Salah Beli Tiket Saat Ta'aruf

Sebentar lagi oktober kan berlalu, dan novemberpun kembali ku sibak ditahun ini. Ada cerita yang menarik ingin kutuliskan disini. Cerita tentang salah beli tiket saat ta'aruf, tiket pesawat suamiku waktu ingin datang ke riau saat ta’aruf denganku, yaa,..kisah ditahun 2012 lalu. Semoga ada hikmah yang bisa diambil lewat tulisanku ini.
Ini beliau ceritakan saat beliau sudah resmi menjadi imamku. Saat oktober 2012 beliau (masih calon suamiku) berada dikarawang,jawabarat. Kami bertukar biodata saat itu kalau tak salah tanggal 6 oktober 2012. Karena beliau menjabat sebagai HRD disalah perusahaan Royal Standart,dan qadarullah saat itu terjadi demo besar-besaran dari pihak karyawan kepada PT Royal, seharusnya waktu yang diberikan setelah membaca biodata masing-masing adalah 2 minggu, dan memang beliau sudah berencana hendak ke riau, pekanbaru setelah 2 minggu itu, tapi lagi-lagi qadarullah masalah karyawan yang demo belum tuntas,bahkan beliaupun (calon suamiku) itu tidak bisa keluar lingkungan PT yang sekaligus menjadi tempat tinggalnya di mess PT tersebut.
Akhirnya akupun menanti-nanti atas kabarnya dari pihak kakak sekaligus teman yang menjodohkan kami. Tidak ada yang special atas pilihan itu dan memutuskan untuk lanjut ke ta’aruf setelah membaca biodata dari beliau. Yang ada aku selalu istiqarah padaNya dan musyawarah pada mereka yang mengenalnya dikampus. Maklum aku belum pernah bersua sekalipun dengannya walau kami sama-sama kuliah didaerah yang sama dan mendengar namanya pun aku belum pernah.
Dan diakhir oktober baru dapat kabar kepastian dari beliau, bahwa ta’aruf dan kedatangannya di tanggal 4 november 2012. Pihak yang mendampingi beliau selama ta’aruf dirumah kakak kandungkupun sudah dicari yakni ustad Yunus,Lc, ini dikarenakan pihak keluarga beliau semuanya berada di Makassar,sedangkan abang kandungnya yang dijakarta tak bisa menemani karena berlayar dan waktunyapun tak pasti.
Sebelum nyampai di riau, beliau sudah membeli tiket pesawat Batavia air. Beliau belinya online dan pokoknya sudah direncakan tanggalnya plus untuk keluar dari mess yang saat itu dikepungpun harus dipikirkannya. Qadarullah, Allah mengizinkannya dan memudahkannya keluar setelah ba’da sholat subuh saat para pendemo itu tertidur di tenda-tendanya lewat jalan rahasia. Hehe..
Saat itu hari jumat, beliau lngsung berangkat dari karawang ke Jakarta menuju bandara Soekarno-Hatta dan namun apa yang terjadi?? Saat hendak cek in tiket, ternyata tiket yang dibeli beliau lewat online menunjukkan tanggal 2 November 2013, berarti tahun depan donk?? Huhuhu,...trus karena sekarang udah 2013 dan bataviapun sudah tutup maskapainya, tetep aja g bisa digunakan.  kasiannya,. karena udah janji tanggal 4, terpaksa pada saat itu juga ia harus membeli tiket dengan harga yang 2x lipat karena ingin berangkat hari itu juga ke riau. padahal saat itu beliau benar-benar lagi kesulitan dalam keuangan. Namun Alhamdulillah akhirnya beliau bisa berangkat juga keriau dan berta’aruf denganku di kediaman kakak ku yang dipekanbaru.
Saat mendengar cerita ini di hari kedua setelah menikah, aku hanya mangatakan, kok bisa?? Hehe,..namun dapat aku simpulkan kenapa itu terjadi lewat penuturannya, yakni dikarenakan fikirannya tidak focus, dilain sisi ia masih memikirkan pekerjaan dan masalah karyawanya yang demo hampir sebulan itu, disisi lainnya ia harus menepati janjinya kepadaku dan ia juga kurang hati-hati dalam melihat tanggal pembelian tiket.
Namun 1 hal yang aku salut padanya, padahal ia menemukan kesulitan untuk berta’aruf denganku tapi niatnya nan baik untuk menyempurnakan diennya dengan wanita pilihanNya yang tak pernah ia jumpa, yang tak pernah ia dengar namanya dan tak pernah ia dengar suaranya, ia tetap berjuang untuk berjumpa denganku di ta’aruf itu, bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, itulah tekadnya. dan semua kemudahan itu ada campur tangan Allah.
Terimakasih sayang, engkau telah menjemputku dengan cara yang baik menurut Allah, atas izinNya aku terima kau sebagai imamku didunia ini dan diakhirat kelak. :)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال