Pengaruh Aspek Kecakapan dalam Belajar

Pengaruh aspek kecakapan (ability/kemampuan) dalam belajar sangat menentukan. Perbedaan dalam aspek kecakapan, nampak pada diri seseorang untuk dapat bertindak secara cepat (waktunya singkat) dan tepat (hasilnya sesuai dengan harapan) dan dengan mudah tanpa menghadapi banyak hambatan maupun kesulitan.
Berdasarkan cepat-lambatnya atau tepat-tidaknya dalam bertindak, siswa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
  1. Ada siswa yang cepat dan tepat dalam bertindak, penuh kemudahan.
  2. Ada siswa yang cepat, tetapi tidak tepat.
  3. Ada siswa yang tidak cepat tetapi tepat.
  4. Ada siswa yang tidak cepat dan tidak tepat, bahkan banyak kesulitan dan hambatan.
Masalah cepat dan tepatnya seseorang dalam bertindak ini lazimnya disebut orang yang cakap. Dalam bidang psikologi, orang yang cakap disebut orang yang berperilaku inteligen. Pengertian perilaku intelegen ada kaitannya dengan konsep intelegensi. Intelegensi adalah kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah dalam segala situasi. Seseorang yang memiliki kecakapan tertentu bukan semata-mata karena kelahirannya saja melainkan juga karena perkembangan dan pengalamannya.
Kecakapan individu atau yang sering disebut abilitas (ability), dapat dibedakan menjadi:
Kecakapan nyata aktual (actual ability)
Kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan pada setiap saat, karena merupakan hasil usaha belajar yang telah dijalaninya (prestasi belajar).
Kecakapan potensi (potensial ability)
Kecakapan yang masih terpendam dalam diri seseorang, yang bersifat laten dan diperoleh melalui keturunan (pembawaan) yang meliputi abilitas dasar umum (general, intelegence) dan abilitas dasar khusus dalam bidang tertentu (bakat, talent, aptitudes). Kedua macam kecakapan potensi ini dapat dideteksi dengan cara mengidentifikasi perilakunya.
Menurut Witherington, manifestasi dari indikator perilaku inteligen adalah:
  1. Kecakapan dalam menggunakan bilangan.
  2. Ketepatan menggunakan bahasa.
  3. Kecepatan dalam persepsi.
  4. Kecakapan dalam mengingat.
  5. Kecakapan dalam memahami hubungan.
  6. Berimajinasi.
Dengan mengetahui indikator-indikator perilaku inteligen tersebut, para ahli telah mengembangkan alat ukur yang telah dibakukan (standardized test) baik untuk kecakapan dasar umum (general intelegence test) maupun kecakapan dasar khusus (aptitude test).
Kecakapan dasar umum dikategorikan sebagai berikut:
  1. Orang yang superior atau genius --- orang yang dapat bertindak jauh lebih cepat, tepat dan penuh kemudahan.
  2. Orang normal --- orang yang bertindak biasa-biasa saja kecepatan maupun ketepatannya, seperti yang tampak pada sebagian besar orang menurut batasan-batasan waktu dan tingkat kesukaran yang telah ditetapkan.
  3. Orang sub normal atau mentally defective atau mentally retarded --- orang yang jauh lebih lambat kecepatannya dan jauh tidak tepat serta lebih banyak mengalami kesulitan.
Kecakapan dasar khusus dikategorikan sebagai berikut:
  1. Bidang bilangan (numerical abilities).
  2. Bidang bahasa (verbal abilities).
  3. Bidang hubungan sosial (social abilities).
  4. Bidang gerak motorik (motorical abilities).
Dari uraian di atas, menunjukkan bahwa perbedaan dari segi kecakapan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal ini tampak, meskipun guru sudah bersungguh-sungguh dalam mengajar tetapi siswa tidak dapat memperoleh prestasi yang optimal karena perbedaan pada kecakapan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال