Pedoman
Gizi Seimbang atau PGS. Kusniawati (2012) menjelaskan “vitamin harus diimbangi
dengan karbohidrat, protein, lemak, dan mineral agar bisa diserap dengan baik
oleh tubuhkarena jika hanya mengkonsumsi vitamin saja tanpa protein, lemak,
karbohidrat, dan mineral maka vitamin tidak akan berfungsi”. Unsur-unsur
tersebut merupkan pedoman dalam memenuhi gizi yang baik.
Gizi
berasal dari bahasa arab “Al Gizzai” yang artinya makanan dan manfaatnya untuk
kesehatan. A Gizzai juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan
(Azrul Azwar,2002).
Upaya
menanggulangi masalah gizi ganda, yakni “gizi kurang” dan “gizi ganda”, adalah
membiasakan mengkonsumsi hidangan sehari-hari dengan susunan zat gizi yang
seimbang. Untuk maksud tersebut,ada 13 pesan dasar gizi seimbang yaitu, makan
aneka ragam makanan, makan makanan untuk memenuhi kecukupan energy, makan
makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi, batasi konsumsi
lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi, gunakan garam
beryodium, makan makanan sumber zat besi, berikan ASI (air susu ibu) saja pada
bayi sampai umur 6 bulan, biasakan makan pagi, minum air bersih yang aman dan
cukup jumlahnya, lakukan aktivitas fisik secara teratur, hindari minuman
beralkohol, makan makanan ang aman bagi kesehatan, baca label pada makanan yang
dikemas.
Pedoman
Gizi Seimbang memperhatikan 4 prinsip, yaitu:
- Variasi makanan
- Pentingnya pola hidup bersih
- Pentingnya pola hidup aktif dan olahraga
- Memantau berat badan ideal
Prof
Soekirman mengatakan berbeda dengan konsep 4S 5S yang menyamaratakan kebutuhan
gizi semua orang, PGS berprinsip bahwa tiap golongan usia, jenis kelamin,
kesehatan dan akitifitas fisik memerlukan PGS yang berbeda, sesuai dengan
kondisi masing-masing kelompok tersebut.
Di
samping itu, PGS menekankan pula proporsi yang berbeda untuk setiap kelompok
yang disesuaikan atau diseimbangkan dengan kebutuhan tubuh.
Perbedaan
lainnya, PGS tidak memberlakukan susu sebagai makanan sempurna, melainkan
ditempatkan satu kelompok dengan sumber protein hewani lain.
"Konsep
4S 5S diciptakan karena pada tahun 1950-an orang belum tahu cara makan yang
benar. Tetapi sejak tahun 90-an, permasalahan gizi sudah berubah. Sekarang
banyak negara menghadapi masalah kegemukanan, obesitas dengan akibatnya
diabetes, hipertensi, jantung, stroke, yang mewabah ke negara maju dan
berkembang," lanjut Prof Soekirman, yang juga merupakan ketua Koalisi
Fortifikasi Indonesia (KFI).
Prof
Soekirman menuturkan, dengan adanya permasalahan ini akhirnya pada konferensi
di Roma, FAO dan WHO mulai mengubah konsep 4S 5S menjadi Pedoman Gizi Seimbang.
"Sebenarnya
Departemen Kesehatan kita pada tahun 2003 dan 2005 juga sudah mencetak buku
tentang Pedoman Gizi Seimbang. Sayangnya kurang dipublikasikan, akhirnya tidak
banyak yang tahu kalau ada bukunya," jelas Prof Soekirman.
PGS Pakai Ilustrasi Tumpeng
Untuk
mempermudah pemahaman mengenai PGS, setiap negara di dunia memiliki visualisasi
yang disesuaikan dengan kebudayaan masing-masing.
Di
Indonesia, prinsip PGS divisualisasikan dalam bentuk tumpeng dan nampannya yang
disebut Tumpeng Gizi Seimbang (TGS).
TGS
membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat,
sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa,
usia lanjut) dan sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui, aktivitas fisik,
sakit).
Potongan-potongan
TGS dialasi dengan air putih, artinya air putih merupakan bagian terbesar dan
zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan aktif.
Setelah
itu, ada potongan besar yang merupakan golongan makanan pokok (sumber
karbohidrat), dianjurkan dikonsumsi 3-8 porsi (sesuai kebutuhan menurut usia
dan keadaan kesehatan).
Di
atas bagian ini terdapat golongan sayuran dan buah sebagai sumber serat,
vitamin dan mineral. Setelah itu baru protein hewani dan nabati, serta di
puncak tumpeng terdapat potongan kecil gula, garam dan minyak yang hanya
digunakan seperlunya.
Dan
sebagai alas TGS, gizi seimbang juga harus menyertakan olahraga teratur,
menjaga kebersihan dan memantu berat badan.
Pemahaman
tentang gizi seimbang diharapkan dapat membekali individu maupun keluarga dalam
mencegah masalah-masalah yang timbul serta membantu mewujudkan pola hidup sehat
masyarakat Indonesia. (mer/ir)