Karakteristik Pelaku Bullying

Rigby (2002; dalam Anesty, 2009) mengidentifikasi karakteristik fisik dan karakteristik mental dari pelaku bullying. Pelaku bullying merupakan agresor, provokator dan inisiator situasi bullying. Si pelaku umumnya siswa yang memiliki fisik besar dan kuat, namun tidak jarang juga ia bertubuh kecil atau sedang namun memiliki dominasi psikologis yang besar di kalangan teman-temannya dikarenakan faktor status sosial atau kedudukan. Pelaku bullying biasanya mengincar anak yang secara penampilan fisik terlihat berbeda dari dirinya atau orang kebanyakan misalnya yang memiliki warna rambut alami yang mencolok, berkacamata, terlalu kurus, terlalu gemuk atau bahkan yang memiliki cacat fisik.
Karakteristik mental pelaku bullying dipengaruhi oleh aspek kognitif, afektif dan behavioral dalam diri si pelaku itu sendiri.
Pada aspek kognitif, Rigby (2002; dalam Anesty, 2009) mengemukakan beberapa karakteristik pelaku bullying atau bully, yakni:
  1. Kurang pemahaman akan apa yang dikatakan orang lain
  2. Sering memunculkan dugaan yang salah
  3. Memiliki memori yang selektif
  4. Paranoid
  5. Kurang dalam hal insight
  6. Sangat pencuriga
  7. Terlihat cerdas namun penampilan sebenarnya tidak demikian
  8. Tidak kreatif
  9. Kesal terhadap perbedaan minor
  10. Kebutuhan impulsif untuk mengontrol orang lain
  11. Tidak dapat belajar dari pengalaman
Rigby (2002; dalam Anesty, 2009) menguraikan juga beberapa karakteristik pelaku bullying, diantaranya:
  1. Tidak matang secara emosional
  2. Tidak mampu menjalin hubungan akrab
  3. Kurang kepedulian terhadap orang lain
  4. Moody dan tidak konsisten
  5. Mudah marah dan impulsive
  6. Tidak memiliki rasa bersalah atau menyesal
Karakteristik perilaku bullying juga terangkum dari apa yang dinyatakan Batsche & Knoff (1994 dalam Banks, 1997) dan Olweus (1993; dalam Anesty, 2009) yakni, kurang empati (have a lack of emphaty and compassion), interpersonal skill buruk (poor interpersonal skill), tidak terampil dalam anger manajemen (have a trouble in anger management or anger resolution), kendali diri lemah (have bad self control), kurang bertanggung jawab (refusal to accept responsibility for his/her behavior) dan memiliki pola perilaku impulsif agresif (have a greater than average impulsive aggressive behavior patterns).
Duncan (2005; dalam Anesty, 2009) mendukung pernyataan tersebut dengan menuliskan sejumlah karakteristik pelaku bullying dalam daftar ciri-ciri bully, yakni sebagai berikut:
  1. Melakukan perilaku agresif berulang
  2. Berpikiran positif terhadap penggunaan kekerasan
  3. Kurang kasih sayang dalam suatu hubungan
  4. Mengalami kebingungan dalam diri
  5. Mengembangkan pola perilaku impulsif
  6. Menggantikan/menyalurkan kemarahan pada orang lain
  7. Beralih dari korban menjadi pelaku
  8. Dianggap lebih dominan dari korban
  9. Agresif, merasa tidak aman dan cemas
  10. Anti-sosial dan terisolir
  11. Memiliki/memendam rasa kebencian dan frustasi
  12. Memiliki pandangan diri (self views) positif yang tidak realistis
  13. Tidak mampu menyesuaikan terhadap pengharapan baru/kurang jelas
  14. Menunjukkan ketidaknyamanan sosial dan kebingungan
  15. Seringkali tidak sadar dan tidak peduli terhadap rasa dendam korbannya
  16. Diasingkan dan terisolasi dari kehidupan sekolah dan teman sebaya
  17. Memandang sekolah sebagai sesuatu yang tidak bermakna
  18. Memiliki pola perilaku dan sejarah bertindak kejam terhadap binatang
  19. Memiliki pola perilaku pembuat onar
  20. Kurang toleransi terhadap frustasi
  21. Suka membanggakan diri dan kurang memahami kebutuhan orang lain
  22. Kurang memiliki empati dan rasa iba
  23. Kebutuhan yang berlebihan akan kekuasaan dan superioritas
  24. Kebutuhan yang berlebih akan perhatian (haus perhatian)
  25. Mengeksternalisasikan kesalahan
  26. Bermasalah dalam resolusi amarah (anger resolution)
  27. Tidak toleran, berprasangka, dan membeda-bedakan orang lain
  28. Humor yang tidak pantas, sarkastik, dan menyakitkan hati.
  29. Melontarkan ejekan, olok-olok yang mencela, meremehkan dan menghina/mempermalukan
  30. Lebih memilih kelompok sosial yang tertutup
  31. Mengendalikan suatu perkumpulan social teman sebaya
  32. Kaku dan berpendirian keras (dogmatis)
  33. Agresif secara seksual
  34. Kurang memiliki sensitivitas terhadap gender dan budaya
  35. Mengalami kekosongan atau kehampaan spiritual
  36. Seringkali berpikiran negatif dan irrasional
  37. Menggunakan obat-obatan terlarang
  38. Melakukan tindakan yang beresiko
  39. Sikap menantang dan merusak (destruktif)
  40. Kurang memiliki ketabahan
Di Indonesia, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahma Nuraini (2008:78) ditemukan beberapa karakteristik pelaku bullying yakni:
  1. Suka mendominasi orang lain
  2. Suka memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan
  3. Sulit melihat situasi dari sudut pandang orang lain
  4. Hanya peduli pada kebutuhan dan kesenangan mereka sendiri
  5. Cenderung melukai anak-anak lain ketika tidak ada orang dewasa di sekitar mereka
  6. Memandang rekan yang lebih lemah sebagai mangsa
  7. Menggunakan kesalahan kritikan dan tuduhan-tuduhan yang keliru untuk memproyeksikan ketidakcakapan mereka kepada targetnya
  8. Tidak mau bertanggung jawab atas tindakannya
  9. Tidak memiliki pandangan terhadap masa depan, yaitu tidak mampu memikirkan konsekuensi dari tindakan yang mereka lakukan
  10. Haus perhatian.

2 Komentar

  1. saya sangat senang membaca blog ini semoga semua orangtua smakin membuka mata terhadap apa yg terjadi pd anak dan lingkunganya dan harus menjaga anak naknya dr prilaku bullying yg hampir setiap saat terjadi. dan semoga anak@ yg memiliki prilaku menyimpang dapat ditangani dgn cepat dan tepat. trims
    Rini Yulianti




    BalasHapus
  2. boleh minta daftar pustakanya ga ka?

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال