SEJARAH TES WARTEGG

Tes Wartegg perkenalkan pertama kali oleh Miss Kinget untuk mengetahui tentang HORN – HELLERSBRG tes. Kemudian dikembangkan sekitar tahun 1930 oleh Dr. Ehrig Wartegg. Ini diketahui  dalam karyanya Gestaltung und Character. Tes Wartegg biasa juga disebut Wartegg Zeichen Test (WZT) atau The Wartegg Drawing Completion Test (WDCT) atau Drawing Completion Test (DCT). Tes ini terdiri atas 8 buah kotak berupa bentuk/gambar yang ambigu di tiap 8 kotaknya.
Dasar teori dari tes ini adalah psikologi Gestalt yang dikembangkan oleh F. Kreinger dan F. Sander di University of Lepzing. Menurut Psikolgi Gestalt bukan saja obyek yang dipersepsikan, tetapi juga subyek yang mengalami harus dianggap sebagai “struktur”. struktur ini terbentuk dari sejumlah orientasi dan disposisi yang spesifik dan dinamis yang cenderung “memberi bentuk” dan mengorganisir yang alami. Dari hasil pengolahan rangsang yang dibuat subyek dapat dilihat struktur dari subyek yang membuat.
Teori psikologi yang besar peranannya pada tes Wartegg ada Psikoanalisis. Menurut Roivainen (2009)  tes Wartegg merupakan tes yang berakar dari psikoanalisis  dan psikologi Gestalt. Berkat psikoanalisis, interpretasi tes Wartegg lebih luas, karena respon terhadap gambar merupakan proyeksi dari kepribadian. Psikologi Gestalt berasumsi bahwa keseluruhan terdiridari bagian-bagian dan bagian-bagian adalah keseluruhan, bahwa objek atau gambar dalam tes wartegg adalah sebuah kesatuan yang merupakan cerminan dari pengalaman seseorang yang menggambar.
Psikologi Gestalt dikembangkan dari Teori Psikoanalisa yang menekankan bahwa manusia dibentuk oleh pengalaman masa lalunya yang tidak bisa lepas dari dirinya saat ini. Begitupun dalam menggambar, saat subjek memunculkan respon stimulus jelas merupakan pengalaman masa lalu atau apa yang pernah ia lihat sebelumnya. Respon-respon yang muncul dalam gambar merupakan suatu ide yang dapat memunculkan ide-ide baru, hal ini terkait dengan teori psikologi asosiasi, yaitu semua gambar memiliki hubungan dengan ide-ide pertama yang muncul dan sebagai simbol-simbol tertentu merespon stimulus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, dasar teori utama yang membentuk Tes Wartegg adalah Teori Gestalt dan Teori Psikoanalisis.
Test ini kemudiaan di kembangkan oleh Wartegg seperti yang dapat dilihat pada “blank” yang dipakai sekarang. Stimulus sangat sedikit dan sebagiaan besar sangat kecil sehingga memungkinkan variasi respons yang cukup luas. Kemungkinan untuk mengkonstruksikan stimulus dalam suatu keseluruhan yang berarti menjadi lebih besar.
Dengan adanya kebebasan yang besar dalam menkonstruksikan stimulus maka semakin besar pula kemungkinan individu mengekspresikan dirinya. Materi test yang digunakan oleh wartegg juga bertujuaan untuk menghindarkan faktor-faktor yang mengancam misalnya dari sifat test yang ambigius dan asing yang mungkin menimbulkan sikap ragu-ragu, cemas, dll.
Tes Wartegg adalah sebuah tes proyeksi sederhana yang berupa setengah kertas ukuran A4 dengan delapan buah kotak yang dibatasi garis tebal. Dalam setiap kotak terdapat rangsang-rangsang tertentu yang masing-masing kotaknya akan memberikan kesan spesifik yang berbeda-beda dan tentu saja reaksi yang berbeda pula sesuai dengan kepribadian orang yang tengah diperiksa.
Ukuran segi empat (pada kotak) bertujuan untuk membantuk subyek memusatkan perhatian pada tempat yang terbatas. Pada stimulus dan ukuran ini memungkinkan semua gambar terlihat dalam satu halaman sehingga memudahkan perbandingan-perbandingan yang berhubungan dengan skor dan interpretasi hasil. Bingkai yang hitam dari segi empat juga bertujuaan untuk memusatkan perhatian subyek pada stimulus.
Sebagai contoh satu titik atau setengah lingkaran. Tugas untuk testee adalah melanjutkan gambar yang sudah ada tersebut menjadi suatu gambar baru. Hasil yang didapat kemudian dievaluasi baik secara grafologis dan simbolis. Masing-masing bidang tertentu yang tampaknya berisi aspek-aspek yang berbeda dari kepribadian. Hal ini penting untuk apa yang sejauh ini oleh subjek tes yang diterima. Seperti juga dengan tes lain dan validitas yang memadai.
Wartegg mengakui dalam menggunakan aplikasi dari psikologi membutuhkan tipologi kepribadian yang lebih rinci. Sehingga beliau mengungkapkan 4 dimensi skema dari fungsi dasar yaitu emosi, imajinasi, kecerdasan, dan aktivitas.
Tes Wartegg masih menjadi salah satu andalan alat tes yang digunakan dalam seleksi karyawan, karena sampai saat ini masih diyakini mampu menggambarkan profil kepribadian seseorang. Tes Wartegg mengungkapkan fungsi-fungsi dan aspek-aspek di dalamnya. Fungsi Emotion memiliki dua aspek, yaitu aspek Open dan Seclusive. Fungsi Imagination juga memiliki dua aspek, yaitu aspek Combinate dan aspek Creative. Fungsi Intellect memiliki dua aspek, yaitu aspek Practical dan Speculative. Fungsi Activity juga memiliki dua aspek di dalamnya, yaitu aspek Dinamic dan aspek Controlled. Hasil penelitian oleh Aulia, Kustimah dan Frerick (2007) tentang “Hubungan antara Hasil Tes Rorschach dengan Wartegg Zeihen Test (WZT) dalam Menggali Aspek Emosi dari Kepribadian” menyebutkan bahwa stimulus emosi dari lingkungan memiliki korelasi yang positif dengan eksekusi seseorang untuk memberikan respon yang menggambarkan indikator content emosi Outgoing. Hal ini menunjukkan bahwa kepribadian seseorang dapat ditinjau dari instrumen psikologi, salah satunya adalah tes wartegg.
Download artikelnya disini...
By Ardi al Maqassary
Sumber : Catatan kuliah, disari dari berbagai sumber

1 Komentar

  1. Wah ternyata ada juga yang beginian, Saya sempat bingung ini tes macam apa? tapi ternyata setelah dipelajari jadi tau apa maksud dari masing-masing gambar dan bagaimana trik menyiasati tes warteg. Penilaian tes warteg ini ternyata banyak juga.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال