ANAK KREATIF

Pada dasarnya sifat manusia itu kreatif, namun perlu diasah secara mandalam lagi. Kreatifitas merupakan kemampuan untuk mencipta atau berkreasi. Dengan memperbanyak mengasah kemapuan yang dimiliki maka kreatifitas seseorang pun akan teraplikasikan secara tepat. Dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung agar kekreativan anak tetap ada.
Kecerdasan dan kreatifitas anak tergantung dari faktor genetik, asupan gizi, dan lingkungan. Beberapa asupan gizi yang berperan dalam meningkatkan kecerdasan dan kratifitasan anak ialah dengan pemberian DHA dan AA. Yang mana DHA dan AA ini sangat diperlukan untuk pertumbuhan sel otak, neurotrasmiter, reseptor, dan dendrit. Selain itu anak juga membuthkan vitamin A yang baik untuk mata serta menghindari anak dari rabun senja. Vitamin D juga dibutuhkan guna meningkatkan efensiensi penyerapan kalsium di usus. Yang mana tanpa vitamin D usus manusia hanya mampu menyerap 10-15 % kalsium dalam makanan. Hal yang perlu diperhatikan untuk mengoptimalkan kesehatan, kecerdasan, dan kreatifitas anak, yaitu:
  • Gizi (30-40 %) è asupan gizi yang seimbang serta kaya akan DHA dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak, khususnya otak dan sel syaraf. Adapun peranan DHA meliputi; menambah jumlah cabang nourotransmiter dan reseptor sel syaraf, meningkatkan kemampuan belajar anak, meningkatkan kreatifitas anak, komponenpenting penyusun retina mata anak. 
  • Lingkungan (10-20 %) è pola asuh yang tepat dan pergaulan yang baik akan menunjang kecerdasan dan kreatifitas anak.
Berdasarkan penelitian mengenai nourologi Universitas Chicago, mengemukakan bahwa pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0-4 tahun mencapai 50 %, hingga usia 8 tahun mencapai 80 %. Artinya bila pada usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal maka otak anak tidak akan berkembang secara optimal.sedangkan pada usia 18 tahun perkembangan jaringan otak mencapai 100%. Oleh sebab itu, masa kanak-kanak mulai usia 0-8 tahun disebut masa emas (golden age), yang mana pada masa ini sangat penting untuk merangsang pertumbuhan otak anak dengan memberikan perhatian terhadap kesehatan anak, penyedian gizi yang cukup, dan pelayanan pedidikan.
Maka melalui proses pembelajaran dengan kegiatan yang menyenngkan bagi anak seperti dengan bermain, deharapkan dapat merangsang dan memupuk kreativitas anak sesuai dengan potensi yang dimilikinya untuk dapat dikembangkan sejak dini. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2005:164) bahwa ”proses pembelajaran hakekatnaya untuk mengembangkan kreatifitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar”. Sedangkan menurut Supradi pada intinya kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang ada sebelumnya. Dan keberhasilan kreatifitas menurut Amabile (Munandar, 2004:77) merupakan persimpangan antara keterampilan anak dalam bidang tertentu, keterampilan berfikir dan bekerja kreatif, dan motivasi intrinsik. 
Cara mempertahankan kreatifitas anak: 
  1. Membangun kerpribadian anak dengan modal cinta. Dengan cinta orang tua dapat menerima anak apa adanya, terlepas dari kekurangan dan kelebihan anak senara fisik. Karena orang tua yang baik tidak akan menuntut anaknya untuk sama dengan anak lain. Setiap individu adalah unik, kita dapat membentuk kerpibadian anak, tetapi bukan menyamakan karakter mereka dengan anak lainnya. Seperti Salman Al Farizi – penggegas perang parit, Umar bin Khatab – penggagas ketertiban lau lintas, Abu Bakar Ash Shidiqi – pengagas tegaknya sistem ekonomi islam, dan lain-lain. 
  2. Menumbuhkan dan mengembangkan motivasi. Individu yang memiliki kepribadian yang kuat cenderung memiliki motivasi yang kuat pula. Namun karena kreatifitas dimulai dari suatu gagasan yang interaktif, maka dorongan dari luar diperlukan untuk memunculkan gagasan. Dengan demikian peran orang tua diperlukan dalam hal ini. Adanya komunikasi dialogis dan kemampuan mendengar aktif maka anak akan merasa dipercaya, dihargai, diperhatikan, dikasihi, didengrkan, dimengerti, didukung, dilibatkan, dan diterima segala kelemahan dan keterbatasnnya. Hal yang terpenting dalam memotovai anak agar labih kreatif ialah dengan melakukan sesuatu sekreatif mungkin dan hindari kesan-kesan rekonstruktif. 
  3. Mensistimatisir proses pembentukan anak kreatif. Beberapa hal yang perlu diperhatiakn oleh orang tua dalam membentuk anak yang kreatif, yaitu: (a) Persiapan waktu, tempat, fasilitas yang memadai; kira-kira sekitar 5-30 menit setiap harinya diluangkan waktu untuk mengmbangkan kreatifitas anak. Sedangkan fasilitas penunjang tidak perlu canggih disesuaikan dengan hal apa yang hendak dicapai. (b) Mengatur selang seling kegiatan; dengan pengaturan jadwal sedemikian rupa agar dalam melakukan anak lebih terpola dalam mengerjakan aktifitas, seta memberikan pola yang beraneka ragam seperti meminta mereka untuk melakukan aktivitas secara individual, kalompok, kompetitif, serta kooperatif. (c) Menyediakan waktu khusus untuk anak dalam melakukan aktifitas. (d) Memelihara iklim kreatifitas agar tetap terpelihara, caranya ialah dengan mengoptimalkan poin-poin yang ingin di kembangkan eperti pada no 2 untuk mempertahankan kreatifitas anak. 
  4. Mengevaluasi hasil kreativitas. Selama ini sering manilai kreatifitas melalui hasil atau produk yang kreativitas. Padahal sesungguhnya yang terpenting ialah proses dibandingkan hasilnya. Pentingnya penilaian proses kreativitas, bukan berarti kita dapat menilai hasil kreativitas itu sendiri. Penilaian tetap dilakukan namun mesti ada hal yang mesti diperhatikan, yaitu hendaknya menilai hasil kreativitas tersebut dengan menggunakan kreativitas anak dan bukan meggunaka persepektif atau mencetuskan suatu kreatifitas yang tidak lazim. Yang mana setiap kali melakukan pengevaluasian hasil, sebaiknya selalu memberikan dukungan dan juga penguatan dan juga sebaliknya jauhi celaan dan hukuman agar anak tetap kreatif.
Semakin banyak pengetahuan yang didapat oleh anak, semakun besar peluang untuk kreatif. Kreatifitas tidak berhenti pada imajinasi semata, melainkan dalam hal yang berbentuk tujuan. Orang tua sangat berperan besar dalam memberikan wadah perwujudan kreatifitas anak, seperti karya seni, musik, ataupun kesempatan anak untuk bercerita dan mengungkapkannya dalam belajar, yaitu 
  1. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan unik. Menurut Elizabeth Hurlock, reatifitas merupakan adanya sesuatu yang baru baik dalam bentuk gagasan atau suatu hasil karya. Dalam kreatifitas yang dapat diciptakan adalah sesuatu yang baru, berberda dari yang telah ada, dan sifatnaya unik. Keunikan dekat dengan keaslian (orisinalitas), yaitu kemampuan untuk membuat sesuatu yang orisinil, murni dari ide anak, serta didukung oleh pengetahuan dan informasi yang telah diperoleh anak sebelumnya.
  2. Kemapuan untuk mentransformasikan gagasan lama kedalam benuk-bentuk baru. Jika individu iangn kreatif maka diperlukan pengetahuan yang diterima sebelum dapat menggunakan dengan cara yang baru dan orisinil. Kreatifitas terlihat juga pada kemampuan membuat sesuatu yang umum menjadi sesuatu yang khusus, serta dapat melihat sesuatu dengan cara yang baru.  Pengembangan-pengembangan ide bisa diawali dengan sesuatu yang sama, sehingga dalam hal ini dapat terlihat ketika seorang anak dengan anak lainnya mengerjakan tugas yang sama, tapi menggunakan cara yang berbeda. Ini berarti anak dapat mengembangkan idenya dengan cara yang lebih kreatif. 
  3. Kemampuan untuk mengembangkan imajinasi dan fantasi yang terarah. Memiliki daya imajinasi yang tinggi merupakan salah satu ukuran kretifitas anak. Daya imajinasi dapat dikembangkan dengan cara memberikan kebebasan pada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif dengan bimbingan dan arahan orang tua. Imjinasi yang terarah bisa ditumbuhkan dalam permainan yang imajinatif yang akan membuat dan mendorong anak untuk berfikir dan berkrasi. Sehingga anak akan terniasa untuk selalu berusaha menghasilkan ide-ide kreatif. 
  4. Kemampuan untuk melihat berbagai kemungkinan jawaban terhadap sesuatu masalah. Cara berfikir yang kreatif ialah dengan memberi kebebasan kapada anak untuk menjajaki berbagai kemungkinan-kemungkinan jawaban yang benar. Hal ini dimungkinkan jika adanya kebebasan psikologis pada anak. Anak dibei kebebasan untuk mengekprsikan secara simbolis pikiran-pikiran tentang perasaaannyaserta memberikan kapada anak kebebasan dalam berfikir atau merasa sesuai dengan apa yang ada didalam dirinya. 
  5. Adanya rasa iangin tahu yang luas dan mendalam. Anak yang kreatif tidak puas dengan hanya menerima yang disampaikan orang tua saja tetapi dia akan mencoba untuk mengtahuinya lebah luas dan mendalam lagi. Hal ini ditandai dengan seringnya akan bertanya terkain dengan hal-hal yang masih membuatnya bingung, ia akan mempertanyakan hal itu dengan oang-orang yang ia kenal selain orang tuanya. 
  6. Adanya minat yang luas dan keinginan bereksplorasi. Minat yang luas ditunjukkan oleh anak yang kreatif dengan adanya kaeinginan untuk mengeksplorasi hal-hal baru. Adanya tingkat energi, spontanitas, dan pertualangan sering tampak pada anak yang kreatif. Anak-anak cenderung memiliki keinganan yang besar untuk mencoba aktifitas-aktifitas baru yang mengasyikan. 
  7. Adanya perhatian pada proses, bukan sekedar hasil akhir. Yang lebih difokuskan dalam pembentukan kreatif anak ialah prosesnya bukan hasilnya. Melalui proses yang lebih dilihat ialah bagaimana munculnya ide-ide orisinal untuk melakukan sesuatu, dan tidak terpaku pada satu produk akhir yang menjadi bukti kreatif anak. 
  8. Adanya kesenangna dan kepuasan pribadi dalam melakukan pekerjaan. Anak akan mendapatkan penghargaan atau pujian yang berpengaruh tehadap perkembangan pribadinya jika ia basa tampil beda dengan lingkungannya. Anak akan mersa puas bila dapat menciptakan hal-hal yang beda dari biasa. 
  9. Adanya penetahuan awal sebagai modal. Kretifitas muncul pada anak karena adanya rangsangan dan sesuatu yang telah diperolehnya. 
  10. Kepekaan akan keindahan. Anak yang mampu mengekspresikan rasa keindahan yang timbul oleh suatu benda dengan menciptakan gagasan-gagasan baru terhadap objek tersebut. 
  11. Kemampuan berfikir asosiatif. Berfikir asosiatif berarti mencoba mengaitkan hal-hal yang berlainan dalam suatu pamahaman tertentu yang akan menumbuhkan kreatifitas anak. 
  12. Kepekaan melihat hal unik dalam lingkungan sekitar dan kehidupan sehari-hari. Anak-anak yang kreatif sering memporoleh ide-ide dan hal-hal yang ada disekitarnya. Hal ini karena alam merupakan sumber inspirasi yang tidak ada habisnya jika digali. 
  13. Kemampuan mengungkapkan gagasan. 
  14. Kreatifitas anak dapat Kepekaan melihat hal unik dalam lingkungan sekitar dan kehidupan sehari-hari. Dilihat dari kemampuanya untuk mengungkapkan gagasan atau bercerita, baik dirumah maupun disekolah. Anak perlu dibiasakan dalam mengungkapkan ide-idenya yang juga mesti didorong oleh lingkungan sekitarnya, terutama orang tua.
Referensi
http://andydoanx2525.blog.friendster.com/2008/10/kreativitas-anak

http://www.acehforum.com/search/Mengasah+Kreativitas




http://tabe.host56.com/?Agar_Anak_Tetap_Kreatif

Ardi al-Maqassary

"Aku melihat, diujung sana, ada setitik cahaya yang terang benderang. Akan kuraih cahaya itu, dan membagikannya kepada seluruh manusia!!!"

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال