Sejarah Tanaman Purwoceng

Sejarah tanaman purwoceng sudah dikenal sebagai tanaman obat.  Purwoceng (Pimpinella alpina Kds) sangat dikenal sebagai tanaman obat.Seluruh bagian tanaman purwoceng dapat digunakan sebagai obat tradisional, terutama akar.
Pada mulanya tanaman purwoceng dijumpai dan tumbuh secara liar di sekitar dataran tinggi Dieng, disekitar gunung Pangrango (Jawa Barat) dan daerah-daerah pegunungan di Jawa Timur (Heyne, 1985) pada ketinggian 1.800 – 3.000 meter di atas permukaan laut. Karena keberadaannya ditiga wilayah tersebut, maka purwoceng dikenal dengan nama antanan gunung untuk daerah Jawa Barat (Sunda), di Jawa Tengah disebut purwoaceng atau purwoceng dan di daerah lainnya disebut pula dengan suripandak abang atau gebangan.
Purwoceng sampai saat ini diperkirakan hanya terdapat di dataran tinggi Dieng dan semakin dikenal keberadaannya karena khasiat yang dimilikinya. Sejarahnya bermula dari penduduk/petani di dataran tinggi Dieng yang setiap habis bekerja keras, kemudian mengkonsumsi air seduhan purwoceng dengan air panas. Tujuan awalnya untuk menjaga supaya kesehatannya terpelihara, tidak masuk angin dan sekedar untuk meningkatkan derajat kesehatan. Tetapi kemudian terjadi pergeseran kesan (image), yang tadinya hanya sekedar untuk memelihara derajat kesehatan, kemudian berkembang menjadi semacam obat kuat bagi kaum pria.
Daerah sekitar pegunungan Dieng lahannya terjal, berbukit dengan tingkat kecuraman sampai 80 derajat, ditambah cuaca dingin yang menusuk, menuntut para petani setempat harus tetap prima kesehatannya.
Perkembangan selanjutnya, komoditas tersebut semakin di cari orang terutama para pengusaha industri obat tradisional sebagai bahan baku obat kuat bagi laki-laki.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال