Pertumbuhan
dan Molting Kepiting Brachyura. Menurut Fujaya (2008) kepiting tidak dapat
tumbuh secara linier sebagaimana hewan lain karena mereka memiliki cangkang
luar yang keras (karapas) yang tidak dapat bertumbuh. Karenanya agar kepiting
dapat bertumbuh maka karapas lama harus diganti dengan yang baru yang lebih
besar. Proses pergantian ini disebut molting. Pada kepiting, pertumbuhan
merupakan proses perubahan panjang dan bobot yang terjadi secara berkala pada
setiap rangkaian proses pergantian kulit atau molting.
Menurut
Kuntiyo dkk (1994) dalam Anonim (2009) selama masapertumbuhan menjadi dewasa,
kepiting bakau akan mengalami beberapa kali molting yaitu antara 17 sampai 20
kali. Hal ini terjadi karena rangka luar yang membungkus tubuhnya tidak dapat
membesar, sehingga perlu dibuang dan diganti dengan yang lebih besar. Setiap
periode (fase intermolt) pertumbuhan kepiting dapat mencapai 20% sampai 30%
dari ukuran semula. Sedangkan menurut Warner (1977) dalam Anonim (2009) pada
kepiting yang masih kecil penambahan bobot dapat mencapai 400%. Secara
keseluruhan, penambahan bobot pada setiap molting berkisar antara 3% sampai
44%. Ditambahkan oleh Lavina (1980) dalam Anonim (2009) pertumbuhan kepiting
bakau sejak dari telur sampai dewasa dengan lebar karapas sekitar 114.2 mm
memerlukan waktu minimal 369 hari.
Molting
adalah proses sentral dan berkesinambungan yang terjadi selama hidup kepiting.
Ada empat fase dalam siklus molting: intermolt, premolt (persiapan untuk mencapai
molting), molt (molting), dan post molt (recovery dari molting). Selama
intermolt, exoskeleton terbentuk sempurna dan hewan mengakumulasi calcium dan
energi untuk disimpan. Premolt dimulai ketika exsoskeleton yang lama mulai
memisahkan diri dari epidermis dan mulai terbentuk exsoskeleton baru. Calcium
dan beberapa nutrien lainnya diabsorbsi dari exoskeleton lama dan disimpan di
dalam daging kepiting dan selanjutnya dikembalikan pada exoskeleton baru.
Ada
beberapa faktor yang mengontrol molting, yaitu informasi eksternal dari
lingkungan seperti cahaya, temperatur, dan ketersediaan makanan. Selain itu, informasi
internal juga sangat berperan, seperti ukuran tubuh yang membutuhkan tempat
yang lebih luas. Kedua faktor ini akan mempengaruhi otak dan menstimulasi
organ-Y untuk menghasilkan hormon molting ( Fujaya, 2008).
n dewasa, sedangkan di
perairan laut merupakan spawning ground, kepiting bakau berada pada stadia
dewasa (matang gonad), zoea sampai megalops.
Tags
Laut