Perilaku makan remaja putri umumnya mulai menerapkan
diet sembarangan untuk diterima di lingkungan sosial mereka (fad diets), jarang
makan di rumah dan banyak makan cemilan. Remaja putri mulai memperhatikan kenaikan
berat badan, penampilan dan penerimaan sosial, hal ini membuat mereka mencoba
menurunkan berat badan. Remaja putri mulai menunjukkan perilaku makan yang
berbahaya seperti memilih makanan yang
tidak membuat gemuk, melewatkan waktu makan, penggunaan pil diet dan
meningkatnya kejadian bulimia nervosa menyebabkan perilaku diet penurunan berat
badan pada remaja putri merupakan masalah gizi yang cukup serius
(Wardlaw,1999).
Perilaku makan dan pemilihan makanan pada remaja putri sangat kompleks
dan dipengaruhi oleh berbagai interaksi faktor. Menurut Krummel (1996)
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan pada remaja diantaranya adalah:
- Keluarga, selama masa anak-anak pengaruh keluarga memiliki peranan yang sangat besar dalam sikap tentang makanan dan berat badan, pemilihan makanan dan pola makan, tetapi ketika sudah menginjak masa remaja mereka menunjukkan kemandirian. Remaja lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah dan oleh karena itu pengaruh keluarga terhadap perilaku makan mulai berkurang.
- Teman sebaya (peer group), merupakan sumber pengaruh terbesar pada remaja dalam perilaku makan. Remaja putri menginginkan penerimaan sosial dan pengakuan oleh teman mereka, untuk itu mereka bereaksi menarik perhatian teman sebaya. Di dalam pergaulan, makan merupakan salah satu bentuk sosialisasi dan rekreasi. Pemilihan makanan menjadi penting supaya mereka diterima oleh teman sebayanya.
- Faktor kognitif, fisik, emosional, sosial dan gaya hidup merubah perilaku makan remaja. Perilaku makan pada remaja umumnya ditandai dengan proporsi makan di rumah lebih sedikit dibandingkan di luar lingkungan rumah, sering mengkonsumsi fast food dan melakukan diet yang tidak sehat. Hal-hal tersebut akan memicu timbulnya masalah gizi yang terjadi pada remaja.