Klasifikasi Autisme

Klasifikasi autisme diperlukan untuk menentukan bagaimana arah treatment yang diperlukan oleh anak autism. Dengan adanya klasifikasi autisme, dapat memberikan gambaran sejauh mana tingkat gangguan austim anak.
Menurut Veskarisyanti (2008), ada beberapa klasifikasi autisme, diantaranya:
Aloof
Merupakan ciri yang klasik dan secara umum diketahui oleh kebanyakan orang. Anak dengan autisme tipe ini senantiasa berusaha menarik diri dari kontak sosial dan cenderung untuk memojokkan diri pada sudut – sudut ruangan. Apabila anak autistik dalam kelompok ini berdekatan dengan orang lain, anak tersebut akan merasa tidak nyaman dan marah. Keengganan untuk berinteraksi terhadap sebayanya terlihat nyata bila dibandingkan berinteraksi dengan orangtuanya (Hadis, 2006).
Passive
Anak dengan autisme tipe ini tidak berusaha untuk mengadakan kontak sosial, melainkan hanya menerima saja. Autistik jenis ini merupakan group yang paling mudah ditangani. Dilihat dari segi kemampuan, anak autistik pada kelompok passive lebih tinggi bila dibandingkan dengan anak autistik pada group aloof. Kemampuan visual lebih baik bila dibandingkan dengan kemampuan verbal dan koordinasi (Hadis, 2006)
Active but odd
Anak dengan autisme tipe ini cenderung akan melakukan pendekatan, namun hanya bersifat satu sisi yang bersifat repetitif dan aneh. Kemampuan bicara pada autistik jenis ini seringkali lebih baik bila dibandingkan dengan kedua group lainnya. Mimik cenderung terbatas dan kontak mata dengan orang lain tidak sesuai, kadang terlalu lama sehingga terlihat aneh (Hadis, 2006).
Klasifikasi autisme ini, digunakan untuk mempermudah bagi para orang tua, bagaimana harus menghadapi anak autis dengan tipe-tipe tertentu. Jenis-jenis terapi yang akan diberikan pada anak autism juga ditentukan oleh klasifikasi autisme.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال