Teori Belajar Gestalt

Teori Gestalt mempunyai implikasi yang sangat besar dalam sistem pembelajaran, sehingga muncul teori belajar gestalt. Pada mulanya, perintis teori Gestalt ini ialah Chr. Von Ehrenfels, dengan karyanya “Uber Gestaltqualitation“ (1890).
Teori Gestalt menekankan pentingnya keseluruhan yaitu sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya dan timbul lebih dulu dari pada bagian-bagiannya. Pengikut-pengikut aliran psikologi Gestalt mengemukakan konsepsi yang berlawanan dengan konsepsi aliran-aliran lain. Bagi yang mengikuti aliran Gestalt perkembangan itu adalah proses differensiasi. Dalam proses diferensiasi itu yang primer ialah keseluruhan, sedangkan bagian-bagiannya adalah sekunder; bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari pada keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain; keseluruhan ada terlebih dahulu baru disusul oleh bagian-bagiannya. Contohnya kalau kita bertemu dengan seorang teman misalnya, dari kejahuan yang kita saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya yang baru, melainkan teman kita itu secara keseluruhan selanjutnya baru kemudian kita saksikan adanya hal-hal khusus tertentu misalnya baju yang baru.
Selanjutnya Wertheimer, seorang yang di pandang pendiri aliran ini mengemukakan eksperimennya mengenai “Scheinbewegung“ (gerak semu) memberikan kesimpulan, bahwa pengamatan mengandung hal yang melebihi jumlah unsur-unsurnya. Penelitian dalam bidang optik ini juga di pandang berlaku (kesimpulan serta prinsip-prinsipnya) di bidang lain, seperti misalnya di bidang belajar. Tentang pokok-pokok teori Gestalt dalam sistem pembelajaran, bisa baca disini…!!!.
Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Gestalt
http://www.learningandteaching.info/learning/gestalt.htm
Hergenhahn, B.R. & H. Olson, Matthew. (2008). Theories of Learning. Jakarta: Kencana.
http://tip.psychology.org/wertheim.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/teori-teori-belajar/

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال