Citra Raga Pada Remaja Putri merupakan sebuah masalah
fase perkembangan. Remaja adalah individu yang harus meninggalkan dunia anak-anak
menuju dunia orang dewasa, melepaskan ikatan emosional dan ketergantungan pada
orangtuanya dan menentukan sikap sebagai orang dewasa. Pengertian tentang
remaja banyak dikemukakan oleh para ahli sesuai dengan sudut pandang mereka,
tetapi pada dasarnya menunjukkan pengertian yang tidak jauh berbeda. Pada
dasarnya para ahli sepakat bahwa masa remaja merupakan masa transisi antara
masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dengan ditandai munculnya
perkembangan-perkembangan baru secara fisik, psikis dan sosial. Batasan umur
remaja menurut para ahli pun berbeda. Jersild (dalam Wulandari, 1995) membatasi
usia remaja antara 12 - 20 tahun, sedangkan Gunarsa dan Gunarsa (1981)
membatasi umur remaja antara 12 - 22 tahun.
Perkembangan ke tingkat kedewasaan mempunyai
karakteristik timbulnya narcisme, yaitu keinginan untuk dicintai dan cinta pada
dirinya sendiri. Narcisme yang kuat seringkali disalurkan dalam fantasi. Salah
satu perubahan penting pada masa remaja adalah perubahan fisik. Perubahan-perubahan
fisik ini menimbulkan peningkatan minat pada tubuh dalam beberapa bentuk,
misalnya sangat perhatian pada penampilan fisik dan perkembangannya,
meningkatnya perhatian pada lawan jenis dan dalam kekuatan dan ketahanan tubuh
(Hurlock, 1993). Ketertarikan terhadap lawan jenis dan kesadaran remaja akan
potensi daya tarik bagi lawan jenisnya mendorong remaja untuk tampil sebaik
mungkin.
Britt (dalam Setyaningsih, 1992) mengatakan bahwa remaja
sangat peka terhadap penampilan dirinya dan merenungi perihal bagaimana
wajahnya, apakah orang lain menyukai wajahnya, serta selalu menggambarkan dan
mengembangkan seperti apa tubuhnya dan apa yang diinginkan dengan tubuhnya.
Berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan daya tarik
fisik, remaja mulai mengembangkan pikirannya terhadap bentuk raga. Untuk
selanjutnya bentuk raga berpengaruh secara langsung pada remaja dalam hal
menilai dirinya, apakah menyenangkan atau tidak.
Pada masa remaja ini individu ingin mencapai penampilan
fisik yang baik dan citra raga berperan penting dalam mengevaluasi dirinya
(Jersild, dalam Widyaningsih, 1997). Evaluasi diri terhadap raga ini akan
mempengaruhi penampilan dan selanjutnya juga dapat mempengaruhi segi
kepribadian, termasuk harga dirinya. Citra raga yang ideal berkembang
berdasarkan interpretasi diri terhadap perilaku, penampakan diri dan juga umpan
balik dari lingkungan. Melalui proses ini diharapkan akan muncul kesadaran
terhadap potensi dan keterbatasan tubuh (Blyth dkk, 1985).
Citra raga umumnya lebih berhubungan dengan remaja putri
daripada remaja putra. Remaja putri cenderung untuk mempergunakan kesempatan
untuk memperlihatkan penampilan fisik. Remaja putri yang memandang tubuhnya sesuai
dengan harapan maupun dengan yang ideal dapat dikatakan memiliki citra raga
yang tinggi dan seterusnya akan memberikan keuntungan positif bagi remaja. Sebaliknya
remaja putri yang tidak puas terhadap tubuhnya dapat dikatakan memiliki citra
raga yang rendah, selanjutnya menimbulkan kurangnya harga diri selama masa
remaja.
Dapat diketahui bahwa selama masa remaja individu mulai
mengembangkan pikirannya terhadap bentuk raga atau citra raga. Citra raga
berperan penting dalam mengevaluasi dirinya. Evaluasi diri terhadap raga ini
akan mempengaruhi penampilan dan selanjutnya juga dapat mempengaruhi segi
kepribadian, termasuk harga dirinya.
Tags
Perkembangan Remaja