Merokok Mengakibatkan Kanker Par-paru

Banyak bukti penelitian yang menjelaskan bahwa kanker paru-paru akibat merokok. Sebagian besar penelitian epidemiologi menyatakan bahwa merokok adalah penyebab utama kanker paru. Lebih dari 87% penderita kanker paru adalah perokok namun hanya sekitar 20% dari perokok yang berkembang menjadi kanker paru. Asap rokok yang dihirup secara langsung maupun perokok pasif, mengandung sekitar 4.000 zat kimia dan lebih dari 60 zat karsinogen, yang dapat merangsang perubahan sebagian besar gen yang mengontrol homeostasis alveolar normal dan sel-sel bronkial.
Salah satu faktor penting, yang menjelaskan hubungan antara merokok dengan kanker paru pada beberapa penelitian epidemiologi adalah:
  1. Jumlah rokok yang dihisap perhari
  2. Jumlah maksimum rokok yang dihisap perhari
  3. Umur pada saat mulai merokok
  4. Jumlah dan lamanya tahun merokok
  5. Jenis hisapan/ kedalaman hisapan rokok
  6. Kandungan tar dan nikotin dalam rokok.
Tabel faktor risiko kanker paru
Faktor
Resiko relatif
Bukan perokok
1
Perokok 1-2 pak/hari
42
Bekas perokok
1-10
Paparan asbestos
5
Paparan asbestos + perokok
90

Pada banyak penelitan derajat merokok sering diberi istilah ‘pack years’ atau pak pertahun adalah merupakan hubungan secara langsung, antara jumlah rokok dengan lamanya tahun merokok, rumusnya adalah:
Pak Pertahun = Jumlah rokok yang dihisap tiap hari/20 x jumlah tahun merokok
Derajat berat merokok dapat ditentukan berdasarkan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok yang dihisap seharinya, dikalikan dengan lamanya merokok dalam tahun:
1. Ringan : 0-200
2. Sedang : 200-600
3. Berat : >600
Terdapat literatur menyatakan bahwa indeks Brinkman lebih besar dari 400 merupakan kelompok resiko tinggi menderita kanker paru. Setelah berhenti merokok, resiko kanker paru menurun secara bertahap selama 15 tahun, tetapi tetap 2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok. Resiko menderita kanker paru pada perokok pasif sebesar 1.5%.
Berdasarkan jenis rokok yang digunakan, maka rokok kertas (sigaret) lebih besar risikonya menyebabkan kanker paru, dibandingkan dengan rokok pipa dan cerutu. Rokok pipa dan cerutu lebih besar kemungkinan menyebabkan kanker mulut dan faring, hal ini terjadi karena asap bakaran dari rokok pipa dan cerutu lebih alkali, sehingga nikotin dengan mudah dapat diserap melalui mukosa mulut, karena itu perokok cendrung tidak menghisap asap rokok masuk ke paru-paru. Berbeda dengan rokok kertas, asap bakaran rokok tersebut lebih asam, sehingga susah diserap oleh mukosa mulut, karena itu asap rokok harus dihisap, agar dapat masuk ke dalam paru-paru untuk diserap.
Pada pertengahan tahun 1950an diperkenalkan rokok rendah nikotin dengan filter, namun rokok filter kurang efektif dalam menyaring partikel-partikel berukuran lebih kecil, hal ini menyebabkan semakin banyak zat-zat karsinogenik yang tertumpuk dibagian perifer paru dan karena kandungan nikotinnya rendah, maka perokok biasanya mengkompensasi nikotin yang rendah, dengan merokok dengan jumlah lebih banyak dan hisapan lebih dalam, dan pada akhirnya akan meningkatkan insidensi kanker paru jenis adenokarsinoma.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال