Terdapat beberapa aspek-aspek penilaian dalam
tes performance. Tes performance umumnya digunakan untuk mengukur taraf
kompetensi yang bersifat keterampilan (psikomotor). Aspek yang dinilai pada tes
performa dapat menekankan pada proses, hasil, dan atau kombinasi dari keduanya.
Penilaian pada proses
Penilaian pada proses (bagaimana cara yang
ditempuh siswa dalam memperoleh/melakukan „sesuatu‟ secara baik, benar, dan efektif). Contoh mengajarkan
keterampilan motorik (berenang), siswa tidak secara langsung dimasukkan ke
dalam kolam renang, namun diajarkan dahulu bagaimana posisi kaki dan tangan
yang benar, cara mengambil napas, kerjasama kaki – tangan – pernapasan, dsb.
Penilaiannya dilakukan pada gerakan yang menghasilkan tingkah laku menurut
rangkaian yang tepat.
Penilaian pada hasil
Penilaian pada hasil, misal pada pelajaran
menggambar/melukis, keterampilan, kerajinan tangan, menjahit, dll. Guru bisa
saja tidak menilai prosesya, tetapi menilai pada hasil akhir/karya siswa. Sebagaimana
telah diuraikan bahwa tes performa memfokuskan kepada tujuan belajar
„keterampilan‟ (skill) tertentu,
yaitu keterampilan dalam proses/prosedur, produk/hasil maupun kombinasi
keduanya.
Tes performance diperlukan untuk menilai
keterampilan aktual siswa. Misalnya dalam mata pelajaran: Ilmu Alam menekankan
secara khusus pada keterampilan „laboratories‟,
Matematika pada keterampilan memecahkan masalah praktis, Bahasa Inggris (Bahasa
Asing) menekankan keterampilan „berkomunikasi‟,
Ilmu Sosial pada keterampilan mengkonstruksi peta dan grafik serta
pengoperasiannya secara efektif dalam kelas, Musik dan Seni (memainkan alat
musik), dan pendidikan fisik/jasmani (berenang, menari, melempar bola).
Ekonomi, bisinis, industri, pertanian, dsb.
Tags
Psikodiagnostik