Pembelajaran Perilaku Agresif

Perilaku agresif adalah sebuah perilaku menyerang atau hendak “melukai” orang lain. Menyerang bisa dalam bentuk fisik, kata-kata, raut wajah dan lain-lain. Perilaku agresif merupakan sebuah perilaku yang tidak muncul begitu saja, tetapi merupakan sebuah respon terhadap sesuatu yang dirasakan merugikan individu tersebut. Tetapi terkadang, ada individu tertentu yang cenderung lebih agresif dibandingkan dengan individu lainnnya.

Dalam penelitian Albert Bandura dan koleganya, yang saat ini cukup terkenal, tentang pembelajaran obsevasional perilaku agresif pada anak. Dalam penelitian ini, sang anak diminta untuk menonton film yang diperlihatkan seorang dewasa berperilaku agresif terhadap sebuah boneka Bobo – memukul, meninju, dan menendang boneka tersebut. Anak yang melihat perilaku agresif lebih mungkin bertindak agresif saat mereka bermain dengan boneka tersebut. Saat sang anak melihat orang dewasa mendapatkan imbalan atas agresi yang ia lakukan, ia akan lebih agresif dibanding anak yang berada pada kelompok control. Tetapi melihat perilaku agresif yang mendapatkan reinforcement tidak pasti akan untuk meningkatkan agresivitas sang anak. Anak yang melihat agresi yang tidak diberikan reinforcement nantinya akan lebih agresif dibandingkan anak yang melihat orang  dewasa yang sama memperlihatkan perilaku netal (juga tidak mendapatkan reinforcement). Pembelajaran obervasional tidak membutuhkan terlihatnya pemberian reinforcement; hanya dengan melihat perilaku agresif itu sendiri, sudah cukup untuk “mengajarkan” sang anak.

Sebuah analisis yang lengkap terhadap penelitian tentang efek kekerasan di media pada anak menemukan bukti nyata bahwa “kekerasan yang ada di media meningkatkan kemungkinan munculnya perilaku agresif dan brutal, baik dalam konteks langsung dan jangka panjang” (Anderson, 2003).

Pembelajaran observasional memiliki pengaruh yang sangat kuat, dan tingkat kekerasan di media (baik TV, film, games, permainan computer, dan music populer) yang akan anak kembangkan bervariasi, tergantung proporsi kekerasan yang ada pada media dan banyaknya waktu yang dihabiskan untuk melihat media tersebut.

Jadi, perilaku agresif terkadang muncul dari sebuah pengamatan terhadap perilaku agresif dari lingkungan, baik media langsung (observasi langsung), maupun tidak langsung (TV, games, computer dan lain-lain). Perilaku agresif ini, adalah hasil pembelajaran. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah anak yang lahir dan dibesarkan dilingkungan yang “agresif” lebih mungkin menunjukkan perilaku agresif dikemudian hari?

 

Referensi:

Friedman, Howard dkk. 2006. Kepribadian, Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta: Erlangga

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال