes yang diatur dalam urutan tingkat kesulitan yang makin tinggi. Tingkat kesulitan ditentukan secara empiris dengan menyelengarakan tes pada 50 anak normal berusia 3 sampai 11 tahun. Dan pada sejumlah anak terbelakang mental dan orang dewasa.
Dari 30 item tes, selain mengukur kemampuan mental juga mengukur aspek fisiologi, seperti: 
  • Tes koordinasi antara penglihatan dengan gerakan kepala
  • Tes mengenai pegangan tangan membawa suatu benda lalu dimasukan kedalam mulut
  • Tes membedakan objek yang dimakan dan tidak dimakan
  • Kemampuan untuk mengikuti instruksi-instruksi yang sederhana dalam bentuk gambar
  • Membandingkan panjang garis
  • Tes mengulang tiga angka
  • Kemampuan untuk membuat kalimat dengan kata-kata abstrak
  • Menyebut nama-nama benda dalam bentuk gambar.
Tes tes ini dirancang sehinga mencakup rentang fungsi-fungsi yang luas, yang diangap binet sebagai komponen hakiki inteligensi. Meskipun termasuk disini tes tes-tes indrawi dan persepsi proporsi muatan verbal sebenarnya jauh lebih banyak ditemukan pada skala ini ketimbang pada rangkaian tes tes lain waktu itu.
REVISI TES STANFORD-BINET
Revisi tahun 1908
Pada tahun 1908, skala kedua, jumlah tes ditingkatkan, sejumlah tes yang tidak memuaskan dari skala terdahulu dihapus, dan semua tes dikelompokkan dalam tingkatan umur atas dasar kinerja dari 300 anak normal berusia antara 3 sampai 13 tahun (dilakukan penggolongan berdasarkan usia). Dengan demikian, pada level 3 tahun ditempatkan semua tes yang sudah dilalui dan berhasil dikerjakan oleh 80 sampai 90% anak anak normal berusia 3 tahun, pada level 4 tahun, semua tes yang dilalui oleh anak-anak normal 4 tahun; dan seterusnya sampai usia 13 tahun. Skor anak pada seluruh tes bisa dirumuskan sebagai tingkatan mental yang berhubungan dengan usia anak-anak normal yang kinerjanya ia samakan.
Bahkan sebelum revisi 1908, tes Binet-simon menarik perhatian luas para psikolog diseluruh dunia. Terjemahan dan adaptasi muncul dibanyak Negara, termasuk di Amerika Serikat. Pertama kali dilakukan oleh H.H.Goddard, kemudian oleh psikolog riset di Vineland Training School (untuk anak-anak terbelakang mental).
Revisi 1911
Revisi tahun 1911 ini adalah mulai menggunakan MA. Sistem skoringnya tetap dengan memberi bobot 0 sampai 2 untuk tiap-tiap soal.
Revisi 1916
Setelah dipakai selama lima tahun dilakukan revisi lagi setelah Binet meninggal (18 oktober 1911). Revisi 1916 revisi yang paling terkenal yang dilakukan di Universitas Stanford, sehingga sering disebut Stanford-Binet Test, yang dilakukan oleh Lewis Terman dan kawan-kawan. Yang dirubah adalah item-itemnya ditambah 1/3 yang baru, tes lalu dialih bahasa dari bahasa Perancis ke bahasa Inggris. Sudah dimulai dengan metode-metode cermat, karena dikembangkan aspek psikologis secara cermat.
Didalam tes sudah mulai menggunakan IQ yang diperkenalkan oleh William Stern dengan rumus MA/CA. Sudah ada 90 item didalam pendekatan mengukur inteligensi, tidak digunakan lagi cara lama (yang menggunakan pengukuran secara terpisah-pisah), tetapi dilakukan terhadap kombinasi dengan sejumlah fungsi-fungsi mental dalam hal penyajian dan skoring sudah dirubah sehingga penyajian sudah secara obyektif. Standardisasi dengan menggunakan sampel yang diambil hati-hati supaya populasinya bisa mewakili.
Adapun revisi 1916 masih mempunyai kelemahan yaitu:
  • Validitas pengukuran inteligensi untuk tingkat menengah sangat memuaskan, tetapi untuk tingkat yang rendah yaitu MA 4 tahun dan tingkat dewasa kurang memuaskan.
  • Tes Binet terlalu banyak mengukur kemampuan verbal
Revisi 1937 (Revisi I Skala Stanford-Binet)
Revisi tahun 1937 dilakukan oleh Terman dan Meril, dengan:
  • Menempatkan satu item dalam kelompok tertentu berdasarkan proses tes yang dijawab.
  • Hasil tes Binet banyak mengukur kemampuan verbal.
  • Pada skala 37 diciptakan tes yang paralel antara lain bentuk L dan bentuk M atau form L and form M. hal itu dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi familiar item-item tes tersebut. Jumlah masing-masing bentuk adalah 129 item termasuk item pengganti. Mulai ada dewasa rata-rata, dewasa superior I & dewasa superior II. Mulai umur 2 thn, karena sebelum 2 tahun anak cepat berubah.
Revisi 1960 (Revisi II Skala Stanford-Binet)
Revisi tahun 1960 merupakan revisi terakhir hingga sekarang. Perubahan materi yang nampak digabung menjadi satu antara form L & M. Item-item dalam tes Binet dari L & M dapat digunakan dengan baik atau praktis dan objektif.
Ciri-ciri revisi1960 adalah sebagai berikut:
  • Mempersoalkan bentuk L & M. Prosedur ini dilakukan dengan cara menghindari pengulangan item-item yang digunakan dengan mengamati jumlah item pada setiap usia.
  • Digunakan bentuk-bentuk alternatif yang lebih sedikit dibanding skala 1937.
Perubahan-perubahan yang pokok menyangkut:
  • Isi/Item: menghapus item-item yg kurang memuaskan, menempatkan item-item yg baik menurut kesulitan menyesuaikan skoring pada penempatan.
  • Struktur: diketahui bahwa kelemahan tes 1937 adalah pada struktur yg sedemikian rupa sehinga rerata pada setiap IQ bervariasi diatas 100, padahal setiap rerata hrs 100. Karena hal tesebut disebabkan karena tingkat kesulitan item ditentukan bardasarkan persentasi subjek dapat menjawab item tersbut. Akan tetapi kenyataannya tidak, karena variasi persen pada item-item soal pada usia rendah cenderung lebih tinggi. Tetapi pada usia tinggi item cenderung lebih rendah. Pada skala 1960 lebih baik dari skala 1937.
  • Isi Tabel: direvisi dengan diperluas hingga usia 17 & 18 tahun. Nampaknya perubahan berdasarkan pada penelitian bahwa perkembangan kemampuan mental IQ yang diukur dengan Standar Binet masih mengalami kenaikan 1 tahun setelah 16 thn. Agar IQ yang diperoleh pada tingkat usia dapat dibandingkan dengan tingkat IQ pada usia lain dari perubahan tabel IQ .
  • Perubahan Tabel IQ : IQ pada setiap tingkat usia dapat dibandingkan satu dengan yang lain. IQ seseorang tanpa memperhatikan kesalahan pengukuran disa dianggap, tetapi kecerdasan ada perubahan. Selisih IQ pada setiap tingkat usia mempunyai arti yang sama apabila jarak atau selisih angka sama

Referensi:
Anne Anastasi, Susana Urbina. (2007). Tes Psikologi edisi ketujuh. Jakarta : PT Indeks

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال