Berniat Cari Uang, Malah di Mintai Uang, Gila...!!!

Hari ini, Jum’at 27 April 2012 adalah pengalaman terpahit dan paling menyakitkan. Bagaimana tidak, bernat cari uang, eh malah dimintai uang. Jika yang meminta uang adalah pengemis, tidaklah jadi masalah, dan itulah adalah program rutin, hitung-hitung memperlancar rezeki. Tetapi jika yang meminta uang adalah orang yang sebetulnya tidak layak menerima, betapa kesalnya kita. Apalagi yang meminta adalah seorang pria berdasi, bertitel, dan di koordinir pula oleh sebuah perusahaan. “Ini adalah penipuan tingkat tinggi, penipuan terorganisir”.

Sebuah perusahaan yang katanya bergerak di bidang ekspor impor, membuat saya tergerak untuk melamar. Saya berpikir, jika perusahaan ini bergerak di ekspor impor, tentunya punya cabang dimana-mana. Dan betul, perusahaan ini punya cabang dimana-mana. Saya pun di panggil untuk interview melalui SMS. Yang membuat saya ragu adalah, biasanya pemberitahuan untuk interview hanya sekali saja sudah cukup, tetapi ini berkali-kali, saya hitung sekitar 5 kali SMS dengan info yang sama.

Keraguan berlanjut ketika saya melihat kondisi gedung perusahaan dan tata kelola manajemen dalam melakukan interview. Maklum, saya adalah sarjana psikologi yang biasa melakukan interviewer para pelamar kerja atau interviewer untuk tujuan tes psikologi. Biasanya, dalam interview, ada standar nilai yang harus disampaikan pada interviewe. Tapi yang ini berbeda sama sekali, bahkan akhirnya saya dimintai uang untuk biaya pelatihan. Dari sinilah awalnya penipuan terjadi.

Dalam manajemen perusahaan yang sehat, seseorang yang sudah diterima sebagai pegawai/karyawan disebuah perusahaan, biaya pelatihan/training tidak dibebankan pada pegawai/karyawan baru, tetapi itu adalah tanggungjawab managemen. Tapi ini berbeda, karyawan baru dimintai biaya training. Sebenarnya disini saya sempat ragu, tetapi setelah beberapa menit wawancara, ada pegawai disitu yang kebetulan satu kampung menghampiri saya. Memperkenalkan diri, dan bahkan dia memberi tahu bahwa pemilik dan direktur utama dari perusahaan ini adalah orangnya sekampung dengan saya. Saya yakin, karena dia bisa berbahasa daerah. Keragu-raguan pun berangsur sirna, awal dari penderitaan.

Tak tanggung-tanggung, biaya training yang harus disetor adalah Rp 550.000,-. Karena keraguan sudah jauh dari pikiran (dalam pikiran saya, tidak mungkin orang sekampung akan menipu), sehingga tidak memikirkan angka itu. Saya pun menyerahkan ATM saya yang tidak seberapa isinya, apalagi kalau dikurangi biaya training di atas, pasti harus minjam dulu untuk menyambung hidup bulan ini. tapi tidak apa-apa ini adalah resiko pekerjaan.

Proses pun berlanjut. Saya diminta menandatangani kontrak kerja. Yang membuat keraguan muncul kembali sewaktu menager memberikan penjelasan tentang pekerjaan, gaji dan lain-lain. Saya minta dijelaskan dulu job description diperjelas sebeum saya menandatangai kontrak, tapi malah manager tersebut banyak dalih, katanya, orang baru (sekitar tiga bulan) statusnya bukan karyawan, tetapi mitra perusahaan. Aneh, ini istilah yang baru saya dengar dalam perekrutan karyawan. Biasanya, memang sekitar tuga bulan itu adalah masa probation (masa percobaan), bukannya mitra. Tetapi saya berpikir lagi, yang punya kan sekampung saya, jika ada masalah bisa saya minta bantu. Saya tandatangani aja kontrak kerja itu. Dan hari itu pun saya diminta untuk ikut training.

Saya tanya, berapa hari trainingnya? Katanya hanya satu hari, dari jam 09.00 sampai 11.00 (hanya tiga jam). Dari sini pula saya berpikir keras. Dengan hanya satu hari (3 jam) training, membayar Rp 550.000,- ini tidak masuk akal. Tapi apa mau dikata, uang sudah saya setor. Sayapun ikut training. Saya banyak bertanya pada sesi training ini, dan kayaknya lebih banyak pertanyaan saya daripada materi itu sendiri. Mungkin karena latar saya adalah orang organisasi, sehingga tahu betul, bahwa perusahaan ini adalah perusahaan akal-akalan, penipuan tingkat tinggi. Banyak pertanyaan yang menggantung, dan banyak jawaban yang tidak tepat sasaran yang diberikan oleh trainer. Karena saya tidak mau menjatuhkan dia didepan peserta, saya minta dilanjutkan saja training ini, dan sayapun tidak pernah bertanya lagi, karena saya sudah menyimpulkan perusahaan ini tidak benar, perusahaan penipu.

Selesai training saya dipanggil secara khusus masuk diruangan untuk ngobrol-ngobrol sebentar. Katanya itu perintah dari direktur, karena dia melihat aplikasi lamaran saya, sama-sama orang Makassar, makanya diberikan perhatian khusus. Saya berterima kasih atas perhatian itu, tetapi kesimpulan saya sudah bulat, dan tidak berubah bahwa perusahaan ini adalah perusahaan penipuan. Saya diminta untuk masuk kerja langsung esoknya (28 April 2012) di kantor pusatnya, padahal sebelumnya saya minta di salah satu cabang di Jakarta Utara, karena lebih dekat dengan tempat tinggal saya yang sekarang.

Yang menjadi pertanyaan pada diri saya adalah, apakah saya harus masuk pada manajemen perusahaan penipuan ini, hitung-hitung untuk mengambalikan uang saya yang Rp 550.000 atau mengikhlaskan saja uang tersebut? Karena hati nurani gak bisa dibohongi, biarkanlah uang itu raib, daripada mendapatkannya kembali dari korban baru. Jangan-jangan korban baru itu lebih menderita lagi dari saya.

Hati tergerak untuk menulis artikel ini, agar jangan sampai ada lagi yang menjadi korban penipuan. Berniat cari kerja, malah dimintai uang. Lowongan kerja memang sangat banyak dicari orang, tetapi ada juga sebagian orang memamfaatkan situasi ini untuk mendapatkan keuntungan sesaat, penipuan.

Saya minta kepada teman-teman, sobat-sobat dan saudara-saudara dalam mencari lowongan pekerjaan, lihat dulu secara gamblang seluk beluk perusahaan itu. Jangan sampai tertipu. Biarlah orang yang sudah tertipu menjadi korban terakhir, jangan sampai anda menyerahkan diri pada penipu-penipu ulung tersebut.

Saya tidak menyebutkan nama perusahaan penipu tersebut di sini, karena perusahaan ini setahu saya setelah mencari informasi dimana-mana selalu ganti-ganti nama, dan mempunyai beberapa cabang. Di Jakarta saja, saya dapat informasi mempunyai empat cabang, dan beberapa cabang lagi diluar Jakarta, sekitar 90 cabang lebih, tersebar dibeberapa kota di Indonesia. Makanya, siapapun yang membaca artikel ini, mohon berhati-hati. Jika mau info selanjutnya mengenai perusahaan itu, silahkan hubungi saya secara pribadi di e-mail psychologymania@gmail.com.

Sekian dan terimah kasih, semoga saya yang menjadi korban terakhir, bukan anda…!!!

186 Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال