Efek Anemia pada Ibu Hamil

Terdapat efek enemia pada ibu hamil. Ibu hamil yang mengalami anemia dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan premature juga lebih besar.
Menurut Proverawati (2009) efek anemia pada ibu hamil adalah:
  1. Hamil muda (trimester pertama): abortus, missed abortion, dan kelainan kongenital 
  2. Trimester kedua: persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asphyxia intrauterine sampai kematian, berat badan lahir rendah (BBLR), gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah, dekompensatio kordis kematian ibu. 
  3. Saat inpartu: gangguan his primer dan sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah, gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif.
Menurut Purwitasari (2009,p.81-82) pengaruh anemia dalam kehamilan:
  1. Pengaruh pada ibu hamil baik dalam masa kehamilan, persalinan dan pasca persalinan: abortus, partus prematur, partus lama, perdarahan post partus, infeksi, anemia, dll. 
  2. Pengaruh terhadap janin: kematian janin, kematian perinatal, prematur, cacat bawaan, cadangan Fe bayi kurang.
Hasil penelitian Jumirah, dkk. (1999) menunjukkan bahwa ada hubungan antara kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil dengan berat bayi lahir, di mana semakin tinggi kadar Hb ibu semakin tinggi berat badan bayi yang dilahirkan. Sedangkan penelitian Edwi Saraswati, dkk. (1998) menemukan bahwa anemia pada batas 11 gr/dl bukan merupakan risiko untuk melahirkan BBLR. Hal ini mungkin karena belum berpengaruh terhadap fungsi hormon maupun fisiologis ibu (Sulistyoningsih, 2011).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال