Usia Lanjut dan Post Power Syndrome

Usia lanjut adalah usia dimana kekuatan fisik mulai menurun. Usia ini diperkirakan berkisar diatas 60 tahun. Menurut teori Erick Erickson, usia ini adalah usia dimana kepribadian memasuki tahapan Integritas versus Keputusasaan. Tahap ini adalah usia senja yang diduduki oleh orang-orang yang berusia sekitar 60 atau 65 ke atas. Masa hari tua (Senescence) ditandai adanya kecenderungan ego integrity – despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.

Jika kepribadian pada perkembangan sebelumnya berkembang dengan baik, maka akan terintegrasi pada tahap ini. Sebaliknya, jika pada tahap ini kepribadian belum bisa terintegrasi, maka hasilnya adalah keputusasaan, rasa tidak berguna, dan diperparah dengan kondisi fisik yang terus menurun. Ini dapat membuat seorang lansia depresi, dan putus asa dengan hidupnya. Terkadang, lansia yang depresi berat bahkan bisa muncul ide-ide bunuh diri, agresif dan lain-lain.

Post power syndrome adalah kehilangan kekuasaan atau bayangan kekuasaan yang pernah dimilikinya dimasa lalu (sewaktu masih muda dan kuat). Bayangan dan ingatan masa lalu itu bisa berupa jabatan, kekayaan, ketampanan/kecantikan, kecerdasan, dan sebagainya, yang merupakan kebanggan masa lalu, yang memberikan efek positif dalam hidup seseorang. Bayangan masa lalu ini di bandingkan dengan keadaan yang sekarang, tidak punya apa-apa, tidak kuat lagi, tidak menarik secara fisik, tidak punya kekuasaan, merasa tidak diperhatikan, kesepian dan lain-lain.

Gejala-gejala seorang lansia yang mengalami post power syndrome adalah sebagai berikut:

  • Gangguan fisik: tampak layu, terlihat lebih tua, dan sakit-sakitan.
  • Ganggguan emosional: mudah tersinggung, pemurung, cenderung menarik diri, tidak suka dibantah.
  • Gangguan perilaku: pendiam atau sebaliknya senang bercerita tentang kehebatan dirinya dimasa lalu, senang menyerang pendapat orang, tidak mau kalah, dan bisa menunjukkan kemarahan dirumah ataupun ditempat umum.

Tetapi, tidak semua lansia mengalami post power syndrome. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, mengambil teori dari Erick Erickson, biasanya lansia yang memiliki kepribadian terintegrasi akan menikmati masa tuanya dengan penuh ketenangan, senang, dan menunjukkan kepribadian yang lebih positif. Mungkin pribadi inilah yang biasa disebut dalam mitos-mitos budaya, bahwa “tambah tua, tambah bijak”. Kepribadian yang terintegrasi akan membuat pribadi yang sehat dan bijaksana.

Referensi:

Semiun, Yustinus. 2007. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Kanisius

Santoso, Agus. 2008. Peran Serta Keluarga pada Lansia yang Mengalami Post Power Syndrome. Media Ners 1 – 44.

1 Komentar

  1. ooo jdi mirip penurunan status sosial ya bsa mmbuat pra lnsia mrna hrga drinya rendah.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال