Tanaman kacang kedelai atau dikenal dengan
nama ilmiah Glycine max (L.) Merrill,
tidak asing bagi kita, karena kedelai merupakan salah satu jenis bahan pokok
makanan dari tahu dan tempe. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang
tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang
menurunkan berbagai kedelai yang dikenal sekarang kedelai (Glycine max (L.)
Merrill). Berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara), di Indonesia,
dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau.
Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari daerah Manshukuo menyebar
ke daerah Mansyuria: Jepang (Asia Timur) dan negara-negara lain di Amerika dan
Afrika. (AAK,1989).
Akar tanaman kedelai terdiri atas akar
tunggang, akar lateral, dan akar serabut. Pada tanah yang gembur, akar ini
dapat menembus tanah sampai kedalaman 1,5 m. Pada akar lateral terdapat
bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri rhizobium pengikat N dari
udara. Bintil akar ini biasanya akan terbentuk 15-20 hari setelah tanam, selain
sebagai penyerap unsur hara dan penyangga tanaman, pada perakaran merupakan
tempat terbentuknya bintil/nodul akar yang berfungsi sebagai pabrik alami
terfiksasinya nitrogen udara oleh aktivitas bakteri Rhizobium (Tambas dan
Rakhman, 1986).
Kedelai berbatang semak, dengan tinggi batang
antara 30-100 cm. setiap batang dapat membentuk 3-6 cabang. Pertumbuhan batang
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe determinate dan indeterminate. Perbedaan
sistem pertumbuhan batang ini didasarkan atas keberadaan bunga dan pucuk
batang. Pertumbuhan batang tipe determinate ditunjukkan dengan batang yang
tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai berbunga. Pertumbuhan batang tipe
indeterminate dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun,
walaupun tanaman sudah mulai berbunga. Begitu juga dengan bentuk daun kedelai
ada dua macam, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate) (Adisarwanto, 2005).
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna,
artinya dalam setiap bunga terdapat alat kelamin jantan dan alat kelamin
betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup, sehingga
kemungkinan terjadinya kawin silang secara alami sangat kecil. Bunga terletak
pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat
menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna (Suprapto,
2001).
Polong kedelai pertama terbentuk sekitar 7-10
hari setelah munculnya bunga pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm, jumlah
polong yang terbentuk pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara
1-10 buah dalam setiap kelompok. Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat
mencapai lebih dari 50, bahkan ratusan. Kecepatan pembentukan polong dan
pembesaran biji akan semakin cepat setelah proses pembentukan bunga berhenti.
Ukuran dan bentuk polong menjadi maksimal pada saat awal periode pemasakan
biji. Hal ini kemungkinan diikuti oleh perubahan warna polong, dari hijau
menjadi kuning kecoklatan pada saat masak (Adisarwanto, 2005). Biji kedelai
berkeping dua yang terbungkus oleh kulit biji. Embrio terletak di antara keping
biji. Warna kulit biji bermacam-macam, ada yang kuning, hitam, hijau atau
coklat.
Kedelai yang tumbuh secara liar di Asia
Tenggara meliputi sekitar 40 jenis. Penyebaran geografis dari kedelai
mempengaruhi jenis tipenya. Terdapat 4 tipe kedelai yakni : tipe Mansyuria,
Jepang, India, dan Cina.
Dasar-dasar penentuan varietas kedelai adalah
menurut: umur, warna biji dan tipe batang. Varietas kedelai yang dianjurkan
yaitu: Otan, No. 27, No.29, Ringgit 317, Sumbing 452, Merapi 520, Shakti 945,
Davros, Economic Garden, Taichung 1290, TKG 1291, Clark 1293, Orba 1343,
Galunggung, Lokon, Guntur, Wilis, Dempo, Kerinci, Raung, Merbabu, Muria dan
Tidar.
Di salah satu negara bagian Amerika Serikat,
terdapat areal pertumbuhan kedelai yang sangat luas sehingga menghasilkan 57%
produksi kedelai dunia. Di Indonesia, saat ini kedelai banyak ditanam di
dataran rendah yang tidak banyak mengandung air, seperti di pesisir Utara Jawa
Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Utara (Gorontalo), Lampung, Sumatera
Selatan dan Bali. Kedelai (Glycine max (L) merrill) merupakan salah satu
tanaman budidaya dengan kandungan nutrisi yang tinggi, diantaranya mengandung
protein 30-50% (Richard et al., 1984).
Kandungan protein yang tinggi memberi
indikasi bahwa tanaman kedelai memerlukan hara nitrogen yang tinggi pula. Di
Indonesia sampai saat ini produksi kedelai belum dapat memenuhi kebutuhan
konsumen dalam negeri.
Tags
Tanaman