Pola pemberian ASI

Pola pemberian ASI seharusnya di atur secara apik, sehingga kebutuhan akan ASI oleh bayi terpenuhi. Agar pemberian ASI eksklusif dapat berhasil, selain tidak memberikan makanan lain perlu pula diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar yaitu tidak dijadwal, ASI diberikan sesering mungkin termasuk menyusui pada malam hari. Ibu menggunakan payudara kiri dan kanan secara bergantian tiap kali menyusui. Disamping itu, posisi ibu bisa duduk atau tiduran dengan suasana tenang dan santai. Bayi dipeluk dengan posisi menghadap ibu. Isapan mulut bayi pada puting susu harus baik yaitu sebagian besar areola (bagian hitam sekitar puting) masuk kemulut bayi. Apabila payudara terasa penuh dan bayi belum mengisap secara efektif, sebaiknya ASI dikeluarkan dengan menggunakan tangan yang bersih (Depkes RI, 2005).
Keadaan gizi ibu yang baik selama hamil dan menyusui serta persiapan psikologi selama kehamilan akan menunjang keberhasilan menyusui. Seorang ibu yang menyusui harus menjaga ketenangan pikiran, menghindari kelelahan, membuang rasa khawatir yang berlebihan dan percaya diri bahwa ASI-nya mencukupi untuk kebutuhan bayi (Depkes RI, 1996).
Masalah Pemberian ASI
Kegagalan pemberian ASI eksklusif akan menyebabkan kekurangan jumlah sel otak sebanyak 15% – 20%, sehingga menghambat perkembangan kecerdasan bayi pada tahap selanjutnya. Pada umur 4 – 6 bulan (masa transisi), bayi terus minum ASI dan mulai diperkenalkan dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI berbentuk lumat atau setengah cair. Pada umur 6 – 9 bulan, kuantitas dan kualitas MP-ASI perlu diperhatikan.MP-ASI diberikan sesuai dengan umur bayi, minimal diberikan 3 kali sehari. Porsi MP-ASI setiap kali makan yaitu pada umur 6 bulan minimal 6 sendok makan. Pada umur 7 bulan minimal 7 sendok makan. Pada umur 8 – 9 bulan berturut-turut berikan 8 dan 9 sendok makan (Depkes RI, 2005).
Sejak umur 10 bulan, makanan keluarga perlu diperkenalkan kepada bayi agar pada saat umur 12 bulan, bayi sudah dapat makan bersama keluarga. Porsi makan anak 12 bulan kira-kira separuh dari porsi orang dewasa. Pemberian ASI tetap diberikan sampai bayi berumur 2 tahun. Makanan selingan yang bergizi (bubur kacang hijau, biskuit, pepaya dan jeruk) perlu diberikan. Pada umur 24 bulan, secara bertahap anak perlu disapih antara lain dengan menjarangkan waktu menyusui (Depkes RI, 1996).
Apabila ibu menghadapi masalah grafik pertubuhan bayi tidak sesuai KMS, puting lecet, payudara bengkak, puting terbenam dan lain-lain dianjurkan menghubungi petugas kesehatan, bidan, klinik laktasi di Rumah Sakit Sayang Bayi (RSSB) atau Kelompok Pendudkung ASI (KPA). Bagi ibu pekerja dianjukan untuk tetap menyusui sebelum dan sesudah bekerja (Depkes RI, 1996).
Cara ASI Melindungi terhadap Infeksi
Bayi yang disusui lebih sedikit terkena diare bila dibandingkan dengan bayi yang diberikan makanan buatan. Bayi tersebut juga lebih sedikit menderita infeksi saluran pernafasan dan telinga tengah. Bayi yang diberi ASI akan menderita infeksi lebih sedikit, karena:
  1. ASI bersih dan bebas bakteri sehingga tidak membuat bayi sakit.
  2. ASI mengandung antibodi atau zat kekebalan immunoglobulin terhadap banyak infeksi. Hal ini akan membantu melindungi bayi terhadap infeksi sampai bayi bisa membuat antibodinya sendiri.
  3. ASI mengandung sel darah putih atau leukosit hidup yang membantu memerangi infeksi.
  4. ASI mengandung zat yang disebut faktor bifidus yang membantu bakteria khusus yaitu laktobacillus bifidus, tumbuh dalam usus halus bayi. laktobacillus bifidus mencegah bakteria berbahaya lainnya tumbuh dan menyebabkan diare.
  5. ASI mengandung laktoferin yang mengikat zat besi. Hal ini mencegah pertumbuhan beberapa bakteria berbahaya yang memerlukan zat besi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال