Hidup tanpa Cinta, Bahagiakah?

Hidup tanpa cinta, bahagiakah? Sebuah judul yang provokatif. Tapi jika pernyataan ini ditanyakan pada responden, saya yakin, akan mendapatkan nilai yang mayoritas (perkiraan saya diatas 90%) menyatakan “tidak bahagia”. Karena hidup perlu cinta, dan kebahagiaan pun perlu cinta. Kata filosof cinta, karrena cinta, saya bisa bertahan hidup, dan karena cinta membawa warna kehidupan

Pada tulisan yang lalu saya sudah ulas mengenai adakah hubungan antara cinta dengan kebahagiaan?. Saya sarankan anda membacanya terlebih dahulu, sebelum melanjutkan membaca tulisan ini. Dalam alasan itu dapat disimpulan bahwa, hubungan antara cinta dengan kebahagiaan tidak selalu konsisten. Artinya, cinta tidak selamanya diikuti dengan kebahagian, ataupun sebaliknya, kebahagian tidak selamanya dihasilkan dari cinta.

Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, hidup tanpa cinta, bahagiakah? Saya berasumsi bahwa, lebih dari 90% orang setuju mengatakan “tidak bahagia”. Jika saya tanyakan kepada anda, “apakah anda mencintai saya?” Anda pasti menjawab, “tunggu dulu”.

Jika saya seorang laki-laki yang gagah, tampan, kaya, pintar, dan seterusnya, pasti jawaban anda akan berubah “patut dipertimbangkan”… (jawaban seorang perempuan).

Jika saya seorang perempuan cantik, pintar, kaya, setia dan seterusnya, pasti jawaban anda juga akan berubah “iya” … (jawaban seorang lelaki).

Apa yang bisa disimpulkan dari pernyataan diatas. Ternyata cinta bisa tumbuh karena apa yang kita harapkan sesuai dengan apa yang datang menghampiri. Anda tidak mencintai saya, karena memang anda tidak mengenal siapa saya, dan bukan siapa-siapanya anda. Lain halnya jika anda sudah mengenal saya lebih jauh, minimal anda akan menumbuhkan rasa simpati jika saya mengalami sebuah musibah.

Disini dapat diambil kesimpulan bahwa, cinta itu tumbuh seiring dengan usaha kita mengetahui objek cinta. Benar kata sebuah syair lagu “karena cinta harus diusahakan”. Betul, cinta harus diusahakan, bukan didapat. Jjika anda ingin mencintai seseorang, maka kenalilah orang tersebut. Jika anda ingin berhenti membenci seseorang, kenalilah orang tersebut, anda akan memahaminya mengapa dia berbuat sesuatu yang anda tidak sukai, dan lama kelamaan anda akan menumbuhkan rasa cinta. Mungkin anda pernah melihat seseorang yang sering bertengkar pada awalnya, tak tahunya kok jadi pacaran? Ini menguatkan bahwa, cinta itu harus diusahakan.

Bagaimana dengan kebahagiaan. Kebahagiaan sebenarnya adalah sebuah hasil yang memuaskan dari harapan. Jika sebuah usaha menghasilkan usaha yang memuaskan, anda akan bahagia. Cinta adalah sebuah usaha. Jika usaha anda mendapatkan hasil (cinta), anda akan bahagia. Dari sini kita akan melihat bahwa, kebahagiaan itu jauh lebih luas dari cinta itu sendiri (jika kita berbicara hasil). Artinya, orang bisa saja bahagia, tanpa cinta. Seseorang yang tidak mempunyai cinta sekarang, bisa saja bahagia dengan hal-hal lain yang dianggap sukses.

1 Komentar

  1. Mane ade cinta itu usaha..
    Emang bisa anda usaha untuk cinta sama saya

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال