Gangguan Enuresis

Gangguan enuresis merupakan gangguan fungsi eliminasi. Enuresis berasal dari bahasa Yunani en, yang berarti “di dalam” dan auron, yang berarti “urine”. Enuresis adalah kegagalan mengontrol BAK setelah seseorang mencapai usia “normal” untuk mampu melakukan kontrol. Enuresis diperkirakan mempengaruhi 7% anak laki-laki dan 3% anak perempuan usia 5 tahun. Gangguan ini biasanya hilang dengan sendirinya pada usia remaja atau sebelumnya, walaupun pada 1% kasus masalah ini berlanjut sampai dewasa (APA, 2000).
Enuresis dapat terjadi selama tidur malam saja, selama anak terjaga saja, atau keduanya. Enuresis saat tidur malam saja adalah tipe yang paling umum, dan enuresis yang muncul saat tidur disebut mengompol.
Ciri-ciri diagnostik dari Enuresis:
  1. Anak berulang kali mengompol di tempat tidur atau pakaian (baik disengaja maupun tidak).
  2. Usia kronologis anak minimal 5 tahun (atau anak berada pada tingkat perkembangan yang setara).
  3. Perilaku tersebut muncul setidaknya dua kali seminggu selama 3 bulan, atau menyebabkan hendaya yang signifikan dalam fungsi atau distres.
  4. Gangguan ini tidak memiliki dasar organik.
Perspektif Teoretis
Teori psikodinamika mengemukakan bahwa enuresis dapat mempresentasikan ekspresi kemarahan terhadap orang tua karena pelatihan BAK dan BAK yang keras. Teoretikus belajar menekankan bahwa enuresis muncul paling sering pada anak-anak dengan orang tua yang mencoba melatih mereka sejak usia dini. Kagagalan pada masa awal dapat menghubungkan kecemasan dengan usaha untuk mengontrol BAK.
Enuresis primer, ditandai oleh mengompol yang terus menerus dan tidak pernah mampu untuk mengontrol BAK, diturunkan secara genetis. Enuresis sekunder tampak pada anak-anak yang memiliki masalah setelah mampu mengontrol BAK dan diasosiasikan dengan mengompol secara berkala.
Penanganan
Enuresis biasanya hilang dengan sendirinya setelah anak-anak menjadi dewasa. Metode behavioral mengondisikan anak-anak untuk bangun bila kandung kemih mereka penuh. Salah satu contohnya adalah metode bel dan bantalan dari Mowrer. Caranya adalah dengan meletakkan bantalan di bawah anak yang sedang tidur. Bila bantalan basah, sirkuit listrik menutup menyebabkan bel berbunyi dan membangunkan anak yang masih tidur.setelah beberapa kali pengulangan, anak-anak belajar untuk bangun sebagai respon dari tekanan kandung kemih sebelum mereka mengompol. Teknik ini biasanya dilakukan dengan metode classical conditioning.
Terapi obat dapat dilakukan dengan menggunakan flufoxamine, sebuah SSRI tipe anti depresan, bekerja pada sistem otak yang mengontrol BAK.

Referensi:
Davison, Gerald C dkk. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Nevid, Jeffrey S dkk. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال