Lobus Temporal (Temporal Lobe)

Lobus temporalis (temporal lobes) merupakan satu dari empat lobus utama dari otak. Lobus temporalis berada di bawah sylvian fissure dan di anterior korteks oksipital dan parietal. Brodmann mengidentifikasi 10 area temporal, tetapi penelitian anatomi terbaru menunjukkan banyak area pada monyet, apalagi pada wanita. Region pada permukaan lateral temporal dapat dilihat pada bentuk auditory dan visual.
Sylvian fissure berisi jaringan yang membentuk insula yang meliputi gustatory cortex. Superior temporal sulcus (STS) memisahkan girus superior dan middle serta berisi jumlah yang signifikan dari neocortex, yang bisa dibagi dalam beberapa region. Korteks dari STS bersifat multimodal, menerima input dari auditory, visual, dan region somatik.
Lobus temporal memiliki dua sulci penting yang terletak secara horizontal dan parallel dengan Sylvian fissure. Mereka membagi lobus temporal menjadi 3 gyri: Superior Temporal Gyrus, Middle Temporal Gyrus, dan Inferior Temporal Gyrus. Inferior Temporal Gyrus ukurannya lebih besar daripada yang kita lihat biasa dari samping korteks karena itu letaknya di permukaan bawah dalam tengkorak.
Fungsi Lobus Temporal
Lobus temporalis tidak hanya memiliki saru fungsi, karena dalam lobus temporalis terdapat primary auditory cortex, the secondary auditory, dan visual cortex, limbic cortex, dan amygdala.
Tiga fungsi basis dari korteks temporal adalah memproses input auditori, mengenali objek visual, dan penyimpanan jangka lama dari input sensori, ditambah dengan fungsi amigdala, yaitu nada afeksi (emosi) pada input sensori dan memori. Beberapa fungsi lainnya adalah sebagai berikut:

Fungsi
Keterangan
Kemampuan Berbicara
Diatur pada bagian sebelah kiri temporal, terdapat zona bahasa atau berbicara bernama Wernicke. Area ini mengontrol proses termasuk komprehensif dan memori verbal.
Memori
Mengatur retensi memori jangka panjang berupa fakta, kejadian, orang, dan tempat
Membaca
Memproses suara dan kata-kata tertulis menjadi suatu informasi sehingga menjadi ingat.
Respon emosi
Berasal dari amygdala didalam lobus temporalis
Respon auditori
Primary auditory cortex(terletak pada Heschl’s gyri) bertanggung jawab untuk merespon frekuensi suara yang berbeda untuk lokalisasi suara. Bagian ini bertugas untuk peka terhadap suara.
Pemrosesan Visual
Memunculkan perasaan yakin dan insight.
Fungsi Penciuman
Tugas dari lobus olfaktori untuk identifikasi informasi.

Diterima alat dengar → Pusat otak primer dan sekunder → Pusat otak asosiatif: area wernicke, kata yang didengar akan dipahami → Girus angularis, tempat pola kata-kata dibayangkan lewat area Wernicke di fasikulus arkuatus area Broca: gerakan motorik pembicaraan area motorik primer ; otot-otot lidah untuk ucapan → area motorik suplementer, agar ucapan/gerakan lidah menjadi jelas
Diterima alat visual → Pusat otak primer penglihatan → Pusat otak asosiasi penglihatan: (di sini terjadi pengenalan informasi) → Girus angularis → area Wernicke → area Broca (gerakan pembicaraan) → area motorik primer dan suplementer, sehingga pada akhirnya tulisan dapat dimengerti.
Kelainan Lobus Temporal
Kerusakan Dominan
  1. Cortical deafness --- kerusakan pada primary visual atau somatic cortex yang menuju pada kehilangan kesadaran akan sensasi, sehingga hal ini cukup masuk akan untuk memprediksi bahwa kerusakan bilateral pada auditory cortex akan menghasilkan tuli kortikal.
  2. Auditory Agnosia --- ketidakmampuan untuk menginterpretasi suara nonverbal tetapi dapat menginterpretasi ungkapan.
Kerusakan Non-dominan
Amusia adalah tidak dapat membedakan antara nada musik yang berbeda, dan beberapa juga mengalami kesulitan membedakan antara pola berirama yang berbeda.
  • Congenital amusia: kekurangan pada musik yang kebanyakan orang telah memiliki kemampuan ini sejak lahir. Cirinya adalah tidak dapat mengenali atau bersenandung lagu- lagu yang dikenali, kurang peka terhadap nada yang disonan.
  • Acquired amusia: mempunyai ciri yang sama seperti amusia bawaan, tapi tidak diperoleh karena diwariskan, amusia jenis ini adalah akibat dari kerusakan otak.
Ada 8 simptom yang diasosiasikan dengan penyakit pada lobus temporal, yaitu:
  1. Gangguan sensasi auditory dan persepsi --- kerusakan pada auditoryperceptual terletak pada bagian kiri lobus temporal. Bagian kiri lobus temporal penting untuk membedakan ucapan. Pada bagian ini juga terdapat gangguan yang disebut dengan aphasia dimana seseorang sulit untuk mengenali kata-kata ( terletak pada Wernicke’s area). Selain itu, ketika terjadi kerusakan pada bagian kanan lobus temporal, maka seseorang akan mengalami kemunduran dalam mepersepsi karakteristik tertentu dari musik (loudness, quality dan pitch)
  2. Gangguan selective attention input auditory dan visual --- kerusakan pada bagian kanan lobus temporal akan mengakibatkan ketidakmampuan seseorang dalam mengenali dan me-recall wajah maupun gambar-gambar.
  3. Kelainan persepsi visual --- luka pada bagian kiri lobus temporal akan mengakibatkan ketidakmampuan untuk fokus karena sistem syarafnya terluka. Begitu juga dengan bagian kanan lobus temporal.
  4. Kerusakan pengorganisasian dan pengkategorisasian materi verbal --- kerusakan lobus temporal juga mengakibatkan seseorang tidak dapat mengkategorisasikan sebuah kata, gambar, maupun objek yang familiar.
  5. Gangguan pemahaman bahasa --- Seseorang dengan kerusakan ini mengakibatkan ia selalu keluar dari konteks, apakah itu kalimat, gambar , maupun ekspresi wajah.
  6. Kerusakan memori jangka panjang --- kerusakan pada lobus temporal mengakibatkan seseorang mengalami amnesia. Kerusakan pada inferotemporal cortex mengakibatkan ketidak sadaran dalam me-recall informasi. Luka pada bagian kiri lobus temporal mengakibatkan seseorang tidak dapat me-recall materi verbal, sebaliknya jika bagian kanan rusak, akan mengakibatkan ketidakmampuan me-recall materi non-verba.
  7. Perubahan kepribadian dan perilaku afektif --- kerusakan lobus temporal mengakibatkan gangguan pada emosi (karena amygdala terstimulasi).
  8. Perubahan perilaku seksual

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال