Perkembangan Sosial Bayi

Perkembangan sosial pada masa bayi merupakan hal yang sulit untuk di amati. Hal ini disebabkan, karena kita belum terlalu mengenal rekasi-reaksi emosional bayi yang di perlihatkan sebagai tanda bahwa dia merespon sebuah tindakan. Tetapi sebenarnya perkembangan sosial dengan orang lain sudah dimulai sejak masa bayi dengan cara yang sangat sederhana.
Pada tahun pertama kehidupan, perkembangan sosial bayi sangat terbatas, yang utama dengan ibu dan pengasuhnya. Perkembangan sosial tersebut dilakukan dengan pandangan, pendengaran dan bau badan. Kepedulian terhadap lingkungan hampir tidak ada, sehingga apabila kebutuhannya sudah terpenuhi anak tidak peduli lagi terhadap lingkungan.
Reaksi Sosial Bayi Terhadap Orang Dewasa
Pada masa bayi ini bayi senang sekali bila diajak berhubungan atau berteman oleh orang lain, misalnya diajak berbicara, bermain dan sebagainya. Makin besar anak makin membutuhkan tidak hanya kontak fisik namun juga kontak psikis. Kontak fisik dapat diwujudkan dengan menggendong, menggandeng, mengelus rambut, mencium, memandikan. Sedangkan kontak psikis dapat berupa pemberian perhatian, kasih sayang, dorongan.
Beberapa perilaku lazim yang sering muncul pada masa bayi antara lain:
  1. Imitasi (peniruan), yakni bayi senang sekali meniru tingkah laku atau sikap orang-orang dewasa yang ada disekitarnya, misalnya menirukan orang tertawa, tersenyum, tepuk tangan dan sebagainya.
  2. Shyness (perasaan malu), yakni pada masa ini anak mudah sekali merasa alu atau takut terhadap orang-orang yang belum dikenalnya. Akan tetapi sebaliknya anak menjadi tidak mudah takut atau malu setelah dapat mengenal lebih terhadap orang tersebut.
  3. Dependency (ketergantungan), yakni anak tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
  4. Acceptance or the authority, menerima kekuatan atau kekuasaan yang melebihi dirinya yang ada diluar dirinya.
  5. Rivalry (persaingan dan resistant behavior). Resistant behavior bertujuan untuk menunjukkan kekuatan.
  6. Attention seeking (perhatian akan sesuatu). Pada masa ini timbul niat atau kemauan anak untuk mengenal lebih lanjut atas apa yang dilihatnya, misalnya bermain-main dengan jenggot anaknya.
  7. Cooperation behavior, manifestasi tingkah laku dapat diwujudkan dalam bentuk bermain bersama-sama temannya, bergurau dengan temannya, tergaul dan ergabung dengan teman-temannya.
Bayi membutuhkan perawatan dan pemberian kasih sayang, lingkungan perlu memberikan rangsangan motorik yang kontinyu untuk membantu perkembangan motorik. Pemaksaan dan reaksi orang dewasa yang menolak dapat mengakibatkan kemunduran, anak akan menjadi takut dan tidak bahagia. Pemberian afeksi bagi bayi lebih dipentingkan dilakukan untuk menunjang perkembangan sosial yang sehat daripada terus memaksa bayi melakukan sesuatu perilaku yang tidak mungkin dilakukan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال