Mie Basah

Mie basah merupakan makanan yang digemari oleh masyarakat, karena rasanya yang enak dan praktis. Mie yang beredar di pasaran dikenal beberapa jenis yaitu mie basah dan mie kering. Mie kering merupakan mie yang berbentuk kering dengan kadar air yang rendah sehingga lebih awet dibandingkan dengan mie mentah dan mie basah. Sedangkan mie basah adalah jenis mie yang mengalami proses perebusan, dimana kadar airnya tinggi dapat mencapai 52% sehingga memiliki daya tahan yang singkat. Salah satu jenis mie yang termasuk dalam mie basah adalah mie tiaw (Widyaningsih & Murtini, 2006).
Fungsi Mie Basah
Mie merupakan bahan makanan yang digunakan sebagai sumber karbohidrat pengganti nasi. Mie basah banyak digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai masakan, antara lain seperti soto mie, mie kocok, mie ayam, mie bakso, mie goreng maupun bahan cemilan lainnya (Widyaningsih & Murtini,2006).
Pengawetan Mie Basah
Pada umumnya dalam pengolahan makanan selalu diusahakan untuk menghasilkan produk makanan yang disukai dan berkualitas baik. Untuk menghasilkan makanan yang berkualitas baik para produsen sering menambahkan bahan tambahan makanan. Salah satu bahan tambahan yang sering dipakai adalah bahan pengawet.
Mie basah memiliki daya tahan yang singkat, karena mengandung kadar air yang cukup tinggi. Dimana pada suhu kamar mie basah hanya bertahan selama 10-12 jam, sehingga perlu ditambahkan bahan pengawet untuk meningkatkan daya simpannya (Widyaningsih & Murtini, 2006).
Menurut Widyaningsih & Murtini (2006), proses pengolahan mie basah dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti:
  1. Pemilihan tepung terigu sebaiknya yang mengandung gluten 8-12%. Gluten adalah protein yang terdapat pada terigu,gluten bersifat elastis sehingga akan mempengaruhi sifat elastisitas dan tekstur mie yang dihasilkan. 
  2. Soda Abu --- Soda abu adalah bahan tambahan yang harus ditambahkan pada proses pembuatan mie. Soda abu merupakan campuran dari garam natrium karbonat dan kalium karbonat (9 : 1). Berfungsi untuk mempercepat pengikatan gluten, meningkatkan kehalusan tekstur dan sifat kenyal dari mie basah. 
  3. Garam Dapur --- Selain untuk memberi rasa, garam dapur ini juga dapat memperkuat tekstur mie serta mengikat air. 
  4. Sodium Tri Poly Phospat (STPP) --- Fungsi STPP adalah untuk mempengaruhi tekstur mie menjadi lebih kenyal, selain itu juga dapat mengikat aktivitas air sehingga kerusakan mikrobiologis dapat dicegah. Penggunaan STPP yang diizinkan adalah 3 g per kilogram berat adonan atau 0,3%. 
  5. Gliserin --- Gliserin berfungsi sebagai emulsifier karena kemampuannya untuk mengikat air dan lemak. Sifat gliserin sebagai pengemulsi dapat mempercepat penyerapan air pada tepung dan mengembangkan adonan. Selain itu juga berfungsi agar mie tidak mudah putus. Gliserin yang digunakan sekitar 1%. 
  6. Carboxy Methyl Cellulose (CMC) --- Fungsi CMC adalah sebagai pengembang, Jumlah CMC yang ditambahkan untuk pembuatan mie antara 0,5-1% dari berat tepung terigu. Penggunaan yang berlebihan akan menyebabkan tekstur mie yang terlalu keras.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال