Pengendalian Vektor Nyamuk

Terdapat beberapa cara pengendalian vektor nyamuk. Beberapa usaha pencegahan dan pengendalian terhadap serangan nyamuk demam berdarah dengue tidak akan berjalan jika dilakukan secara simultan dan terpadu. Jika salah satu lingkungan saja tidak ikut berpatisipasi, lingkungan tersebut bisa menjadi sumber infeksi serangan nyamuk demam berdarah.
Usaha-usaha pencegahan dan pengendalian yang bisa dilakukan sebagai berikut (Kardinan, 2007):
Pencegahan
Usaha ini dilakukan dengan menggunakan repellent atau pengusir, misalnya lotion yang digosokkan ke kulit sehingga nyamuk takut mendekat. Banyak bahan tanaman yang bisa dijadikan lotion anti nyamuk. Hal ini yang dapat dilakukan untuk mengusir nyamuk adalah menanam tanaman yang tidak disukai serangga, termasuk nyamuk Ae. aegypti. Tanaman ini bisa diletakkan di sekitar rumah atau di dalam.
Pengendalian
Pengendalian vektor adalah semua usaha yang dilakukan untuk menurunkan atau menekan populasi vektor pada tingkat yang tidak membahayakan kesehatan masyarakat (Kusnoputranto, 2000). Menurut data dari Direktorat Pemberantasan Penyakit Menular, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, keberhasilan pencegahan penyakit DBD sangat bergantung pada pengendalian vektornya, yaitu Ae. aegypti/ Ae. albopictus (Bermawie, 2006).
Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
Secara Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), misalnya sarang nyamuk dengan cara mengeringkan genangan air yang menjadi tempat berkembangbiaknya, membakar sampah yang menjadi tempat lalat bertelur dan tempat-tempat persembunyian serangga pengganggu. Termasuk dalam pengendalian serangga adalah mencegah terjadinya kontak antara serangga dengan manusia, misalnya dengan memasang kawat kasa atau kawat nyamuk (insect-screen) di jalan angin, pintu atau jendela rumah (Soedarto, 1992).
Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaran vektor.
Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M+1T (Wikipedia, 2008), yaitu:
  1. Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi. 
  2. Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu unutk bertelur. 
  3. Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur. 
  4. Telungkupkan barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.
Secara Biologi
Pengendalian secara biologi adalah pengendalian serangga dengan menggunakan predator (binatang pemangsa serangga), menyebarkan parasit penyebab penyakit pada serangga dengan tujuan untuk menurunkan populasinya secara alami tanpa mengganggu ekologi (Soedarto, 1992). Contoh Predator tersebut terdiri dari Ikan pemakan larva yaitu ikan kepala timah, cupang dan gambus yang sudah semakin banyak digunakan untuk mengendalikan nyamuk Ae. aegypti di kumpulan air yang banyak atau di kontainer air yang besar, bakteri penghasil endotoksin yaitu Bacillus Thuringies serotipe H-14 (Bt: H-14) dan Bacillus sphaericus(Bs) adalah efektif untuk mengendalikan nyamuk.
Secara Kimia
Bahan kimia yang banyak digunakan dalam pemberantasan Ae. aegypti ialah golongan organophospat. Malathion digunakan untuk memberantas nyamuk dewasa, sedangkan temephos digunakan untuk jentiknya. Malathion digunakan dengan cara pengasapan (fogging), karena kebiasaan beristirahat Ae. aegypti ialah pada benda yang bergantungan. Temephos yang biasa digunakan berebentuk butiran pasir (sandgranules) dan ditaburkan di tempat penampungan air. Penggunaan larvasida ini dalam posisi 1 ppm mampu mencegah infestasi jentik Ae. aegypti selama 2 - 3 bulan. Pengaruh residu temephos ini disebabkan karena bahan aktifnya dilepas secara perlahan (slow release) dan menempel pada pori – pori dinding sebelah dalam dari tempat penampungan air.
Upaya lain dalam memutus mata rantai kehidupan nyamuk yakni dengan perangkap telur (ovitrap). Ovitrap adalah alat pemancing nyamuk untuk bertelur di dalamnya. Ketika telur berkembang menjadi nyamuk dewasa, nyamuk akan terperangkap di dalam ovitrap, dan akhirnya mati (Anonimous, 2008). Ovitrap dapat berupa bejana, misalnya, cangkir (cup) kaleng (seperti bekas kaleng susu atau gelas plastik) yang dinding sebelah dalamnya di cat hitam, dan ember kemudian diberi air secukupnya. Ke dalam bejana tersebut dimasukkan paddle berupa potongan kayu, bilah bambu atau kain yang tenunannya kasar dan berwarna gelap sebagai tempat meletakkan telur bagi nyamuk.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال