Dampak Terorisme dalam Kehidupan Sosial

Dampak terorisme dalam kehidupan sosial sangat besar. Terorisme sebagai kejahatan social tentunya mempunyai dampak yang luar biasa. Adapun dampak yang ditimbulkan dari suatu tindakan terorisme biasanya tergantung pada jenis dan bentuk terorisme itu sendiri. Yaitu tindakan langsung (derec terorim) maupun  tidak langsung (inderec terorism). Oleh karenanya, ada beberapa unsur dampak yang bisa ditimbulkan dari tindakan terorisme, antara lain:
Dampak psikologis
Aksi terorisme biasanya dilakukan oleh sekelompok tertentu untuk mencapai tujuannya. Tindakan tersebut seringkali diwujudkan dengan melakukan kekerasan dalam upaya menundukkan target oprasinya (entri poin). Lebih jauh, tindakan tersebut tidak hanya melibatkan kedua belah pihak, akan tetapi juga melibatkan barbagai komponen masyarakat termasuk masyarakat sipil.
Dengan demikian, secara sikologis terorisme yang syarat dengan kekerasan menjadi ancama tersendiri bagi masyarakat. Oleh karenanya mayarakat senantiasa selalu dihantui ketakutan- ketakutan akan terorisme. Misalnya, pasca runtuhnya gedung kembar tuwin tower 2001 di Amerika Serikat yang disinyalir melibatkan aktivis islam (Islamic movemet) telah memunculkan respon negatif pada dunia islam. Striotip negatif inilah yang kemudian menjadi modal bagi sebagian pihak untuk selalu menjustifikasi islam teroris. Implikasinya, mereka senantiasa merasa risih dan terganggu atas kehadiran orang muslim (islamofobia), pada sisi yang lain umat islam sendiri merasa tersinggung dengan senantiasan memperlihatkan reaksi yang berlebihan dengan menampikan Islam militant.  
Dampak ekonomis
Tindakan terorisme seringkali dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan cara merusak fasilitas publik. Bahkan lebih dari itu, tindakan terorisme memang acap kali menargetkan tempat-tempat strategis dan sensitive. Sebagai contoh, tragedy 11 september 2001 yang meluluh lantakkan gedung kebanggaan Negara super power di dunia, sekeligus sebagai pusat perdagangan dunia yang dikenal dengan World Trade Centere (WTC). kejadian itu sungguh telah membuat kaget mata dunia, mengapa demikian? Karena amerika yang selama ini dikenal dengan kekuatan meliter dan didukung dengan peralatan yang canggih dalam waktu seketika dapat dilumpuhkan.
Begitu juga dengan kasus bom Bali “Bali kelabu” yang terjadi pada paruh tahun 2002. Kedua insiden yang telah disebutkan di atas, tentu bukan hanya tindakan biasa, karena insiden tersebut mampu melumpuhkan roda perekonomian dunia. Sebut saja, Amerika Serikat jatuh dalam kubangan krisis akibat ketidak tenangan pelaku ekonomi beroprasi disana, belum lagi kerugian yang lain, seperti ribuan nyawa melayang dalam waktu seketika. hal yang tidak jauh berbeda juga terjadi di Indonesia ketika kasus pemboman di pulau dewata tersebut.
Disintegritasi
Bagi sebagian kelompok munculnya gerakan-gerakan radikalisme dan terorisme yang syarat dengan upaya perebutan kekuasaan (motif-politik) memunculkan harapan baru. Akan tetapi pada sisi yang lain merupakan ancaman bagi entitas yang lain, karena dibalik gerakan tersebut tersirat semangat sektarianisme.
Misalnya, aksi pemboman Gereja-gereja GKPI dan Gereja Katolik di Medan, rumah Dubes Filipina, dan Peledakan di Kuta Bali serta Peledakan di Kedubes Australia. Mereka menisbatkan tindakannya sebagai bentuk perjuangan, dan pada sisi lain tindakan tersebut merupak ekspresi ketidak senangan atas pihak- pihak sebagaimana target oprasi diatas, lebih-lebih pada aspek agama. 
Dengan demikian, Aksi terorisme dengan ragam motifnya akan dapat mengancam stabilitas politik dan keamanan yang pada gilirannya akan menghambat kelancaran pembangunan nasional.    
Kekosongan kekuasaan (Vacum of power)
“Teror” marupaka sebuah pilihan strategi teroris upaya mencapai kepentingan politik-nya,  dengan meggunakan medium teror mereka menekan lawan politik dengan memanfaatkan kelemahan negara menjalankan fungsi kontrolnya.  Tujuan akhirnya adalah sebuah kosongnya kekuasan (vacum of power).
Pemboman fasilitas public seperti tempat-tempat ibadah, hotel JW Mariot dan kantor pemerintahan merupakan sekelumit gambaran begitu gampangnya terorisme berlalu lalang di negeri ini, Negara sudah tidak mampu melakukan proteksi dan pencegahan terhadap terorisme, bahkan beberapa kali teroris tidak segan-segan menteror akan melakukan pembunuhan atas kepala Negara. Alhasil, kalau ini benar-bener terjadi bukan tidak mungkin lagi akan terjadi kekosongan kekuasaan.  

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال