Metode-metode Pelatihan

Banyak macam metode-metode pelatihan yang ada. Beberapa metode adalah berguna untuk kelompok-kelompok manajemen dan pegawai tertentu. Metode-metode yang lain berguna untuk masalah pokok khusus.
Tepat tidaknya suatu metode pelatihan yang digunakan sangat tergantung pada berbagai pertimbangan yang ingin ditonjolkan, seperti kehematan dalam pembiayaan,materi program, tersedianya fasilitas tertentu, kemampuan peserta, kemampuan pelatih serta prinsip-prinsip belajar yang hendak diterapkan.
Untuk dapat melaksanakan pelatihan kerja tidak dapat dipastikan metode atau cara mana yang paling baik. Hal ini disebabkan karena jenis pelatihan yang berbeda dan masing-masing metode atau cara tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Metode-metode latihan menurut Andrew F. Sikula (dalam Malayu Hasibuan 2010) adalah:
On the Job
Para peserta latihan langsung bekerja di tempat untuk belajar dan menirusuatu pekerjaan di bawah bimbingan seorang pengawas.
Vestibule
Metode latihan yang dilakukan dalam kelas atau bengkel yang biasanyadiselenggarakan dalam suatu perusahaan industri untuk memperkenalkanpekerjaan kepada karyawan baru dan melatih mereka mengerjakan pekerjaantersebut.
Demonstration and example
Metode latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasanbagaimana cara-cara mengerjakan sesuatu pekerjaan melalui contoh-contohatau percobaan yang didemonstrasikan.
Simulation
Merupakan situasi atau kejadian yang ditampilkan semirip mungkin dengansituasi yang sebenarnya tapi hanya merupakan tiruan saja.
Apprenticeship
Suatu cara untuk mengembangkan keahlian pertukangan sehingga parakaryawan yang bersangkutan dapat mempelajari segala aspek daripekerjaannya.
Classroom methods
Metode pertemuan dalam kelas meliputi lecture (pengajaran), conference (rapat), programmed instruction, metode studi kasus, role playing, metodediskusi, dan seminar.
Adapun cara-cara pelatihan menurut Oemar Hamalik (2007) adalah sebagai berikut:
Model Komunikasi Ekspositif
  1. Sistem satu arah, tanggung jawab untuk mentransferkan informasiterletak pada pelatih.
  2. Sistem dua arah, pada sistem ini terdapat pola balikan untuk memeriksaapakah peserta menerima informasi dengan tepat.b.
Model Komunikasi Diskoveri
  1. Ceramah reflektif, pendekatan ini berdasarkan penyajian satu arah olehpelatih.
  2. Diskoveri terbimbing, pendekatan ini melibatkan para peserta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pelatih.
Teknik Komunikasi Kelompok Kecil
  1. Tutorial perorangan, yaitu satu orang tutor berhadapan dengan satu orangpeserta.
  2. Tutorial kelompok, satu orang pelatih membimbing satu kelompok peserta, yang terdiri dari lima sampai dengan tujuh orang pada waktuyang sama.
  3. Lokakarya, peserta mendapat informasi tentang prosedur kerja dan asas-asas pelaksanaan suatu topik dengan metode tertentu.
  4. Diskusi kelompok, pemimpin kelompok merumuskan topik yang akandibahas dan bertindak sebagai ketua kelompok.
Pembelajaran Berprogram
  1. Teks program linier, sistem pembelajaran yang terprogram yangmenggunakan teks program.
  2. Teks program bercabang, bentuk linier dan bentuk bercabang dapatdicampurkan menjadi satu teknik yang mengandung berbagaikemungkinan, yang dapat digunakan untuk setiap latihan.
  3. Media yang diprogram, prinsip-prinsip pembelajaran berprogram dapat juga diterapkan dalam media pembelajaran yang digunakan dalam rangkabelajar mandiri.
Pelatihan Dalam Industri
Metode ini mengembangkan pendekatan standar pengajaran dan latihan dalampekerjaan.
Teknik Simulasi
Dapat digunakan hampir pada semua program pelatihan yang berorientasipada tujuan-tujuan tingkah laku.
Metode Studi Kasus
Merupakan suatu bentuk simulasi yang bertujuan untuk memberikanpengalaman kepada pesertatentang cara membuat keputusan mengenai apayang harus dikerjakan lebih lanjut, latihan memecahkan kasus-kasus sosial.
Sedangkan Edy Sutrisno (2010) mengelompokkan metode pelatihanmenjadi tiga bagian, yaitu:
On the job training OnJT
OnJT dimana sumber dayamanusia peserta program diklat memerhatikan rekan sejawat mereka suatupekerjaan yang nantinya akan menjadi tanggung jawab mereka dan kemudiandiberi kesempatan untuk melakukannya sendiri di bawah bimbingan rekansejawat.
On-site-training (OST)
OST merupakan lternativebagi on the job training karena OST dilaksanakan setelah jam kerja dengantetap mempertahankan situasi kerja yang sesungguhnya.Kelompok ketiga adalah
Off job training (OfJT)
OfJT yang dapat menjadialternative apabila OnJT dan OST tidak memungkinkan atau memang tidak diperlukan.
Adapun metode pelatihan menurut Triton PB (2010) yaitu, pelatihanSDM berdasarkan tempat pelaksanaannya:
  1. On the job training atau pelatihan di tempat kerja. Metode utama pelatihan iniadalah: (i) Demonstrasi, (ii) Praktek langsung, (iii) Metode mengerjakan sendiri, (iv) Rotasi kerja.
  2. Off the job training atau pelatihan di luar tempat kerja. Beberapa metodedalam pelatihan ini antara lain: (i) Role play atau permainan peran, (ii) Diskusi kelompok, (iii) Pusat pengembangan, (iv) Ceramah
Dari beberapa metode yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat diambilkesimpulan bahwa metode pelatihan karyawan terdiri atas:
  1. On the job training
  2. Vestibule training
  3. Apprenticeship (magang)
  4. Kursus-kursus khusus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال