Perubahan Fisik Masa Pubertas

Perubahan fisik masa pubertas adalah hal yang paling dapat diamati. Hormon estrogen memegang peranan penting dalam perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder, pertumbuhan organ genitalia, pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologi kewanitaan. Perkembangan ini dirangsang oleh peningkatan FSH. Interaksi FSH dan estrogen akan memacu kepekaan reseptor LH sehingga terjadi peningkatan LH yang mempercepat perkembangan folikel yang menghasilkan estrogen (Guyton, 1997).
Pertumbuhan Organ Genitalia dan Perubahan Psikologis
Pada masa pubertas organ-organ genitalia lambat laun tumbuh mendekati bentuk dan sifat-sifat wanita dewasa. Vaskularisasi uterus bertambah menyebabkan pertumbuhan lapisan endometrium, sehingga merubah uterus menjadi uterus yang matur, dan diferensiasi lapisan endometrium.
Estrogen merangsang perkembangan jaringan yang terlibat dalam reproduksi. Hormon ini merangsang ukuran dan jumlah sel dengan meningkatkan kecepatan sintesis protein rRNA, tRNA, mRNA dan DNA. Oleh karena itu, terjadi peningkatan proliferasi sel pada labia, vagina, uterus, tuba falopii dan jaringan payudara. Pada payudara, terdapat aktifitas diferensiasi kelenjar mamae, pertumbuhan duktus, perkembangan sel stromal dan pertumbuhan jaringan adiposa yang diperantarai oleh estrogen.
Peningkatan produksi estrogen pada masa pubertas juga dapat mempengaruhi penampilan dan pertumbuhan sekunder rambut serta meningkatan pigmentasi kulit labia mayora vagina seperti daerah areola dan puting payudara. Estrogen mengatur transkripsi gen reseptor progestrin, membuat ketersediaan reseptor untuk menaikkan respon sel target terhadap pelepasan progestin selama siklus menstruasi. Pada sel endometrium uterus, estrogen bersama progestin, mempersiapkan dan mempertahankan endometrium uterus untuk implantasi telur yang dibuahi. Estrogen membuat peka otot uterus atau miometrium untuk berkontraksi akibat rangsang oksitosin saat partus.
Efektifitas estrogen pada neurokimia dan sintesis protein reseptor pada sistem saraf pusat berkontribusi terhadap perubahan psikologi dan emosi yang terjadi saat premenstruasi pada beberapa wanita. Hal ini juga menjelaskan efek estrogen terhadap perkembangan feminisme tubuh (Suryono, 2008).
Pertumbuhan Fisik
Tumbuh bertambah besar (growing-up) adalah ciri yang khas yang nampak mencolok pada pubertas. Sesaat sebelum pubertas, kecepatan pertumbuhan tinggi badan/linier (height velocity) menurun, kemudian selama pubertas terjadi akselerasi yang terjadi secara mendadak yang disebut pacu tumbuh (height spurt). Pada saat pertumbuhan linier terjadi pada kecepatan yang maksimal, dikatakan remaja tersebut telah mengalami puncak kecepatan tinggi badan (peak height velocity/PHV). Pada kurva kecepatan tinggi badan (height velocity curve), tampak kurva naik (akselerasi) yang berlangsung sekitar 2 tahun, mencapai puncaknya, kemudian menurun (deselerasi) yang berlangsung sekitar 3 tahun.
Kecepatan kenaikan tinggi badan meningkat selama pubertas dan mencapai puncaknya selama pacu tumbuh remaja. Rata-rata mulai terjadi pacu tumbuh adalah 11 tahun pada remaja laki-laki dan 9 tahun pada remaja perempuan. Rata-rata PHV pada laki-laki sekitar umur 13,5 tahun dan pada perempuan sekitar umur 11,5 tahun. Sebelum mulai pacu tumbuh, remaja perempuan tumbuh dengan kecepatan 5,5 cm/tahun (4-7,5cm). Sekitar dua tahun sebelum dimulainya pacu tumbuh, remaja perempuan mencapai PHV-nya dengan kecepatan sekitar 8cm/tahun (6-10,5 cm). Kecepatan maksimal dicapai 6-12 bulan sebelum menarche dan ini dipertahankan hanya untuk beberapa bulan.
Gambaran yang paling dini dan penting dari pertumbuhan tulang pada remaja perempuan adalah pertumbuhan lebar panggul selama pubertas. Pertumbuhan pelvis dan panggul secara kuantitatif hampir sama dengan remaja laki-laki. Tetapi, karena dimensi pertumbuhan remaja perempuan lebih kecil, maka lebar panggul tampak lebih besar daripada remaja laki-laki.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال