Pelayanan antenatal care yang diberikan petugas kesehatan yang
profesional pada ibu hamil sesuai dengan standar antenatal care yang telah
ditetapkan dengan standar minimal “7T”,
meliputi:
Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan
Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu
berdasarkan masa tubuh (BMI: Body Massa Indeks), dimana metode ini untuk
menentukan pertambahan berat badan yang optimal selama masa kehamilan.
Mengetahui BMI wanita
hamil merupakan hal yang penting. Total pertambahan berat badan pada kehamilan
yang normal adalah 11,5-16 kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul
ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil yaitu >145 cm
(Yeyeh, 2009).
Ukur tekanan darah
Tekanan darah perlu diukur untuk
mengetahui perbandingan nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang
adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat
mengindikasi potensi hipertens i(Yeyeh, 2009).
Ukur tinggi fundus uteri
Apabila usia kehamilan di bawah 24 minggu
pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan di atas 24 minggu
memakai pengukuran Mc. Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus uteri
memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai
rumusnya (Depkes RI, 2007).
Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
lengkap
Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada
kehamilan umumnya diberikan 2 kali. Imunisasi pertama diberikan pada usia
kehamilan 16 minggu untuk yang kedua di berikan 4 minggu kemudian. e. Pemberian Tablet Besi minimal 90 tablet
selama kehamilan. Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah
defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikkan kadar haemoglobin. Fe
diberikan satu tablet sehari segera setelah rasa mual hialng, diberikan sebanyak 90 tablet selama kehamialan (Yeyeh,
2009).
Tes terhadap penyakit menular seksual
Penyakit menular seksual (PMS) merupakan
sekelompok penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang dapat menimbulkan
gangguan pada saluran kemih dan reproduksi. Ibu hamil merupakan kelompok resiko
tinggi terhadap PMS. Melakukan pemeriksaan konfirmatif dengan tujuan untuk
mengetahui etiologi yang pasti tentang
ada atau tidaknya penyakit menular seksual yang diderita ibu hamil, sangat
penting dilakukan karena PMS dapat
menimbulkan morbiditas dan mortalitas baik kepada ibu maupun bayi yang
dikandung/dilahirkan (Yulifah,dkk, 2009).
Temu wicara dalam rangka persiapan
rujukan
Temu wicara dalam rangka persiapan
rujukan ditujukan untuk ibu hamil dengan masalah kesehatan atau komplikasi yang
membutuhkan rujukan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan konsultasi atau
melakukan kejasama penanganan (Yulifah,dkk, 2009).
Tags
Kehamilan