Rokok dan Maskulinitas Seorang Pria

Rokok memang sangat identik dengan pria. Tetapi tidak menutup kemungkinan seorang wanita bisa saja merokok. Jika seorang wanita merokok, khusus  seorang gadis, sebuah stereotype negatif akan melekat padanya. Tetapi beberapa penelitian di Eropa dan Amerika menunjukkan bahwa, wanita yang biasanya merokok adalah wanita-wanita karir yang sukses. Jadi, mungkin stereotipe budaya timur tidak cocok untuk menilai seorang gadis yang merokok di Barat dinilai dari etika.
Rokok dan pria memang identik. Dimana ada rokok, berarti rokok tersebut adalah milik pria (jika dilihat dari etika ketimuran), tetapi tidak semua pria adalah perokok. Rokok adalah sebuah lambang maskulinitas, kata seorang perokok. Pernyataan inilah yang banyak menjerat remaja jatuh menjadi pecandu rokok diawal masa perkembangannya. Kita tahu bahwa, remaja adalah usia mencari sebuah identitas, khususnya identitas seorang laki-laki bagi remaja laki-laki, dan rokok adalah lambang kelaki-lakian itu (maskulinitas).
Benarkah rokok menjadi lambang maskulinitas? Seperti pada beberapa penelitian yang diadakan di Eropa, justru perempuan karir yang sukses cenderung merokok. Ini artinyanya bahwa, tidak ada perbedaan gender dalam merokok, kecenderungan ataupun yang lainnya. Yang menilai negatif atau positif adalah etika ketimuran. Jadi, siapa saja bisa merokok, baik-laki-laki maupun perempuan.
Dibeberapa negara maju, seorang perokok biasanya dijadikan sebagai warga negara kelas dua, dimana mereka dipersulit untuk mendapatkan rokok, dan dibatasi tempat yang diperbolehkan untuk merokok. Sebuah pengalaman nyata, beberapa teman kantor yang berasal dari Singapura yang merokok, biasanya membeli persediaan rokoknya di Indonesia, karena harga rokok disana sangat mahal.
Sebuah fenomena tentang rokok saat ini adalah, pecandu rokok, kebanyakan dari golongan menengah – kebawah. Jika dilihat dari usia, kebanyakan adalah usia remaja. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa, seorang perokok identik dengan gaya hidup yang kurang sehat, dan bagi remaja adalah soal pencarian jati diri yang belum matang. Tidak ada hubungan antara muskulitas dengan rokok, yang ada adalah pecandu rokok kebetulan kebanyakan laki-laki.

3 Komentar

  1. kayaknya bukan hanya di Eropa nech di kantor saya juga 20 % ibu-ibu meropkok kalau bapak-bapah 30%

    BalasHapus
  2. Setiap orang memilki kaca mata yang berbeda dalam hal melihat fenomena ini Sob, namun yang sangat jelas diluar pandangan kesehatan, roko itu merupakan salah satu pemasukan terbesar devisa negara dan membuka lapangan pekerjaan dikalangan masyarakat bawah. He...x9

    Sukses selalu
    Salam
    Ejawantah's Blog

    BalasHapus
  3. Atas ane:
    PDB bung, bukan devisa. :D
    Tetapi itu hanya ilusi saja, faktanya adalah biaya kesehatan menjadi meningkat karena penyakit akibat rokok. Itu yang dihembuskan pabrik rokok.

    Rokok menjadi simbol maskulinitas sejak adanya campaign Marlboro Man sekitar awal abad 20. Itu juga propaganda pabrik rokok.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال