Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI)

Seberapa penting kita membentuk sebuah lembaga yang mengikat mahasiswa psikologi di Indoensia sekarang ini? Ini adalah pertanyaan yang sebetulnya berbentuk retoris untuk mahasiswa psikologi. Tidak memerlukan jawaban, karena setiap mahasiswa psikologi pasti memberikan jawaban yang berbeda-beda. Tetapi dapat disimpulkan bahwa mahasiswa psikologi memerlukan sebuah organisasi dalam lingkup nasional. Walaupun alasan pendirian organisasi ini juga berbeda-beda untuk setiap mahasiswa psikologi, dapat dimaklumi, Indonesia yang begitu luas mempunyai perbedaan budaya dan situasi psikologis yang berbeda untuk setiap tempat.
Tidak melupakan sejarah tentang adanya organisasi psikologi sebelumnya, sebut saja IMAPSI (Ikatan Mahasiswa psikologi) yang kabarnya mati suri yang disebabkan karena tidak adanya pengkaderan dan regenerasi. Kemudian di tahun 2006, atas inisiatif Adib, Aris, dan Syauki kemudian berdiri LMPI (Lembaga Mahasiswa Psikologi Indoensia) yang juga tertidur karena masalah koordinasi baik pengurus, anggota maupun system pengkaderan yang tidak jelas.
Dapat dicatat beberapa even penting untuk membangunkan kembagi organisasi psikologi, seperti TOPSI (Temu Organisasi Psikologi) se-jawa tengah dan DIY yang dihadairi oleh 15 Universitas/PT TANGGAL 1 – 3 Mei 2009 di Hotel Pramesthi Surakarta, musyawarah dan temu organisasi psikologi Jawa Bali yang dihadiri oleh 28 Universitas pada tanggal 14-15 Mei 2010 di Surakarta dan Pertemuan pra Munas pada Awal September atau awal Oktober 2010.
Catatan diatas memperlihatkan bahwa dibutuhkannya sebuah organsiasi psikologi yang mengikat secara nasional. Walaupun sempat mati suri, bangun dan tidur lagi, masih ada kepedulian untuk membangunkan kembali organisasi ini. Dilihat dari Intensitas pertemuan dan hasil-hasil yang dicapai, hingga dilaksanakannya Munas ini (24 – 27 januari 2011 di UIN Syarif Hidayatullah). Secara pribadi saya menyimpulkan bahwa pembicaraan MUNAS kali ini merupakan kelanjutan dari organisasi psikologi dari pertemuan-pertemuan sebelumnya, sehingga tugas MUNAS yang terpenting adalah bangun, berdiri, bergerak dan berlari mengejar impian, jangan sampai tertidur, mati untuk selamanya. Mempersamakan persepsi, menyamakan langkah adalah syarat utama. Kekurangan dan kelemahan sebelumnya adalah catatan untuk bangkit, menujukkan bahwa mahasiswa psikologi ada untuk Indonesia.
Komitmen Peserta Musyawarah Nasional
Sejak awal dibukanya musyawarah, semua peserta munas sepakat dan berkomitmen untuk membentuk suatu wadah organisasi yang menghimpun mahasiswa/lembaga psikologi se-Indonesia. Walaupun pada akhrinya terdapat perbedaan pendapat tentang bentuk organisasi yang akan didirkan. Perbedaan pendapat ini begitu alot, tidak ada kata sepakat, dan berakhir dengan diadakan voting. Hasil voting menyatakan bentuk organisasi yang akan didirikan adalah sebuah lembaga yang mengikat lembaga eksekutif mahasiswa psikologi se-Idonesia.
1.       Peserta dan Utusan
Musyawarah Nasional (MUNAS) lembaga mahasiswa psikologi se-Indonesia ini dihadiri oleh 41 Universitas di seluruh Indonesia dengan jumlah utusan 94 orang. Nama-nama Universitas peserta Musyawarah Nasional dan delegasinya adalah sebagai berikut:
No
Nama Universitas
Nama Delegasi
1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Gartika Nurani Erawan
2. Suryadi
3. Iswahyudi
2
UIN Sunan Gunung Jati Bandung
1. Fety Pamungkasari
2. Vici Sopiana Putera
3. Taufik Nurrahim
3
Universitas Islam Indonesia
1. Ajeng Mekar Sari Utama
2. Faris Rizal
4
Universitas Sebelas Maret Surakarta
1. Anis Diah Ayu Masita
2. An Nisaa Nur Citra Dien
3. Fajar Juliana
5
Universitas Marcubuana Yogyakarta
1. Ahmad Hidayat
2. Bambang Supriyadi
6
Universitas Andalas Padang
1. Aldi Prima Wansya
2. Abdil Robin Huda
3. Viola Maya Octaria
7
Universitas Indonesia Depok
1. Muharram Atha Rasyadi
2. Sapto Ashardianto
8
Universitas Diponegoro Semarang
1. Reza Yudha Gumara
9
UIN Sultan Syarim Kasim Riau
1. Muhammad Ardi
10
Universitas Semarang
1. Yanuar Indra Kurniawan
2. Hanag Trianto
11
IAIN Wali Songo Semarang
1. Sakinah
2. Muhammad Mahbud M.
12
Universitas Hang Tuah Surabaya
1. Agung Saputro
2. Dimas Pratama
13
STIP Harapan Bangsa Banda Aceh
1. Rafiqa Alfi Sari
2. Bahagia
14
Universitas Muhammadiyah Jember
1. Lucky Setya Widyasih
15
Universitas Darul Ulum Jombang
1. Yundaryati
2. Abdul Rouf
16
Universitas lambung Mangkurat Kalsel
1. Muhammad Abdan Shadiqi
2. Herdi Firdaus
3. Fikrie
17
Universitas Muria Kudus
1. Bambang Akhadi Purwanto
2. Nor Kholidin
3. Syaroh Madyaningtiyas A.
18
Universitas Negeri Semarang
1. Rifky Ramadhan
2. Aldo Devara
3. Fuad Abdillah
19
Universitas Islam Az-Zahra Jakarta
1. Dede Supriyatna
2. Rahmah
20
Universitas Persada Indonesia YAI Jkt
1. Susilo Dwi Raharjo
2. Devi Silvia Fitriawan
3. Edward
21
Universitas Negeri Jakarta
1. Erik
2. Muhammad Anjas Zulfikar
3. Alwiansyah Farnas
22
Universitas Islam 45 Bekasi
1. Nurul Atiq
2. Rahmat Yukardi
23
Universitas Syah Kuala Banda Aceh
1. Fajmal hadi
2. Ahmad Gusra
3. Asriandi Yoesa
24
Universitas Atmaja Jakarta
1. Sugiya
2. Arini Amarilis
25
Unika Soegijapranata Semarang
1. Arwin Shinta Elok S.
2. Elizabeth Jane Caesarina S.
26
Universitas Jayabaya Jakara
1. Taufiq Setyaji
2. Rizka Dwi Charisma
3. Tri Putri Handayani
27
Universitas Muhammadiyah Malang
1. Doni Tri Prasetya
2. Rohman
28
IAIN Sunan Ampel Surabaya
1. Retno Ayu Kusuma Wardani
2. Rhomi Farikha
29
Universitas Pelita Harapan Tangerang
1. Saskia Raishaputri M.
2. Felicia
30
Universitas Mercu Buana Jakarta
1. Marta Herdian Dinata
2. Alfi Faozi
31
Universitas Negeri Padang
1. Dian Purnama Sari
2. Rusmen
3. Anggi Frinandi
32
Universitas Sultan Agung Semarang
1. Andi Purnama
2. Marta Dian Firdaus
33
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
1. Fathkur Rohman
2. Beti Malia Rahma Hidayati
3. Adzro’ Hanimah
34
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
1. Jaya Pradytya
2. Dwi Oko Sunarko
3. Palupi Tri Utami
35
Universitas Muhammadiyah Surakarta
1. Admira Eka Ruzelani
2. Tridias Soja Anggaraini
36
Universitas Merdeka Malang
1. Rizki Putra Yudha Sugiarta
2. Kiki Indah Permata
3. Rizki Aziz
37
Universitas Widya Mandala
1. Dorinda Megaocta Giovani
2. Sancha Kristina Lamury
38
Universitas Negeri Manado
1. Rivano Jonathan Lasut
2. Sinta Kaunang
3. Edi Suranta Barus
39
UIN Sunan Kalijaga
1. Anas Rifa’i
2. M.Seno Aji Wijaya Putra
40
Universitas Airlangga Surabaya
1. Meru Muhammad
2. Andi Aninda Anwar
3. Dyah Retno Palupi
41
Universitas Gadjah Mada Yoryakarta
1. Galih Mardi

2.       Waktu dan Tempat Musyawarah Nasional
MUNAS kali ini diadakan atas jasa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah sebagai fasilitator yang rencananya diadakan dari tanggal 24 – 27 Januari 2011. Secara garis besar waktu yang dipakai adalah sebagai berikut:
  • Tanggal 24 jam 19.30 sampai 21.30 (ramah-tamah).
  • Tanggal 25 jam 9.00 - 12.00 adalah pembukaan. 13.30 – 21.30 MUNAS (karena pembicaraan alot hingga sidang ditunda dari jam 23.30).
  • Tanggal 26 jam 08.00 – 12.00 adalah Seminar Nasional, kemudian MUNAS Dilanjutkan sampai tanggal 27 pagi jam 4.30 (Sidang pembahasan dilaksanakan dari siang hari tanggal 26 hingga pagi hari jam 4.30. Sidang hanya dipending 2 kali untuk isterahat, shalat dan makan).
  • Tanggal 27 jam 9.00 sampai 18.00 (Sidang dilanjutkan dari pagi hingga malam penutupan). Ada beberapa agenda yang sudah disusun panitia terpaksa dibatalkan karena musyawarah belum tuntas hingga akhir waktu.
3.       Hasil-hasil yang Dicapai dalam Musyawarah Nasional
Sebelum lebih jauh membahas tentang hasil yang dicapai pada MUNAS ini, alangkah baiknya dijelaskan lebih dulu bagaimana alotnya pembahasan setiap agenda yang dibicarakan.
Bentuk organisasi psikologi yang akan dibentuk
Pembahasan yang paling alot pada hari pertama adalah tentang bentuk organisasi yang akan dibentuk. Sejak dimulainya sidang pada hari selasa tanggal 25 jam 13.30 sudah ada pertentangan mengenai judul draft tata tertib musyawarah yang sebelumnya berbunyi “Musyawarah nasional Mahasiswa psikologi Indonesia (LMPsi-Indonesia)” diganti dengan “Musyawarah nasional Mahasiswa Psikologi Se-Indoensia”. Pertentangan ini merupakan cikal bakal pertentangan mengenai bentuk organisasi yang akan didirikan pada pembahasan kemudian.
Pada saat pembahasan pasal satu tentang nama organisasi pada Anggaran Dasar Organisasi yang akan dibentuk muncul dua pendapat yang bertentangan. Pendapat pertama menawarkan bentuk organisasi adalah berbentuk lembaga yang mengikat lembaga eksekutif mahasiswa psikologi se-indonesia. Pendapat kedua yang diajukan oleh Mas Galih (UGM) adalah berbentuk Forum organisasi yang berfungsi sebagai media bertukar informasi mahasiswa psikologi se-Indonesia.
Berbagai rasionalisasi yang dimunculkan dikedua tawaran bentuk organisasi yang akan didirikan tidak mencapai kata mufakat. Untuk mempermudah pengambilan keputusan dan kesimpulan, dilakukan analisis terlebih dahulu, apa kebutuhan yang mendasar mahasiswa psikologi se-Indonesia. Hasil analisis kebutuhan dilist menjadi enam kebutuhan pokok mahasiswa psikologi seIndonesia, diantaranya: sebagai media bertukar informasi, Pengabdian masyarakat, Kontrol kebijakan public yang merugikan masyarakat secara psikologis dan lain-lain. Hingga waktu menunjukkan jam 23 malam tanggal 25 Januari 2011 belum ada kata sepakat tentang bentuk organisasi yang akan dibentuk. Rasionalisasi yang begitu panjang dan lobi yang sudah diadakan secara maksimal belum juga dapat menyatukan suara bulat tentang bentuk organisasi. Untuk mengambil keputusan akhir, maka diadakanlah alternative voting. Walaupun secara pribadi saya tidak mengharapkan adanya voting apalagi hal mendasar seperti ini. Dari hasil voting didapatkan 26 suara setuju bahwa bentuk organisasi yang akan dibentuk adalah sebuah lembaga organisasi, dan 14 suara menyatakan bentuk organisasi yang akan didirikan akan Forum Organisasi Mahasiswa Psikologi dan satu suara yang ambigu (tidak sah). Melalui voting diambil keputusan pada jam 23.30 tanggal 25 Januari bahwa bentuk organisasi yang akan dibentuk adalah sebuah lembaga yang mengikat lembaga mahasiswa psikologi se-Indonesia.
Nama Organisasi Psikologi yang Didirikan
Setelah ditetapkan melalui voting bahwa kita membentuk suatu lembaga organisasi bukan forum organisasi, hal yang menjadi perdebatan selanjutnya adalah nama lembaga organisasi psikologi yang akan didirikan. Nama-nama yang muncul seingat saya sebanyak enam nama seperti Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (LMPsi-Indoensia), Ikatan lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) dan lain-lain (maaf saya lupa). Inipun tidak ada kata mufakat dan berakhir dengan voting. Dari hasil voting diputuskan bahwa nama organisasi yang akan didirikan adalah Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI).
Visi Misi ILMPI
Pembahasan tentang visi-misi organisasi yang akan didirikan ini juga berlangsung alot. Alotnya pembahasan bukan karena perbedaan pendapat yang tajam, tetapi karena seluruh peserta MUNAS menyadari bahwa ruh dan arah organisasi ini terletak pada visi misi organisasi. Salah satu tawaran yang ditawarkan oleh Ameng (Universitas Atmajaya Jakarta), dengan melihat kebutuhan-kebutuhan dasar mahasiswa psikologi se-Indonesia sebelumnya (6 poin kebutuhan pokok), menjadi pembicaraan utama. Penambahan dan perbaikan redaksional yang membutuhkan waktu yang sangat panjang. Bentuk visi misi dapat dilihat pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ILMPI.
Sumber Dana Organisasi
Sebelumnya sudah disepakati bahwa sumber dana organisasi adalah iuran wajib anggota dan penyandang dana yang didapatkan dari alumni, sponsor dan sumber dana lain yang tidak mengikat. Dyah Retno Palupi (Unair) meminta dilakukan Peninjauan Kembali (PK) pada poin iuran wajib anggota dengan rasionalisasi bahwa tidak mungkin mengambil keputusan yang memberatkan lembaga eksekutif mahasiswa tanpa ada persetujuan dari pihak Fakultas masing-masing. PK disepakati dan muncul opsi iuran kondisional. Perdebatan bentuk iuran antara iuran wajib dan iuran kondisional memakan waktu yang sangat panjang. Walau sudah diadakan lobi dan rasionalisasi tidak ada kata sepakat dan berakhir dengan voting. Ini adalah voting kedua setelah bentuk organisasi yang akan didirikan sebelumnya. Hasil voting menyatakan bahwa 13 suara menyatakan iuran kondisonal dan 24 suara menyatakan iuran wajib anggota dan yang lainnya abstain atau suara tidak sah. Keputusan akhir adalah iuran berbentuk wajib untuk semua anggota dan besarnya iuran akan ditetapkan kemudian (Komisi B tentang Iuran Wajib menyepakati Rp100.000,-/institusi).
Pembagian Wilayah Berdasarkan letak Geografis
Pembagian wilayah sebagai tempat koordinasi diwilayah masing-masing disepakati berdasarkan letak geografis, mengingat bahwa secara geografis, Indonesia sangat luas. Ardi (UIN Suska Riau) menawarkan opsi pada BAB VII pasal 16 tentang pembentukan wilayah dengan redaksional sebagai berikut:
  • Syarat pembentukan wilayah minimal 5 – 15 anggota perwilayah
  • Wilayah yang secara georgrafis sulit disatukan dengan wilayah lain, berhak mendirikan wilayah tersendiri.
  • Pembentukan wilayah di sahkan dalam MUNAS ILMPI
Karena pemibicaraan begitu alot, sehingga ada usulan untuk pembagian wilayah dibicarakan sesudah pembahasan Anggaran Rumah Tangga yaitu pada BAB Aturan Tambahan. (Komisi A tentang pembagian wilayah disepakati dibagi menjadi lima wilayah koordinasi yaitu Sumatera, Jawabarat dan Jabodetabek serta Sulawesi, Jawatengah, Yogyakarta, Jawatimur dan Kalimantan)
Pembahasan tentang Lambang Organisasi dan Aribut Organisasi
Mengingat deadline waktu yang disediakan panitia hanya sampai jam 13 tanggal 27 Januari, dan sekarang sudah menunjukkan 10.15, sehingga Ardi (UIN Suska Riau) menawarkan dibentuk tiga komisi untuk membahas tiga agenda yang belum diselesaikan dan diberikan waktu setiap komisi 30 menit dan 30 menit untuk pembahasan di paripurna. Komisi A untuk pembahasan pembagian wilayah, Komisi B untuk penetapan besarnya Iuran anggota, dan Komisi C untuk pembahasan Lambang dan Atribut Organisasi. Bentuk pembahasan dikomisi adalah berbentuk final, kemudian dibawa keparipurna untuk penjelasan dan sosialisasi.
Untuk komisi C sendiri hanya beranggotakan 4 orang karena hanya 4 orang yang membawa usulan logo. Saya sendiri (Ardi), Fuad (orang yang tidak pernah serius/katanya) dan 2 orang teman dari UIN Bandung (maaf saya lupa namanya, Vici atau Fety ya???). Logo disepakati dengan gambar kasar dari teman-teman UIN Bandung dan dikolaborasikan dengan gambar lain beserta makna pilosofis yang dikandungnya (terima kasih kepada teman saya yang mengedit dihari itu, tapi maaf sekali lagi saya lupa namanya).
Mengenai atribut organisasi yang lain, seperti hymne akan dibuat pada MUNAS selanjutnya (karena terbatas waktu), cap/stempel adalah logo/lambang yang sudah disepakati diatas.
Pembentukan Kepengurusan ILMPI 2011 – 2012
Berdasarkan draft pemilihan Sekretaris Jenderal Nasional ILPMI, pemilihan Sekjend dilakukan dalam dua putaran. Sebelumnya Ardi (UIN Suska Riau) meminta dilakukan PK pada pasal dua ayat d yang berbunyi “Calon Sekjend Nasional adalah mahasiswa aktif di fakultas psikologi dengan batas maksimal angkatan 2007” sebaiknya dihilangkan saja. PK disetujui dan poin diatas dihilangkan dengan rasionalisasi bahwa, musyawarah ini bukan alat cegat mencegat orang yang mempunyai niat baik memajukan organisasi yang didirikan (ILMPI).
Pada putaran pertama muncul beberapa orang dan yang yang menyatakan diri sanggup hanya 3 orang dan satu orang lagi mengundurkan diri pada saat akan memulai putaran kedua, sehingga tinggal dua orang yaitu Anas (UIN Kalijaga) dan Elo (YAI). Pada putaran kedua akhirnya dengan suara 18, Elo (nama lengkap Susilo Dwi Raharjo) ditetapkan sebagai Sekretaris Jendral Nasional ILMPI (Anas mendapatkan suara 15 dan suara lainnya abstain).
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ILMPI (Januri 2011), bisa di download disini…
4.       Deklarasi
Akhir MUNAS disepakati diadakan penandatanganan nota deklarasi penggagas Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia. Sebelumnya teman-teman dari utusan jawa timur (kecuali UIN Malang) dan utusan dari UGM menandatangai lebih awal nota deklarasi karena tidak dapat mengikuti sidang dan MUNAS selanjutnya, karena tiket sudah dibeli sebelumnya harus berangkat jam 11 tanggal 27. Memang rencana awal dari agenda sidang akan selesai pada jam 21.30 tanggal 26 tetapi mundur sampai tanggal 27 jam 20 WIB. Yang perlu dicatat bahwa yang menandatangani nota deklarasi ILMPI belum sepenuhnya menjadi anggota ILMPI, untuk menjadi anggota ILMPI ada surat pernyataan tersendiri kesediaan menjadi anggota.
Piagam Deklarasi ILMPI
Penandatanganan nota Deklarasi ILPMI ditandatangani oleh 40 Universitas/Perguruan Tinggi peserta MUNAS (UMM tidak menadatangi karena pamit pulang lebih awal karena tiket sudah dibeli sebelumnya). Penandatangan ini disaksikan oleh Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah dan ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI). Dalam sambutannya, perwakilan dari HIMPSI berharap agar ILMPi ikut serta dalam segala kebijakan-kebijakan yang terkait dengan psikologi bagi kebijakan pendidikan, pengembangan, dan kebijakan-kebijakan public lainnya.
5.       Kesimpulan dan Saran-saran
Dari hasil Musyawarah nasional ini akhirnya disepakati dibentuk sebuah organisasi yang menaungi mahasiswa psikologi seluruh Indoensia. Memang ada perdebatan dan pertanyaan apakah akan membentuk organisasi yang mengikat mahasiswa atau lembaga. Karena melihat sejarah, IMAPSI tidak jalan karena susahnya mengadakan kaderisasi. Sehingga disepakati bahwa akan dibentuk organisasi yang mengikat lembaga organsasi eksekutif karena pengkaderan akan terus berlanjut dan jelas. Dengan mengikat lembaga, berarti juga mengikat mahasiswa psikologi secara keseluruhan.
ILMPI diharapkan bisa menjadi daya tawar dan mempunyai bargaining dalam menentukan arah kebijakan public yang terkait dengan psikologi. Untuk periode pertama kepengurusan yang paling utama adalah sosialisasi ILMPI ditingkat pusat dan daerah. Tugas utama yang diemban baik pengurus pusat maupun wilayah adalah perekrutan anggota ILMPI (Lembaga Eksekutif Mahasiswa Psikologi) seluruh Indonesia. Dengan pendekatan bahwa ILMPI bukan organisasi diatas lembaga mahasiswa eksekutif tetapi sebagai mediator dan alat untuk mencapai tujuan bersama. Sudah waktunya mahasiswa psikologi menyatakan pendapat dan bergerak sesuai idealisme keilmuannya.
Mudah-mudahan system yang sudah dibangun ini dapat diuji dilapangan dengan syarat Pengurus pusat dan daerah/wilayah melaksanakan tugasnya masing-masing. Secara pribadi saya sadari bahwa bagaimanapun canggihnya sebuah system kalau belum diuji dilapangan, pasti mempunyai kekurangan. Mudah-mudahan tahun depan system ini bisa kita evaluasi, yang terpenting adalah kita bergerak terlebih dahulu kemudian memperbaiki system ini pada Musyawarah Nasional tahun depan. Tetap semangat kawan-kawan, kita satu dalam ILMPI….

Salam Mahasiswa….HIDUP MAHASISWA PSIKOLOGI…!!!

Ardi al-Maqassary

"Aku melihat, diujung sana, ada setitik cahaya yang terang benderang. Akan kuraih cahaya itu, dan membagikannya kepada seluruh manusia!!!"

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال