Cacing Trichuris Trichiura

Hospes definitive cacing Trichuris trichiura adalah manusia dan penyakit yang disebabkannya disebut Trikuriasis. 
Distribusi Geografis
Cacing Trichuris trichiura tersebar luas di daerah beriklim tropis yang lembab dan panas, namun dapat juga ditemukan di seluruh dunia (kosmopolit), termasuk  di Indonesia (Hart, 1997).
Morfologi dan Daur Hidup
Cacing Trichuris trichiura dewasa betina panjangnya 35 sampai 50 mm, sedangkan cacing dewasa jantan penjangnya 30 sampai 45 mm. Telurnya berukuran 50 sampai 54 x 32 mikron. Bentuknya seperti tempayan (tong) dan kedua ujungnya dilengkapi dengan tutup (operkulum) dari bahan mucus yang jernih. Kulit luar telur berwarna kuning tengguli dan bagian dalam jernih. Telur yang sudah dibuahi dalam waktu 3 sampai 6 minggu akan menjadi matang, manusia akan terinfeksi cacing ini apabila menelan telur matang, di dalam usus halus telur ini akan menjadi dewasa dan berkumpul di kolon terutama di daerah seklum. Proses dari telur sampai menjadi cacing dewasa memerlukan waktu kurang lebih 1 sampai 3 bulan (Prianto dkk, 2004).
Aspek Klinis
Infeksi berat terjadi terutama pada anak-anak, cacing Trichuris trichiura tersebar di seluruh kolon dan rektum, cacing ini menyebabkan pendarahan di tempat perlekatannya dan dapat menimbulkan anemia. Pada anak-anak infeksi terjadi menahun dan berat (hiperinfeksi), gejala-gejala yang terjadi adalah diare yang disertai sindrom, anemia, prolapsus rektal dan berat badan menurun (Onggowaluyo, 2001).
Anemia ini terjadi karena penderita mengalami malnutrisi dan kehilangan darah akibat cacing menghisap darah dan kolon yang rapuh. 
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dengan menemukan telur dalam tinja atau menemukan cacing dewasa pada penderita prolapsusrekti (pada anak). 
Pencegahan
Infeksi yang disebabkan oleh Trichuris trichiura dapat dicegah dengan pengobatan, pembuatan jamban yang sehat dan penyuluhan tentang hygiene dan sanitasi kepada masyarakat (Onggowaluyo, 2001).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال