Cerita ini adalah sebuah kisah nyata. Perahu yang kutumpangi sekarang, sedang mengangkut penumpang yang salah. Sungguh merupakan sebuah ujian, penumpang yang sedang di angkut tidak merasa sedang berada diatas perahu. Sehingga dengan seenaknya saja berbuat sesuatu yang sangat membayakan penumpang lain, bahkan mereka menebarkan penyakit kepada penumpang baru, sehingga banyak diantara mereka turun di tengah jalan sebelum sampai di tujuan.
Banyaknya penumpang yang turun ditengah jalan, sebelum sampai di pelabuhan, Ini sangat merugikan. Banyaknya penumpang yang turun, memang disebabkan oleh beberapa factor. Tetapi khusus perahu yang kutumpangi sekarang, turunnya penumpang karena adanya penyakit yang ditularkan oleh penumpang lama, yang sudah bertahun-tahun menumpangi perahu ini.
Jika perahu ini saya asosiasikan dengan dengan sebuah management/organisasi, itulah yang paling pas. Siapa sih management/organisasi itu? Jika kita kembali belajar filsafat, organisasi adalah keseluruhan komponen yang ada dalam organisasi tersebut, baik orang maupun benda-benda yang ada dalam lingkup organisasi.
Apakah karyawan termasuk anggota dari sebuah management? Sudah tentu, karyawan adalah salah satu komponen yang tidak terlepaskan dari lingkup organisasi. Sehingga secara logika karyawan adalah salah satu penumpang perahu itu. Karena karyawan adalah salah satu bagian (penumpang perahu), sehingga dia berkewajiban menaati, memperbaiki dan mempercantik perahu yang sedang di tumpangi, bukan sebaliknya. Kita masih menumpang di perahu ini, makan/minum, mencari nafkah untuk keluarga, ataupun untuk sekedar menyambung hidup ditengah ketidak pastian pekerjaan di tempat lain. Sudah selayaknya kita memberikan loyalitas penuh demi keselamatan perahu tercinta ini. Sehingga tidak salah jika kita memberikan “loyalitas tanpa batas, walaupun gaji terbatas, yang jelas, harus ikhlas”.
Sebuah peryataan konyol dari seorang penumpang. “Peraturan di kapal ini tidak adil, hanya menguntungkan management. Jika penumpang bersalah, langsung kena sanksi. Tetapi jika management bersalah, siapa siapa yang memberi sanksi dan apa sanksinya?” Tercengang saya mendengar pertanyaan ini. Bukan kerena tidak bisa menjawab, tetapi merasa kasihan kepada orang yang bertanya “apakah sedang lupa daratan atau lupa memikirkan apakah dia seorang penumpang atau bukan?”
Seperti pada cerita di awal, management ibarat sebuah perahu. Management adalah kumpulan orang-orang. Sudah jelas, sebuah management pasti memiliki aturan tertentu. Dan jika salah seorang anggotanya melanggar, akan kena sanksi. Kembali kepertanyaan di atas, jika management bersalah, siapa yang memberi sanksi? Sebuah perahu yang salah arah, tidak mungkin harus ditenggelamkan oleh penumpangnya, tetapi mencari cara supaya perahu tersebut kembali ke jalur yang dituju.
Jika seorang penumpang nakal, bisa saja nakhoda perahu melemparnya ke laut, daripada akan membahayakan penumpang lain. Jika ada seorang penumpang perahu tidak betah diatas perahu, silahkan mencari tumpangan kapal lain, jangan merusak perahu yang akan bisa membuatnya karam. Penumpang jangan menuntut sampai duluan di dermaga, sebelum orang lain sampai, itu mustahil, karena kita berada dalam satu perahu.