Tematik Apperception Test (TAT) dan Penggunaannya

Thematic Apperception Test, disingkat TAT, adalah suatu teknik proyeksi, yang digunakan untuk mengungkap dinamika kepribadian, yang menampakkan diri dalam hubungan interpersonal dan dalam apersepsi (atau interpretasi yang ada artinya) terhadap lingkungan. Dengan teknik ini seorang interpreter yang mahir dapat mengungkap dorongan-dorongan emosi, sentiment, kompleks dan konflik-konflik pribadi yang dominan.

Letak TAT dalam teknik proyeksi


Ada berbagai teknik proyeksi yang digunakan sebagai tes kepribadian. Diantara jajaran tesjenis ini TAT mendapatkan jenjang ke dua sesudah Tes Rorschach. Beberapa ahli menyarankan digunakan kedua tes ini (TAT dan Rorschach) untuk mengungkapkan kepribadian secara lengkap. Tes Rorschach (selanjutnya kita sebut Ro) yang sifatnya formal dan menggunakan analisis persepsi, adalah tes yang paling baik diantara tes-tes formal ekspresif mengenai jalan pikiran dan organisasi emosi. Karena umumnya tes Ro ditekankan pada analisis proporsi kuantitatif, analisis content. Dengan tes Ro diestimasikan besarnya kecemasan dan adanya kebutuhan-kebutuhan. Sedang TAT dapat diajukan working hipothesis mengenai hal-hal yang dicemaskan dan hierarki need yang dimiliki testi.

Dasar Pemikiran

Ada beberapa alasan mengapa kepribadian testi tidak diungkap atau ditanyakan secara langusng kepada testi, seperti pada personality inventories:
  1. Tidak semua orang dapat mengkomunkasikan dengan jelas ide-ide dan sikap-sikap yang ada dalam kesadarannya.
  2. Umumnya lebih mudah menghindari mengatakan hal-hal tersebut walaupun tidak dengan maksud menyembunyikannya atau menipu.
  3. Banyak hal yang tidak disadari oleh seseorang, yang tentu saja ia tidak mampu untuk mengemukakannya.
Prosedur pengumpulan data TAT dilakukan dengan jalan menyajikan serentetan gambar kepada testi. Testi diminta membuat cerita mengenai gambar-gambar yang diajikan tersebut.
Dalam usaha menyusun cerita-cerita inilah komponen kepribadian memegang peranan penting, karena aadanya dua kecenderungan:

  • Kecenderungan bahwa orang akan menginterpretasikan sesuatu yang tidak jelas menganut pengalaman masa lalunya dan kebutuhan-kebutuhan masa kini. 
  • Kecenderungan orang waktu membuat cerita untuk mengambil bahan dari perbendaharaan pengalamannya dan mengekspresikan kesenangan – ketidak senangan, maupun kebutuhannya, maupun scara sadar maupun tidak sadar.
Menurut pandangan organismik, semua bagian merupakan fungsi dari keseluruhan, maka segala aspek tingkah laku manusia, termasuk kecenderungan-kecenderungan dalam menanggapi gambar/lingkungan, dapat digunakan untuk pengetesan, atau sebagai sampel yang memungkinkan dibuatnya kesimpulan mengenai keseluruhan kepribadian. (perlu diingat: makin banyak dan makin representative sample makin lebih dapat diandalkan hasilnya).
Bila gambar-gambar disajikan sebagai tes daya khayal (imajinasi), minat testi akan tercurah pada tugasnya, sehingga ia lupa akan kepekaan dirinya dan lupa untuk mempertahankan penampilannya. Akibatnya, tanpa disadari testi telah mengatakan hal-hal mengenai pelaku cerita yang dapat dikenakan pada dirinya sendiri. Hal-hal yang diceritakan antara lain adalah hl-hal yang enggan ia ceritakan bila ditanya secara langsung. Setelah selesai tugasnya, testi bersyukur tanpa menyadari bahwa kehidupan bantinnya telah diambil gambarnya “dengan sinar X”.

Gambar Sebagai Stimuli

Ardi al-Maqassary

"Aku melihat, diujung sana, ada setitik cahaya yang terang benderang. Akan kuraih cahaya itu, dan membagikannya kepada seluruh manusia!!!"

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال