Dampak depresi dalam kehidupan sehari-hari sangat mengganggu. Bahkan dampak depresi bisa menyebabkan ketidakseimbangan fungsi bahkan malfungsi seseorang bagi penderita depresi. Salah satu contoh dari dampak depresi adalah bunuh diri, gangguan makan, gangguan pola tidur, gangguan adaptasi, gangguan terhadap pekerjaan dan lain-lain.
Di bawah ini akan dijelaskan dampak-dampak depresi secara lebih rinci.
Bunuh Diri
Walaupun banyak orang yang depresi yang tidak bunuh diri, depresi yang tidak ditangani dapat meningkatkan resiko percobaan bunuh diri. Sangat sering bagi individu yang mengalami depresi memiliki pikiran untuk bunuh diri (Lumongga, 2009).
Gangguan Tidur : Insomnia dan Hypersomnia
Insomnia atau kesulitan tidur bukanlah suatu penyakit, insomnia adalah cara tubuh bereaksi terhadap stress, jumlah waktu tidur yang dibutuhkan oleh tiap orang berbedabeda, kebanyakan orang dewasa memerlukan tidur delapan jam setiap malam, jika kita tidak mendapatkan cukup tidur, kita akan merasa mengantuk di siang harinya. Pola tidur berubah sesuai dengan usia, misalnya, orang yang lebih tua tidur siang dan lebih sedikit di malam hari (Kusumawardhani, 2006)
Gangguan dalam Hubungan
Sebagai akibat dari depresi, seseorang cenderung mudah tersinggung, senantiasa sedih sehingga lebih banyak menjauhkan diri dari orang lain atau dalam situasi lain menyalahkan orang lain, hal ini menyebabkan hubungan dengan orang lain menjadi tidak baik (Lumongga, 2009).
Gangguan dalam Pekerjaan
Pengaruh depresi sangat terasa dalam kehidupan pekerjaan seseorang. Depresi meningkatkan kemungkinan dipecat dan pendapatan yang lebih rendah. Depresi mengakibatkan kerugian dalam produksi karena absenteisme ataupun performa yang sangat buruk. Pekerja dengan depresi juga kehilangan lebih banyak waktu karena kesehatan yang buruk daripada pekerja yang tidak mengalami depresi (Lumongga, 2009).
Gangguan Pola Makan
Depresi dapat menyebabkan gangguan pola makan dan gangguan pola makan dapat menyebabkan depresi, pada orang yang menderita depresi terdapat dua kecenderungan umum mengenai pola makan yang secara nyata mempengaruhi berat tubuh badan yaitu, tidak selera makan dan keinginan makan-makanan yang manis bertambah. Beberapa gangguan pola makan yang diakibatkan oleh depresi adalah bulimia nervosa, anoreksia nervosa dan obesitas (Kusumawardhani, 2006).
Perilaku-perilaku Merusak
Beberapa perilaku yang merusak yang disebabkan oleh depresi menurut Lumongga (2009) adalah:
- Agresivitas dan kekerasan. Pada individu yang terkena depresi perilaku yang ditimbulkan bukan hanya berbentuk kesedihan, namun bisa juga dalam bentuk mudah tersinggung dan agresif. Perilaku agresif lebih cenderung ditunjukan oleh individu pria yang mengalami depresi. Hal ini karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang mempengaruhi perilaku, testosterone mempengaruhi perilaku pria. Perilaku menjadi berbahaya dan dapat berakibat melukai orang yang dicintai, dan juga diri sendiri. Pada kasus yang ekstrem, agresi yang meningkat dapat menyebabkan tindak pembunuhan. Namun walaupun lebih banyak agresivitas oleh pria, wanita yang serius, misalnya merusak barang-barang bahkan melukai dan membunuh anaknya sendiri.
- Penggunaan Alkohol dan Obat-obatan Terlarang. Telah diketahui bahwa penggunaan alkohol dan obatobatan terlarang pada remaja selain karena pengaruh teman kelompok, motivasi dari diri individu untuk menggunakan alkohol dan obatobatan terlarang dapat disebakan oleh keadaan depresi sebagai cara untuk mencari pelepasan sementara keadaan yang tidak menyenangkan.
- Perilaku Merokok. Penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara emosi negative yang ditimbulkan oleh depresi dengan frekuensi merokok. Seseorang yang mengalami depresi merokok lebih banyak dari biasanya. Telah diketahui bahwa beberapa zat kimia dari rokok dapat meredakan stress untuk sementara sehingga merokok bagi beberapa orang dianggap dapat menanggulangi stress.