Mekanisme Sosialisasi Politik

Mekanisme sosialisasi politik mempunyai alur tersendiri. Para agen mentramisikan elemen-elemen dari sosialisasi politik sangat bervariasi, dan model tersebut dahulu mensugestikan tiga mekanisme, yaitu:
  1. Imitasi (peniruan) 
  2. Instruksi 
  3. Motivasi.
Robert Le Vine mensugestikan, bahwa ketiga hal tersebut adalah mekanisme dari sosialisasi politik pada masa kanak-kanak, akan tetapi tidak terdapat alasan untuk tidak menerapkan pada seluruh proses sosialisasi.
Imitasi
Imitasi, merupakan peniruan (copy) terhadap tingkah laku individu-individu lain, dan merupakan hal yang sangat penting dalam sosialisasi pada masa kanak-kanak, walupun sebenarnya tidak dibatasi pada tingkah laku kanak-kanak saja. Namun demikian imitasi murni lebih banyak terdapat di kalangan anak-anak, pada masa remaja dan pada orang dewasa, imitasi lebih banyak bercampur dengan kedua mekanisme lainnya, sehingga satu derajat peniruannya terdapat pula baik instruksi maupun motivasi.
Instruksi
Instruksi, merupakan peristiwa penjelasan diri, sungguhpun harus ditekankan bahwa hal itu tidak perlu hanya terbatas hanya pada proses belajar formal saja. Seseorang dengan sengaja dapat ditempatkan dalam satu situasi yang instruksi sifatnya. Hal ini adalah jelas seperti kasus, misalnya bermacammacam tipe pendidikan kejuruan sambil bekerja ( type training vocational “on the job”), dan beberapa diantaranya agaknya relevan dengan tingkah laku politik, sedangkan praktek dari beberapa organisasi atau kelompokkelompok perorangan yang menjelma jadi kelompok-kelompok diskusi merupakan type indtruksi yang informal dan eksplisit sifatnya.
Motivasi
Motivasi, seperti yang disebutkan oleh Robert Le Vine adalah bentuk “tingkah laku yang tepat cocok” yang dipelajari melalui proses coba-coba dan gagal (trial dan error): individu yang bersangkutan secara langsung belajar dari pengalaman mengenai tindakan-tindakan sama-cocok dengan sikapsikap dan pendapat-pendapat sendiri.

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال