Tuna Gragita dan Tuna Daksa

Selama hidup manusia tidak pernah statis, manusia selalu mengalami perubahan.Perubahan yang dialami manusia merupakan integrasi dari perubahan struktur dan fungsi, karena itu perubahan ini tergantung pada hal-hal yang dialami sebelumnya dan mempengaruhi hal-hal yang terjadi sesudahnya.
Perkembangan anak merupakan hasil proses pematangan dan hasil proses belajar sebagai hasil dari usaha dan latihan yang dilakukannya.Perkembangan tersebut meliputi perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan emosi, perkembangan social dan tingkah laku social dan perkembangan kepribadian dimana keseluruhan perkembangan itu juga dipengaruhi oleh diri pribadi anak, orang tua dan lingkungan yang ada disekitar anak tersebut.
Namun, hal tersebut tidak berkembang secara sempurna bagi anak-anak yang terlahir secara “istimewa”.Anak-anak “istimewa” tersebut tidak dapat melewati keseleruhan tahap perkembangan secara baik , mereka mengalami hambatan dalam berbagai hal.Anak-anak tersebut membutuhkan bantuan-bantuan dan perlakuan- perlakuan “khusus” sesuai dengan kebutuhan yang mereka perlukan.Secara umum mereka tidak dapat melakukan segala sesuatu dengan “benar” dan mandiri, mereka membutuhkan pengarahan dan bimbingan untuk membantu dalam pembentukan diri yang positif, kematangan, proses perkembangan pribadi, intelektual, proses dan tingkah laku social, dll.
Pada makalah ini. Penulis hanya akan membahas anak-anak “istimewa” yang termasuk dalam anak-anak Tunagrahita dan Tunadaksa.Dimana anak-anak tersebut mengalami hambatan dalam bidang kemampuan intelektual dan penyesuaian diri secara social ( Tunagrahita) dan mengalami hambatan akibat keterbatasan fisik yang mereka punya ( Tunadaksa ).
A. ANAK TUNAGRAHITA
Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata atau disebut juga retardasi mental, dimana hal itu juga menjelaskan bahwa hal tersebut ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi social.Keterbatasan kecerdasannya menyebabkan dirinya sukar untuk mengikuti program pendidikan di sekolah biasa secara klasikal, oleh karena itu, anak terbelakang mental membutuhkan layanan pendidikan khusus
Menurut AAMD ( American Association of Mental Deficiency ) mengemukakan bahwa keterbelakangan mental menunjukkan fungsi intelektual dibawah rata-rata secara jelas dengan disertai ketidakmampuan dalam penyusuaian perilaku dan terjadi pada masa perkembangan.
Tunagrahita atau terbelakang mental merupakan kondisi dimana perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal.Ada beberapa karakteristik umum tunagrahita, yaitu :
  • Keterbatasan intelegensi
Kapasitas belajar anak tunagrahita terutama yang bersifat abstrak seperti belajar dan berhitung, menulis dan membaca juga terbats.Kemampuan belajarnya cenderung tanpa pengertian atau cenderung belajar dengan membeo.
  • Keterbatsan social
Anak tunagrahita mengalami hambatan dalam mengurus diri sendiri dalam masyarakat, oelh karena tiu mereka membutuhkan bantuan.anak tunagrahita cenderung berteman dengan anak yang lebih muda usianya, ketergantungan terhadap orang tua sangat besar, tidak mamou memikul tanggung jawab social dengan bijaksana, sehingga mereka harus selalu dibimbing dan diawasi.Mereka juga mudah dipengaruhi dan cenderung melakukan sesuatau tanpa memikirkan akiatnya.
  • Keterbatasan fungsi mental lainnya
Anak tunagrahita memerlukan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan reaksi pada situasi yang baru dikenalnya.mereka memperlihatkan reaksi terbaiknya bila mengikuti hal-hal yang rutin dan secara konsisten dialaminya.anak tunagrahita tidak dapat mengahadapi sesuatu kegiatan atau tugas dalam jangka waktu yang lama..Ia memiliki keterbatasn dalam penguasaan bahasa, bukannya mengalami kerusakan artikulasi tetapi karena pusat pengolahan pengindraan katanya kurang berfungsi, mereka membutuhkan kata-kata konkret yang sering didengarnya.Latihan sederhana seperti mengejakan konsep-Konsep perlu pendekatan yang lebih real dan konkret ( misalnya : panjang dan pendek)
KRITERIA RETARDASI MENTAL
Memiliki fungsi intelektual yang dibawah rata-rata,yang disertai kekurangan dalam fungsi penyesuaian dan terjadi sebelum usia 18 tahun.
  1. Nilai Tes IQ <>
  2. Fungsi penyesuaian, kurang dalam hal keterampilan merawat diri,keterampilan social,dan mengarahkan diri (self directed)
KLASIFIKASI ATAU KATEGORI RETARDASI MENTAL
Berdasarkan pada taraf intelegensi tang diukur oleh tes Stanford binet dan skala Wescheler ( WISC).
1. Kategori ringan (Moron atau Debil)
· IQ = 50-55 sampai 70
· IQ 68 – 52, Tes Binet dan IQ 69 – 55 , Tes WISC
· Umumnya tidak mengalami gangguan fisik.
· Sulit dibedakan dari anak normal sampai mereka memasuki bangku sekolah (sulit mengikuti pelajaran layaknya anak normal/mengulang di kelas yang sama )
· Masih dapat belajar membaca, menulis dan berhitung sederhana.
· Dapat dididik menjadi tenaga kerja semi skilled seperti pekerjaan laundry, pertanan, peternakan, dll.
· Tidak mampu melakukan penyesuaian social secara independen, saat dewasa dapat merawat diri,dapat dilatih keterampilan tertentu,menikah dan memiliki anak dan bekerja.
· Umumnya berasal dari keluarga yang memiliki pendidikan formal,inteligensi,dan level sosial ekonomi yang rendah.
2. Kategori sedang (imbesil)
  • IQ = 35-40 samapai 50-55
  • IQ 51 – 36 , Tes binet dan IQ 54- 40 , TEs WISC
  • Sering ditemukan penderita mengalami kerusakan otak dan penyakit lain.
  • Ada kemungkinan mengalami disfungsi syaraf yang mengganggu keterampilan motorik.
  • Dapat dideteksi sejak bayi atau kanak-kanak awal karena koordinasi sensori motorik yang jelek dan selalu lambat perkembangan keterampilan verbal dan social.
  • Dapat dididik mengurus diri, meluindungi diri dari bahaya, dll.
  • Tidak dapat belajar secara akademik
  • Terdapat dihampir semua kelompok social ekonomi
  • Pada masa kanak-kanak dapat mengikuti kelas khusus yang lebih menekankan perkembangan keterampilan merawat diri.
  • Dapat bekerja,meskipun dengan keterampilan terbatas,dan di lingkungan tertentu saja serta ditempat terlindung.
  • Banyak yang hidup sangat tergantung pada keluarga dan kelompok khusus dengan bimbingan yang khusus pula.
3. Kategori berat (severe)
  • IQ = 20-25 sampai 35-45
  • IQ 32 – 20 , skala Binet dan IQ 39 – 25 , tes WISC
  • Memiliki abnormalitas fisik bawaan dan control sensori motor terbatas
  • Penyebab antara lain kurang oksigen pada saat lahir atau gangguan genetic
  • Sebagian besar penderita perlu perawatan dan bimbingan yang konstan.
  • Perlu latihan yang cukup lama untuk berbicara dan memperhatikan kebutuhan dasarnya.
  • Latihan perawatan diri diberikan di kelas khusus dengan porsi yang dilebihkan
  • Sebagai orang dewasa, penderita bisa menunjukkan kemarahan,meskipun hanya dapat bercakap-cakap mengenai hal yang kongkrit
  • Sulit untuk mandiri,dapat mengerjakan tugas sederhana,mudah lelah
4. Kategori sangat berat (profound)
  • IQ = dibawah 20-25
  • IQ dibawah 19 , tes Binet dan IQ dibawah 24, tes WISC
  • Perlu bimbingan penuh dan seringkali memerlukan perawatan seluruh aspek kehidupan
  • Banyak di antara penderita yang memiliki cacat fisik dan kerusakan syaraf
  • Angka kematian pada masa kanak-kanak cukup tinggi
CIRI-CIRI RETARDASI MENTAL :
1. Kekurangan dalam hal keterampilan adaptif.
Seperti, keterampilan komunikasi, social, akademik, sensori motor, menolong diri dan kerja.
2. Kekurangan dalam kemampuan kognitif umum.
Seperti : perhatian terhadap stimulus, kekurangan dalam memori jangka pendek, kecepatan memproses informasi, fungsi pelaksanaan dan fungsi control bahasa.
KETERAMPILAN DAN PERKEMBANGAN ANAK TUNGRAHITA DALAM BERBAGAI HAL
A. Keterampilan Komunikasi
  • Penderita kategori ringan memerlukan lebih sedikit dukungan,sementara yang lebih berat mungkin perlu waktu beberapa tahun latihan bahasa yang intensif untuk dapat mengungkapkan kebutuhan dan perasaannya.
B. Keterampilan Sosial
  • Hal yang biasa bila penderita kategori ringan mengalami kesulitan untuk membuat dan menjaga pertemanan.
  • Penderita yang lebih berat menunjukkan sedikit kesadaran terhadap kebiasaan social. Namun mereka masih memiliki kemampuan dalam beberapa perilaku social,meskipun melalui komunikasi non verbal.
  • Kekurangan dalam ekspresi social bukan berarti mereka tidak bereaksi,bahkan sebetulnya lebih apa yang dirasakan lebih kuat dari pada yang terlihat.
C. Keterampilan Akademik (kognitif)
  • Penderita retardasi mental mengalami kesulitan dalam hal membaca,menulis,dan matematika. Namun mereka masih bisa melakukan hitungan sederhana agar dapat berbelanja,serta membaca buku sederhana.
  • Mereka juga mampu mempelajari rambu-rambu atau tulisan dijalan dan pertokoan,dan juga mampu menggunakan kalkulator.
D. Keterampilan Sensorimotor
  • Tidak selalu berkorelasi dengan tingakat retardasi mental
  • Banyak anak dengan retardasi mental berat dan sangat berat mengalami kerusakan sensori motor serius.
E. Keterampilan Menolong diri
  • Keterampilan ini berkaitan dengan aktifitas rutin dalam kehidupan sehari-hari,seperti mandi,berpakaian,makan dan menggunakan telepon
  • Anak dengan kategori ringan dan sedang mampu memperoleh berbagai keterampilan merawat diri.
  • Anak dengan kategori berat memerlukan latihan dan bimbingan yang intensif agar dapat merawat diri
F. Keterampilan Kerja
  • Anak kategori ringan dapat diberi keterampilan yang diperlukan untuk menopang hidupnya.
  • Anak dengan kategori sedang juga dapat diberi keterampilan dan mampu melakukan pekerjaan sederhana.
G. Perhatian terhadap stimulus
  • Orang yang mengalami retardasi mental melihat dimensi yang berbeda dari suatu stimulus bila dibandingkan dengan orang normal. Bila di minta untuk menyeleksi dua objek berdasarkan satu atau lebih dimensi khusus,seperti ukuran,warna,dan bentuk,anak retardasi mental lebih memperhatikan dimensi warna dari pada bentuk dan ukuran.
  • Penderita retardasi mental juga lebih mudah memperhatikan posisi objek dari pada dimensi lainnya.
H. Fungsi Pelaksanaan
  • Anak retardasi mental gagal menggeneralisasikan strategi pada waktu dan latar belakang yang berbeda.
  • Kekurangan dalam fungsi pelaksanaan juga mencakup kekurangan dalam membuat perencanaan,memonitor kemajuan,mengatasi masalah,mengecek hasil untuk menyempurnakan atau mengoreksi.
I. Fungsi Kontrol Bahasa
  • Perilaku anak pertama kali dikendalikan oleh instruksi orang lain,anak belajar mengucapkan kata-kata dan bicara dalam hati
  • Kaitan antara bahasa dan tindakan inilah yang gagal terbentuk pada anak retardasi mental,sehingga menghasilkan kekurangan dalam pengaturan diri.
  • Inner language : aspek bahasa yang pertama kali berkembang, muncul pad usia 6 bulan, membentuk konsep-konsep sederhana, memahami hubungsn-hubunhan dan dapat bermain dengan mainan dalam situasi yang bermakna, tetapi pada anak tubagrahita hal ini tidak berkembang sempurna.
  • Receptive language : berkembang pada usia 8 bulan, anak mulai mengerti perintah, pada usia 4 tahun anak menguasai kemahiran mendengar , proses penerimaan memberikan perluasan kepada system verbal, pada anak tunagrahuta hal ini juga tidak berkembang.
  • Ekspresif Language : berkembnag setelah pemantapan pemahaman, anak tunagrahita tidak bisa menggunakan kalimat majemuk dalam percakapan hanya menggunakan kalimat tunggal, mengalami gangguan artikulasi, kualitas suara, dan ritme.Anak tunagrahita, mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicara dan tidak bisa mengekspresikan diri.
PENYEBAB RETARDASI MENTAL
1. Anomali genetic atau kromosom
  • Down Syndrom, trisotomi pada kromosom 21
  • Fragile X syndrome, malformasi kromosom X,yaitu ketika kromosom X terbelah dua. Mayoritas laki-laki dan sepertiga dari populasi penderita mengalami RM sedang.
  • Recessive gene disease, salah mengarahkan pembentukan enzim sehingga mengganggu proses metabolisme ( pheniyiketonurea )
2. Penyakit infeksi, terutama pada trisemester pertama karena janin belum memiliki system kekebalan dan merupakan saat kritis bagi perkembangan otak
3. Kecelakaan,trauma dikepala
4. Prematuritas
5. Bahan kimia yang berbahaya,keracunan pada ibu berdampak pada janin atau polutan lainnya yang terhirup oleh anak
DAMPAK KETUNAGRAHITAAN
Reaksi orang tua :
1. Perasaan melindungi secara berlebihan
· Proteksi biologis
· Perubahan emosi yang tiba-tiba : menolak kehadiran anak, menolak dengan resionalisasi, merasa berkewajiban untuk memelihara tetapi melakukan tanpa kehangatan, memelihara dengan berlebihan.
2. Perasaan bersalah melahirkan anak berkelainan :
· Merasa ada yang tidak beres dengan keturunan
· Merasa kurang mampu mengasuhnya
3. Kehilangan kepercayaan akan mempunyai anak yang normal
4. Terkejut dan kehilangan kepercayaan diri,kemudian berkonsultasi untuk mendapat berita-berita yang lebih baik
5. Orang tua merasa berdosa.
6. Mereka bingung dan malu,yang mengakibatkan orang tua kurang suka bergaul dengan tetangga dan lebih suka menyendiri.
Adapun saat-saat kritis itu terjadi ketika :
· Pertama kali mengetahui bahwa anaknya cacat.
· Memasuki usia sekolah
· Meninggalkan sekolah
· Orang tua bertambah tua sehingga tidak mampu lagi memelihara anaknya yang cacat.

Ardi al-Maqassary

"Aku melihat, diujung sana, ada setitik cahaya yang terang benderang. Akan kuraih cahaya itu, dan membagikannya kepada seluruh manusia!!!"

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال