Penjelasan
mengenai validitas dan
reliabilitas adalah sebagai berikut:
Validitas
Saifuddin
Azwar (2003), validitas
berasal dari kata
validity yang mempunyai arti
sejauhmana ketepatan dan
kecermatan suatu alatukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki
validitas yang tinggi
apabila instrumen tersebut
dapat menjalankan fungsi ukurnya
atau memberikan hasil
ukur yang sesuai dengan
maksud yang dilakukan.
Dengan kata lain
valid tidaknya suatu instrumen tergantung
pada kemampuan instrumen
tersebut dalam mencapai tujuan
pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.
Suharsimi Arikunto (2006) mengemukakan bahwa
validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen.
Suatu instrumen yang
valid atau sahih mempunyai validitas
yang tinggi. Sebaliknya,
jika instrumen yang kurang valid berarti mempunyai validitas
yang rendah. Apabila data yang dihasilkan
oleh suatu instrumen
itu valid, maka
dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut
valid, karena dapat
memberikan gambaran tentang data
secara benar sesuai
dengan kenyataan atau
keadaan yang sesungguhnya. Artinya, jika instrumen yang dibuat mampu
menghasilkan data sesuai dengan
kenyataan yang ada,
maka instrumen tersebut
dapat dikatakan valid.
Berdasarkan
definisi ditas dapat
di simpulkan bahwa
validitas adalah seberapa jauh
alat ukur mampu
mengukur apa yang
seharusnya diukur sesuai dengan tujuan alat ukur tersebut. Menurut Sukardi
(2007) validitas suatu
tes dapat dibedakan menjadi
empat macam, yaitu
validitas: isi, konstruk, konkuren, dan
prediksi. Keempat macam
validitas tersebut sering
pula dikelompokan menjadi dua macam menurut rentetan berpikirnya. Kedua macam
validitas itu, yaitu validitas logik dan validitas empirik. Validitas logik
pada prinsipnya mencakup validitas isi, yang ditentukan utamanya atas dasar
pertimbangan (judgment) dari pakar. Kelompok validitas yang lain adalah
validitas empirik. Dinamakan
deemikian karena validitas tersebut ditentukan
dengan menghubungkan performansi
sebuah tes terhadap kriteria
penampilan tes lainnya dengan menggunakan formulasi statistik. Yang
termasuk dalam validitas
logik diantaranya adalah validitas konkruen dan prediksi.
Dalam
penelitian, validitas suatu
tes dapat dibedakan
menjadi empat macam, yaitu: validitas isi, validitas konstruk, validitas
konkuren, dan prediksi yang akan diuraikan dengan lebih jelas sebagai berikut:
Validitas
Isi
Menurut Sukardi (2007), yang dimaksud
validitas isi ialah derajat dimana sebuah
tes mengukur cakupan
substansi yang ingin diukur.
Untuk mendapatkan validitas
isi memerlukan dua
aspek penting yaitu valid
isi dan valid
teknik sampling. Lebih lanjut Saifuddin Azwar
(2003), validitas isi
merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi
tes dengan tes rasional atau pendapat
profesional (professional judgement)
para ahli. Dengan demikian validitas
isi lebih banyak
bergantung pada penilaian subyektif individual,
karena dalam pengujian
validitas menggunakan analisis rasional,
tidak diuji dengan
menggunakan perhitungan statistika. Untuk
itu sangat memungkinkan
terjadinya perbedaan pendapat
antara satu orang dengan orang lainnya.
Validitas isi suatu instrumen ini mengukur
sejauhmana aitemaitem tes mencakup keseluruhan
kawasan isi objek
yang hendak diukur, atau
seberapa jauh isi
tes tersebut mencerminkan
ciri atribut yang hendak
diukur. Maksud dari
mencakup keseluruhan kawasan yaitu
isi tidak hanya
menunjukan bahwa tes
tersebut menyeluruh isinya,
tetapi isi dari aitem-aitem tersebut harus relevan dengan tujuan yang hendak
diukur. Walapun isinya
menyeluruh (komprehensif), tetapi
jika aitemnya tidak relevan dengan tujuan yang hendak diukur, maka instrumen
tersebut tidak bisa
dikatakan valid. Untuk mendapatkan validitas
isi dilakukan dengan
cara menyusun aitem sesuai
dengan idikator yang
telah ditentukan untuk
masing-masing komponen
kemudian mengkonsultasikan dengan
ahli untuk memeriksa secara
sistematis dan dinilai
relevansinya dengan komponen yang
telah ditentukan.
Validitas
Konstruk
Menurut
Allen& Yen (Azwar,
200) validitas konstruk adalah tipe validitas yang menunjukan sejauh mana tes mengungkap suatu
trait atau konstruk teoritik yang hendak
diukurnya. Sedangkan menurut
Sukardi (2007) validitas
konstruk merupakan derajat yang menunjukan suatu tes mengukur
sebuah konstruk sementara atau hypothetical construst. Konstruk, secara
denitif, merupakan suatu sifat yang tidak dapat diobservasi, tetapi kita dapat
merasakan pengaruhnya melalui satu atau dua indra kita.
Lebih
lanjut Sutrisno Hadi
(2003) menjelaskan bahwa kebenaran alat ukur ditinjau semata-mata
dari segi kecocokannya dengan teori
sebagai fundamennya, di
atas mana aitem
dari alat di bangun.
Validitas
Konkuren
Menurut Sukardi (2007) validitas konkuren
adalah derajat dimana skor dalam
suatu tes dihubungkan
dengan skor yang
telah dibuat tes dengan
validasi konkuren biasanya
diadministrasi dalam waktu yang sama atau dengan kriteria valid yang
sudah ada. Validitas konkuren
ditentukan dengan membangun
analisis hubungan atau pembedaan.
Validitas
Prediksi
Validitas
prediksi adalah derajat
yang menunjukkan suatu
tes deapat memprediksi tentang
bagaimana seseorang akan
melakukan suatu prospek tugas
atau pekerjaan yang
direncanakan. Yang perlu diperhatikan ketika
kita akan melakukan
tes prediksi di
antaranya adalah perlunya memperhatikan
proses dan cara
membandingkan instrumen yang divalidasi dengan tes yang telah dibakukan.
Validasi prediksi suatu tes
pada umumnya ditentukan
dengan membangun hubungan antara
skor tes dan
beberapa ukuran keberhasilan,
yang selanjutnya disebut sebagai predictor. Sedangkan
tingkah laku yang hendak diprediksi pada umumnya disebut
sebagai criterion.
Reliabilitas
Reliabilitas
(reliability) barasal dari
kata rely dan
ability. Reliabilitas
memiliki berbagai nama
diantaranya adalah keterandalan, keterpercayaan, keajegan,
kestabilan, konsisten, dan sebagainya. Namun pada intinya
reliabilitas adalah alat
ukur mrnunjukan sejauhmana
hasil pengukuran dengan alat
tersebut dapat dipercaya
(Saifuddin Azwar, 2003). Artinya,
instrumen yang sudah
dapat dipercaya, akan menghasilkan data
yang dapat dipercaya
pula. Dijelaskan oleh
Sumadi Suryabrata (1998) bahwa alat
yang dapat dipercaya ditunjukan oleh taraf keajegan
(konsistensi) skor yang
diperoleh oleh para
subyek yang diukur dengan alat
yang sama atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda.
Menurut Sumadi Suryabrata (2004)
reabilitas alat ukur juga menunjukan
derajat kekeliruan pengukuran yang tidak
dapat ditentukan dengan pasti melainkan hanya dapat
di estimasi. Cara
mengestimasi reliabilitas
alat ukur dengan beberapa
teknik diantaranya teknik
belah dua, rumus Rulon, rumus Flanagan, Teknik KR20, teknik KR21, teknik
analisis varians dan koefisien alpha.
Tags
Psikodiagnostik