Menurut Warjiyo, (2004) instrumen kebijakan
moneter yang dapat digunakan oleh Bank Sentral untuk mempengaruhi sasaran
operasional, sasaran antara dan sasaran akhir yang telah ditetapkan. Di dalam
pelaksanaan kebijakan moneter, Bank Sentral biasanya menggunakan berbagai
piranti sebagai instrumen dalam mencapai sasaran. Adapun instrumen yang
digunakan adalah Reserve Requirement (RR), Operasi Pasar Terbuka (OPT),
Fasilitas Diskonto, Foreign Exchange Intervention, dan Moral Suasion. Reserve
requirement atau biasa disingkat RR adalah ketentuan Bank Sentral yang
mewajibkan bank-bank untuk memelihara sejumlah alat likuid (reserve) sebesar
persentase tertentu dari kewajiban lancarnya. Semakin kecil persentase
tersebut, semakin besar kemampuan bank memanfaatkan reserve-nya untuk
memberikan pinjaman dalam jumlah yang lebih besar kepada masyarakat.
Sebaliknya semakin besar persentase, semakin
berkurang kemampuan bank untuk memberikan pinjaman. Oleh kerena itu, pinjaman
perbankan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar. Di
sinilah posisi RR yang dapat menjadi alat untuk menambah dan mengurangi jumlah
uang beredar.
Disamping itu penetapan besar kecilnya RR
akan berdampak terhadap suku bunga. Makin tinggi RR akan mengakibatkan suku
bunga pinjaman meningkat serta cost of loanble fund menjadi tinggi. Sebaliknya
semakin rendah RR semakin rendah pula suku bunga pinjaman (lending Rate).
Apabila Bank Sentral memandang perlu untuk mengetatkan kebijakan moneter
cadangan wajib tersebut dapat ditingkatkan, dan demikian juga sebaliknya. Bank
Sentral juga dapat bertindak sebagai lending of the last lesort. Dalam
melaksanakan fungsi ini, Bank Sentral dapat memberikan kredit atau pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah kepada bank yang mengalami kesulitan likuditas
jangka pendek yang disebabkan oleh terjadinya mishmatch dalam pengelolaan dana.
Pinjaman tersebut pada umumnya berjangka waktu maksimal 90 hari dan bank
penerima pinjaman wajib menyediakan agunan yang barkualitas tinggi dengan nilai
sekurangkurangnya sama dengan jumlah pinjaman. Untuk saat ini ketentuan
mengenai RR juga dikenal dengan cadangan wajib atau Giro Wajib Minimum (GWM)
adalah sebesar 5% dari dana pihak ketiga yang diterima bank yang wajib
dipelihara dalam rekening bank yang bersangkutan pada Bank Sentral.
Operasi pasar terbuka adalah kegiatan jual
beli surat-surat berharga oleh Bank Sentral. Dalam kaitan ini penjualan
surat-surat berharga oleh Bank Sentral akan mempunyai dampak kontraksi moneter
karena pengurangan alat-alat likuid perbankan yang akan memperkecil kemampuan
bank-bank memberikan pinjaman. Sebaliknya pembelian surat-surat berharga oleh
Bank Sentral akan membawa dampak ekspansi moneter karena peningkatan alat-alat
likuid bank-bank yang akan memperbesar kemampuannya dalam pemberian pinjaman.
OPT dilaksanakan untuk mempengaruhi likuditas
rupiah di pasar uang yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat suku bunga.
OPT dilakukan melalui dua cara, yaitu melalui penjualan Sertifikat Bank
Indonesai (SBI) danintervensi rupiah melalui Fasilitas Simpanan Bank Indonesia
(FASBI). Penjualan SBI dilakukan melalui lelang sehingga tingkat diskonto yang
terjadi benar-benar mencerminkan kondisi likuiditas pasar uang. Sementra itu,
kegiatan intervensi rupiah dilakukan oleh Bank Sentral untuk menyesuiakan
kondisi pasar uang baik likuiditas maupun tingkat suku bunga.
Fasilitas diskonto adalah kebijakan moneter
Bank Sentral untuk mempengaruhi jumlah uang beredar melalui penetapan diskonto
pinjaman Bank Sentral kapada bank-bank. Dengan menetapkan tingkat diskonto yang
tinggi diharapkan bank-bank akan mengurangi permintaan kredit dari Bank Sentral
yang pada gilirannya akan mengurangi jumlah uang beredar. Sebaliknya penetapan tingkat
diskonto yang rendah akan meningkatkan permintaan pinjaman Bank Sentral yang
selanjutnya akan menambah jumlah uang beredar.
Intervensi valuta asing adalah kebijakan Bank
Sentral untuk mempengaruhi jumlah uang beredar atau likuiditas di pasar uang
melalui jual beli valuta asing atau cadangan devisa. Apabila Bank Sentral ingin
mengetatkan likuiditas rupiah di pasar uang, Bank Sentral akan menjual cadangan
devisanya.
Sebaliknya pembelian valuta asing oleh Bank
Sentral akan meningkatkan likuiditas rupiah di pasar uang. Bank Sentral juga
dapat melakukan imbauan kepada bank-bank untuk melakukan kebijakan tertentu.
Imbauan ini bersifat tidak mengikat, tetapi sebagai lembaga yang kredibel
imbauan Bank Sentral biasanya memiliki dampak yang cukup efektif dalam
kebijakan moneter.
Tags
Industri dan Jasa