Siapakah yang Akan Menjadi Pelaku Bom Bunuh Diri?

Siapakah yang akan menjadi pelaku bom bunuh diri? Apakah orang yang memiliki dorongan melawan kecenderungannya untuk mempertahankan hidupnya sediri (self-preservation) yang bahkan meledakkan dirinya untuk melaksanakan serangan teror terhadap orang-orang yang tidak berdosa?
Suatu stereotip populer menyatakan bahwa pelaku bom bunuh diri adalah pion (bidak) yang miskin yang tidak berpendidikan; bahwa solusi dari ancaman ini adalah dengan menyebarkan uang dan pendidikan diseluruh dunia. Meskipun demikian, fakta yang ada memperlihatkan bahwa isi bom bunuh diri lebih rumit, yang banyak faktor mempengaruhi kepribadian, yang perlu dipertimbangkan.
Marilah mempertimbangkan sejumlah kekeliruan yang ada selama ini:
1.    Seringkali dikatakan bahwa para pelaku bom bunuh diri atau para penyerang tidak berpendidikan atau fanatik, secara psikologis tidak stabil. Pada kenyataannya, mereka seringkali pergi meninggalkan pesan atau video yang menjelaskan misi mereka dengan cara yang dianggap lebih berpendidikan.
2.    Seringkali di duga bahwa para pelaku bom bunuh diri memiliki harga diri yang rendah dan merasa tidak rugi sepeserpun. Pada kenyataannya para teroris seringkali memiliki harga diri yang tinggi, bahkan mungkin memiliki sense of self yang tinggi.
3.    Bom bunuh diri seringkali dianalisis sebagai tindakan yang rasional, terbuka untuk argumentasi yang mungkin bisa mengubah niat para pelaku bom (misalnya memberikan “sesuatu” yang layak untuk tetap dijalani dalam hidupnya). Pada kenyataannya, pada pelaku bom bunuh diri seringkali adalah para pemuda yang menaruh perhatian pada isu yang menyangkut identitas, dan hidup dalam sebuah kelompok sosial yang terisolasi, dimana pengaruh sosial dan ideologi yang ekstrem mendefenisikan realitas mereka.
Selain itu mereka mungkin dimotivasi untuk melakukan aksi balas dendam (untuk sejumlah serangan sebelumnya terhadap keluarga atau negaranya) dan respon mereka sangat emosional. Akhirnya pentingnya situasi sosial yang langsung seringkali diabaikan.
Kebanyakan serangan bom bunuh diri membutuhkan perencanaan yang hati-hati, indoktrinasi, persiapan sejumlah materi bom, transportasi, dan kerja sama dengan orang yang penting dan berarti. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaku bom bunuh diri bukanlah pion atau bidak tanpa arti. Dia adalah manusia dengan segala dinamika kepribadiannya.

Sumber:  
Kepribadian, Teori Klasik dan Riset Modern, oleh Howard S. Friedman & Miriam W.Schustack.
Teori-Teori Sifat  dan Behavioristik, oleh Calvin S.H & Gardner L.

Ardi al-Maqassary

"Aku melihat, diujung sana, ada setitik cahaya yang terang benderang. Akan kuraih cahaya itu, dan membagikannya kepada seluruh manusia!!!"

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال