Stress, Pembunuh Urutan Pertama

Stress saat ini sudah memasuki pembunuh urutan pertama. Dia adalah salah satu penyebab penyakit modern; Stroke, kanker, bunuh diri, kecanduan narkotika, tindak kekerasan, dan lain-lain. Mungkin karena tuntutan pekerjaan dan situasi yang membuat manusia masa kini sangat rentang dengan stress, ditambah lagi dengan situasi lingkungan yang tidak mendukung.
Stress adalah keadaan psikologis dimana terjadi ketidakstabilan emosi seseorang yang membuatnya tertekan. Sumber stress sendiri disebut stressor, dan akibat stress disebut dengan strain. Pada dasarnya stress dalam tegangan normal sangat berguna untuk memacu kerja, meningkatkan produktivitas, atau keberanian menghadapi hal-hal  baru. Yang menjadi tidak normal jika, stress dialami individu secara berkepanjangan, dan menggangu hidup individu tersebut, karena merasa tidak mampu mengatasi strain yang ada. Bahkan ada stress yang bersifat kronik, yang bisa menggangu kesehatan secara fisik (psikosomatik).
Ketidakmampuan individu menghadapi stressor (berdamai dengan strain), karena tantangan yang dihadapi individu jauh lebih besar dengan kukuatan yang tersedia. Bisa jadi karena keadaan yang berubah drastis, atau volume tegangan yang datang besar dan tiba-tiba sehingga tidak ada kesempatan individu untuk mempersiapkan diri sebelumnya.
Biasanya, individu yang mengalami gejala stress, bukan hanya merasa terbebani dengan keadaannya, tetapi juga kurang bisa mengambil langkah-langkah memecahkan masalah tersebut secara rasional. Dalam pikiran orang yang stress (abnormal), situasi sekarang tidak bisa mereka selesaikan, serta tidak ada jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi. Bisa dibayangkan, betapa berat beban orang dihadapi orang yang mengalami stress. Mungkin, dia lebih memilih memidahkan gunung yang besar, daripada dihadapkan untuk memecahkan masalahnya sekarang.
Apakah stressor yang berat tidak bisa di selesaikan tanpa menimbulkan efek-efek stress? Pada dasarnya stress yang dihadapi adalah hasil persepsi dan penilaian psikologis terhadap masalah yang dihadapi. Sehingga semakin positif seseorang memandang masalah (stressor), semakin kurang efek stress dalam diri orang tersebut.
Penilaian yang positif terhadap masalah, tidak lepas dari hasil pengalaman (pembelajaran) sebelumnya. Semakin banyak referensi seseorang mengenai karakteristik strain yang sedang dihadapi, maka semakin siap individu tersebut menghadapi masalah, tentunya dengan sikap yang rasional.
Untuk mencegah pribadi stress, sebenarnya harus dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Pembelajaran yang bertahap yang diterima seseorang dari sejak bayi hingga dewasa, harus diberikan secara bertahap sesuai dengan usia perkembangan. Seseorang akan menjadi rentan dengan stress jika tantangan yang diberikan terlalu besar dengan usia perkembangannya. Atau ada tahap-tahap dalam usia perkembangannya terlampaui sehingga individu tidak memiliki referensi problem solving untuk masalahnya tersebut.

Ardi al-Maqassary

"Aku melihat, diujung sana, ada setitik cahaya yang terang benderang. Akan kuraih cahaya itu, dan membagikannya kepada seluruh manusia!!!"

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال