Ternyata Musik bisa Menjadi Alat Penghibur Sekaligus Alat Penyiksa

Musik memang memiliki fungsi yang sangat banyak. Lantunan lagu bisa membuat seseorang menjadi tenang, menjadi semangat, bahkan bisa menjadi sedih ataupun terhibur. Musik juga sudah banyak digunakan dalam psikologi sebagai alat bantu dalam psikoterapi. Tidak bisa di bayangkan, jika dunia ini tanpa musik dan lagu, hidup akan seperti ladang yang kering.
Tetapi siapa sangka, bahwa musik ternyata mempunyai fungsi lain. Selain sebagai alat penghibur juga sebagai alat penyiksa. Hal inilah yang di alami oleh tawanan di Penjara Guantanamo oleh Amerika Serikat. Bahkan, menurut beberapa situs berita, penyiksaan melalui musik juga dialami oleh tawanan di Afganistan dan Irak.
Bagaimana cara musik digunakan menjadi alat penyiksaan? Menurut berita dari Associate Press (2008) musik keras diputar berulang-ulang untuk menciptakan rasa takut, kehilangan orientasi, dan membuat perasaan tawanan bahwa penyiksaan seakan tak pernah berakhir. Karena musik, sehingga para tawanan kehilangan ingatan, menjerit-jerit, dan membuat mereka membanting-bantingkan kepala ke tembok. Beberapa pihak mengatakan bahwa hal ini bisa juga mendorong tawanan bunuh diri.
Menurut laporan dari beberapa sumber di internet, bahwa musik yang diberikan adalah musik-musik aliran keras dalam bahasa Inggris. Ini menambah penderitaan para tawanan, karena bahasa pada lagu/music tersebut adalah bahasa negara yang di benci oleh para tawanan.
Sebuah berita terbaru dari harian AS, The New York Daily, Sabtu (2/6/2012) menuliskan bahwa para tawanan disetrap di kursi-kursi dengan tangan terikat, dan telinga para tawanan dipasangi alat pendengar. Mereka diperdengarkan musik-musik seperti karya dari Metallica, AC/DC, Eminem, Barney, dan lainnya dengan volume keras selama berjam-jam atau berhari-hari.
Sungguh, ini adalah sebuah bentuk penyiksaan baru, penyiksaan dalam bentuk tekanan psikologis bagi para tawanan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال